Sumpah Pemuda Yang Tak Lekang Oleh Waktu
Oleh: Diva Amanda Putri | PPTI 11 | 2502040966
Bermula dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang berinisiatif mengadakan kongres yang bertujuan menyatukan rasa persatuan dan cinta tanah air antar organisasi pemuda. Kongres tersebut diikuti oleh beberapa kelompok pemuda yang masih membawa identitas masing-masing sukunya. Beberapa kelompok tersebut ada Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi dan Pemuda Pelajar-Pelajar Indonesia. Karena kesadaran akan pentingnya persatuan Indonesia melawan penjajah, tercetuslah suatu ikrar yang menjadi tonggak dalam pergerakan Kemerdekaan Indonesia.
Tepat 94 tahun yang lalu, Sumpah Pemuda dilahirkan pada 28 Oktober 1928 saat Kongres Pemuda II yang menjadikan Sumpah Pemuda identitas Indonesia. Disebut sebagai Identitas Indonesia karena isi dari Sumpah Pemuda yang menegaskan keputusan pemuda saat itu yang bercita-cita mewujudkan tanah air Indonesia, Bangsa Indonesia, bahasa Indonesia yang satu. Isi Sumpah Pemuda mencerminkan keinginan para pemuda saat itu untuk terbebas dari para penjajah dengan cara menyatukan semangat kelompok pemuda yang semula membawa semangat masing-masing kelompok suku menjadi semangat Indonesia yang satu. Dengan persatuan itu, tentu akan lebih mudah mencapai kemerdekaan.
Betapa visionernya para pemuda yang menjadi tokoh dibalik Sumpah Pemuda karena eksistensi Sumpah Pemuda tidak berhenti sampai kemerdekaan Indonesia saja, melainkan sampai saat ini dan tak lekang oleh waktu. Sumpah Pemuda slelau bisa dimaknai oleh siapa saja dan kapan saja. Hal ini karena Indonesia yang terdiri dari beragam suku, budaya, ras, dan agama membuat perpecahan memiliki peluang yang besar untuk hadir. Ancaman perpecahan ini perlu menjadi perhatian khusus setiap insan saat ini agar semangat, perjuangan, kerja keras pemuda pada masa lalu yang dicurahkan melalui Sumpah Pemuda dapat dileburkan menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Apabila semangat Sumpah Pemudadapat diimplementasikan secara nyata dan merata, maka ego pribadi dan kepentingan kelompok akan ditinggalkan dan menjadikannya berada dibawah kepentingan bangsa dan negara. Dengan begitu ruang untuk terjadinya perpecahan akan semakin sempit, sehingga bersama dapat menciptakan prestasi bagi Indonesia dan kesejahteraan Indonesia akan dirasakan oleh setiap pribadi.
Jaman yang semakin maju membuat Sumpah Pemuda perlu dimaknai lebih dalam lagi. Setiap dari kita perlu mengambil peran dalam menggapai cita-cita Sumpah Pemuda yang berharap lepas dari penjajahan. Penjajahan pada masa kini tidak hanya dalam bentuk perpecahan saja. Dampak globalisasi dapat menjadi penjajah bagi masyarakat Indonesia dan salah satunya adalah kekalahan Indonesia yang dirasakan dalam hal budaya, sehingga diharapkan setiap masyarakat mampu dan dengan sadar mengapresiasi setiap budaya, peninggalan, produk yang dimiliki dan bersumber dari Indonesia. Oleh karena itu, setiap tanggal 28 Oktober dijadikan momentum semangat Sumpah Pemuda yang menjadi pengingat untuk memprioritaskan semangat mencapai kemenangan Indonesia.