Makna Sumpah Pemuda di Generasi Saat Ini

Oleh:  Surya Dharma Setiawan | 2502041060 | PPTI 11

Sumpah pemuda merupakan suatu gerakan pemuda Indonesia yang menjadi suatu tonggak utama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Para pemuda menyelenggarakan kongres pemuda sebanyak dua kali dan digelar di tempat yang berbeda. Akhirnya lahirlah Sumpah pemuda pada kongres pemuda kedua yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta yang diketuai oleh Soegondo Djojopoespito dan dihadiri oleh Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Aitai Karubaba, dan Poreu Ohee. Adapun bunyi dari Sumpah pemuda, yaitu

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Isi dari sumpah pemuda tersebut pun masih relevan untuk kehidupan kita sekarang. Dengan ditanamkannya ketiga isi tersebut, masyarakat sekarang dapat mencintai tanah air, termasuk mencintai keanekaragaman budaya, suku, dan ras yang ada di tanah air. Semangat juang pada sumpah pemuda. Sumpah pemuda juga mencerminkan semangat juang para pemuda untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di tanah air. Semangat juang itu dapat dicontoh dan diterapkan oleh generasi penerus bangsa sekarang. Tentu kita ingin agar seluruh generasi sekarang dapat memaknai isi dari sumpah pemuda ini. Peringatan sumpah pemuda ini tentunya bukan hanya sebagai perayaan, namun seluruh masyarakat Indonesia seharusnya merefleksikan semangat juang dari para pemuda saat itu. Kita sebagai generasi penerus tentunya juga harus memiliki semangat juang untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini, karena rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini terasa mulai terkikis akibat masuknya budaya luar yang dibarengi dengan kurang bijaknya kita dalam penggunaan teknologi dan kurangnya rasa toleransi untuk menerima keragaman yang ada. Sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus melahirkan ide dan inovasi untuk mengembangkan negara kita dan tentunya untuk mempertahankan eksistensi dari kemerdekaan itu sendiri. Dengan demikian kitab isa meneruskan semangat juang yang sudah diberikan oleh para pemuda terdahulu.

Surya Dharma Setiawan