Terbang Tinggi, Terbang Tinggi Pak Nuah: Warisan Ketangguhan

Oleh: Oki Hermawati

Dia yang duduk di kursi roda. Tangan kirinya saja yang aktif sementara tangan kanan berkehendak lain. Senyum sumringah selalu menghiasi wajahnya. Begitulah gambaran salah satu dosen CBDC Universitas Bina Nusantara. Pengabdiannya dalam mengajar selama 15 tahun di Bina Nusantara merupakan waktu yang tidak singkat dan menunjukkan kesetiaannya sampai akhir hayatnya di bulan Juli 2022.

Kesaksian dari kedua anaknya memberikan gambaran bahwa pak Nuah bukan hanya bisa mengajar Character Building, ia menghidupi dan mengajarkannya kepada anak-anaknya sejak usia dini. Anak lelakinya berkata, sejak SMP mereka sudah paham betul dan telah dibentuk, dilatih perihal Character Building oleh ayahnya. Warisan berharga yang diwariskan oleh seorang ayah kepada anak-anaknya. Anak-anaknya telah memiliki warisan ketangguhan!

Ketangguhan menjadi salah satu kunci bagi generasi masa kini. Ketika kehidupan semakin hari penuh dengan tantangan dan permasalahannya sendiri, apakah kita cukup kuat untuk menanggungnya? Yuk kita belajar untuk menjadi pribadi yang tangguh. Tangguh dalam aspek apa saja? Tentu, tangguh dalam segala hal baik jasmani, rohani, emosi dan intelektual.

  • Tangguh Jasmani: Tubuh juga mesti dilatih dalam keseharian, pola hidup sehat, tidur cukup, tahu kapan mesti bekerja dan berhenti.
  • Tangguh Rohani: Tubuh dan roh memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain, bukan hanya tubuh saja perlu di pelihara dan di jaga, namun juga kerohanian kita perlu di perhatikan. Rohani kita juga perlu di isi dengan hal yang baik yang berasal dari Ilahi. Mendekatkan diri pada Tuhan dan menjalankan ajaran agama kita.
  • Tangguh Emosi: Manusia memiliki emosi yang melekat dalam diri seperti rasa cemas, kuatir, stres, frustasi, marah dsb, semuanya itu mewarnai perasaan manusia. Semua perasaan tersebut harus kita sadari dan kita terima dan yang paling penting adalah bagaimana kita menemukan cara sehat untuk menguasai emosi-emosi yang ada.
  • Tangguh Intelektual: Kapasitas kognitif manusia digunakan untuk memecahkan masalah, menjaga pikiran atau mental kita tetap sehat, tidak over thinking (memikiran secara berlebihan), memiliki sikap fleksibel, memaknai semua peristiwa kehidupan dengan akal sehat.

Akhir kata, terima kasih kepada alm bapak Nuah, yang telah memberikan warisan bukan hanya kepada anak-anak jasmaninya namun juga setiap kita. Yuk, kita tetap tangguh jalani hidup ini! Terbang tinggi, terbang tinggi pak Nuah!

Oki Hermawati