Merdeka Atau Mati
Oleh: Linda Mutiara Lumban Tobing
MERDEKA atau MATI!
Semboyan ini banyak bermunculan di berbagai media sosial tepatnya di setiap bulan Agustus. Tepatnya di tanggal 17 Agustus, sang Proklamator Ir. Soekarno di dampingi oleh Mohammad Hatta mendeklarasikan Kemerdekaan Indonesia dari segala penjajahan.
Setiap orang mengetahui makna dan pentingnya semboyan “Merdeka atau Mati”. Semboyan ini tidak sekedar memiliki arti lebih baik mati dari pada tidak merdeka. Namun, lebih sekedar itu, semboyan ini mengingatkan kita akan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajahan. Sehingga, semboyan ini memberikan tekad dan warna bahwa Kemerdekaan Indonesia bukan sesuatu yang murah dan tidak mudah di dapatkan tetapi dibutuhkan perjuangan hidup dan mati yang mengorbankan jiwa serta raga untuk merebut kemerdekaan.
Arti merdeka berdasarkan perkembangan zaman, bukan lagi memiliki makna bebas, namun dalam arti merdeka untuk membangun jiwa toleransi beragama, merdeka dalam memanusiakan manusia dan menghormati manusia. Merdeka untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Merdeka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga ketertiban dunia dan perdamaian abadi dan merdeka dalam mencapai Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Inilah tujuan dari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Bila dihubungkan dengan iman Kristen, peringatan kemerdekaan mengingatkan setiap orang percaya pada kemerdekaan yang telah Tuhan Yesus berikan kepada kita. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, kita dimerdekakan dari dosa dan maut. “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23) Dosa kita ditebus dan kita tidak lagi menjadi musuh Allah, tetapi sebaliknya kita diangkat menjadi anak Allah untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Dia. Kemerdekaan ini diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.
Semboyan “Merdeka atau Mati” merupakan pilihan hidup. Jika kita tidak bisa hidup dengan kemerdekaan dari dosa maka kita akan menjalani hidup dengan kematian. Karena itu kemerdekaan erat kaitannya dengan hidup. Sebab Tuhan Yesus berjuang untuk memberi kemerdekaan kepada kita agar setiap orang beroleh hidup.
Iblis pun tidak akan tinggal diam melihat setiap umat-Nya merdeka. Iblis akan terus menerus berjuang dan berusaha menyeret setiap orang untuk berdosa. Karena itu kita perlu berjaga-jaga dalam doa, tinggal dalam Firman-Nya dan berjuang terus menerus agar tidak jatuh dalam dosa. Selagi kita mudah terpengaruh dengan godaan Iblis dan tetap melakukan hal-hal yang tidak seturut firman-Nya, sekecil apa pun itu, hidup ini bukan milik kita lagi, karena kita tidak merdeka dari dosa.
Karena itu sebagai orang beriman, marilah kita gunakan kemerdekaan itu dengan benar dan bertanggung jawab (Galatia 5:13). Janganlah kita gunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa (Galatia 5:13). Kita telah di merdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Marilah kita mengisi kemerdekaan itu dengan tujuan-tujuan yang suci agar manusia menggunakan kemerdekaan itu untuk melayani sesama dengan penuh kasih. “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Galatia 5:13). Mengisi kemerdekaan untuk berbuat kebaikan, bukan untuk hidup dalam dosa yang dapat merugikan diri sendiri, merugikan sesama, merugikan masyarakat dan bangsa Indonesia. Marilah kita hidup sesuai dengan status kita sebagai orang merdeka. Merdeka bukan untuk kehidupan dalam dosa melainkan merdeka untuk melayani.