Filosofi Semut: Pekerja Yang Tangguh

Oleh: Christian Siregar

Salah satu penyakit atau ciri orang malas adalah mager (malas gerak) dan kebanyakan tidur. Akibatnya badan sering terasa lemas, kurang semangat, pekerjaan dan tugas-tugas tertunda, sering terlambat, orangtua jadi sering marah-marah dan ujung-ujungnya banyak menemui kegagalan dan kegagalan.

Bagaimana cara melawan kemalasan itu?

Amsal 6:6-11 berkata: “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.”

Pertama, semut itu tahu diri. Orang yang tahu diri adalah orang yang sadar diri bahwa dirinya harus bekerja untuk bisa bertahan hidup. Semut itu mahluk yang sangat kecil dan biasanya menjadi santapan trenggiling. Sadar bahwa dirinya kecil tidak membuat seekor semut berdiam diri saja, pasrah. Justru sebaliknya dirinya adalah pekerja keras. Semut hitam yang memakai topi kerja sering dipakai sebagai simbol pekerja keras dalam poster dan papan reklame untuk mengingatkan kita agar jangan menjadi pemalas.

Kedua, semut hidup berkoloni. Koloni semut adalah sebuah gambaran tentang kekuatan. Kekuatan yang tercipta oleh kerjasama. Sering kita lihat semut-semut kecil bekerjasama membawa sisa makanan yang ukuran dan beratnya lebih daripada ukuran dan berat tubuh mereka sendiri. Ini adalah pembelajaran berharga. Manusia juga harusnya dapat dan harus bisa bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang baik. Jangan menjadi manusia yang individualis dan egois. Kerjasama dibutuhkan untuk pekerjaan yang tidak dapat kita garap sendirian.

Ketiga, semut itu pantang menyerah. Coba Anda hambat perjalanan semut, mereka akan mencari jalan alternatif. Berpencar sesaat untuk kemudian bersama-sama lagi bergabung melanjutkan perjalanan ke tujuan. Manusia dalam bekerja juga jangan mudah menyerah. Tugas-tugas yang diberikan boleh jadi amat banyak namun dengan semangat pantang menyerah pasti bisa kita kerjakan.

Keempat, semut punya inisiatif tinggi. Meskipun tiada pemimpin, hanya ada ratu semut, tapi mereka tidak perlu diperintah baru jalan. Manusia juga perlu banyak insiatif. Seorang yang banyak inisiatif biasanya kreatif dan disukai banyak orang, apalagi pimpinan di sebuah organisasi, kampus atau tempat kerja misalnya. Mengapa? Sebab ia adalah orang yang bertipe solution maker dan membawa banyak hasil positif dalam pekerjaan yang dilakukannya.

Kelima, semut adalah well planner. Dia mahluk kecil yang tahu persis kapan harus memulai dan menghentikan sesuatu. Pada saat musim panas adalah waktu terbaik baginya untuk bekerja mengumpulkan makanan. Itu adalah waktu panen bagi semut. Mereka mengumpulkan stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga pada musim dingin mereka tidak kekurangan dan musim itu tidak mencelakai mereka. Manusia perlu memiliki perencanaan hidup jika tidak ingin berhadapan dengan kegagalan. Tidak berarti manusia tidak akan pernah gagal jika memiliki perencanaan. Rencana bisa gagal, tetapi dengan semangat, inisiatf dan kerjasama maka risiko kegagalan dapat dikurangi atau ditanggung.

Hai pemalas, berapa lama lagi engkau molor? Ayo bangun, mulailah bekerja. Semangat!

Christian Siregar