Mengenal Pelangi, Mengenal Kehidupan kita (Untuk mengenang Pak Yere, Pak Iqbal, dan Pak Nuah)

Oleh: Arcadius Benawa

Pelangi kerap muncul usai hujan turun. Dan biasanya orang lantas ramai menunjukkan munculnya fenomena pelangi dan orang pun ramai-ramai melihat walaupun pelangi sudah sering kita lihat. Namun setiap kali ada orang yang berseru “Hai, ada pelangi!” Kita pun serta merta meresponnya dengan tertarik untuk melihatnya. Saat tampak pelangi yang sungguh indah, rasanya betul-betul menyempurnakan keindahan alam dan membuat kita merenungi keajaiban alam.

Sumber: suara.com

Pelangi sesungguhnya adalah pemandangan alam yang sangat indah. Pelangi merupakan gejala optik dan meteorologi yang memancarkan aneka warna dalam cahaya. Aneka warna saling sejajar yang tampak di langit. Bila kita melihat pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon saat hujan. Sungguh sangat indah.

Namun sesungguhnya pelangi hanya terjadi bila ada gabungan antara hujan dan cahaya matahari. Bila salah satu dari keduanya tidak ada, maka pelangi yang indah tidak akan muncul di atas cakrawala. Hujan dan cahaya matahari diperlukan untuk menghasilkan pelangi.

Bercermin dari pelangi, demikianpun hidup kita. HIdup kita memerlukan suka dan duka, tawa dan tangis, sukses dan gagal serta jatuh dan bangun untuk menghasilkan pelangi yang indah dan membahagiakan.

Tentunya banyak orang masuk ke dalam kehidupan kita. Satu demi satu datang dan pergi silih berganti. Ada yang tinggal untuk sementara waktu dan meninggalkan warna warni  di dalam hati kita. Mereka membawa pelangi dalam hidup kita. Berbagai macam warna warni yang beragam.

Warna pertama adalah mereka yang membuat diri kita kesal, marah, frustasi, dan mendatangkan luka batin dan air mata. Namun justru dari merekalah kita belajar memaknai arti mengampuni dan memaafkan, melupakan yang sudah sudah untuk lebih bisa menjalani hidup ini.

Warna kedua adalah mereka yang menyembuhkan luka dan menghapus air mata kita. Dari  mereka inilah kita  belajar memaknai indahnya kasih dan ketulusan.  Namun kita perlu berterima kasih dengan  kehadiran mereka yang mendatangkan duka maupun suka, karena di dalam kehidupan ini  dari keduanya itulah kita dapat belajar memaknai kehidupan secara utuh dan dewasa. Dari merekalah kita dapatkan pelangi kedewasaan dan kebahagiaan dalam kehidupan kita.

Dengan demikian dalam Hidup ini yang terpenting bukanlah berapa lama kita hidup, namun bagaimana kita mengisi hidup dengan warna-warni yang indah, yang berarti, yang bikin orang lain antusias untuk melihat dan menikmati seperti ketika orang segera respon mau melihat pelangi ketika ada yang berseru: Hai, ada pelangi! Pelangi kehidupan kita menentukan bagaimana kelak orang,akan mengenang kita, seperti telah diwariskan oleh teman-teman kita yang telah mendahului kita belum lama ini. Ada Pak Yeremias Jena. Ada Pak Iqbal Hasanuddin. Dan ada Pak Nuah P. Tarigan. Ada banyak warna yang indah dalam pelangi kehidupan kolega kita yang telah mendahului kita itu, sehingga kita bangga dan bisa belajar banyak dari pelangi kehidupan mereka yang indah. Terima kasih, sahabat. Kalian adalah pelangi yang menawan hati kami untuk kami juga menjadi pelangi-pelangi yang indah dan menawan seperti telah kalian teladankan kepada kami.

Arcadius Benawa