Membangun Kepercayaan

Oleh: Ch. Megawati Tirtawinata, M.M

Kepercayaan memegang peranan penting dalam sebuah hubungan. Individu memiliki kecenderungan menilai orang lain dan memutuskan apakah akan mempercayai orang tersebut atau tidak saat menjalin interaksi. Hubungan seseorang dengan orang lain memerlukan keberadaan kepercayaan. Kepercayaan sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin hubungan interpersonal dan melakukan adaptasi.

Kepercayaan adalah suatu harapan positif, asumsi, atau keyakinan dari proses kognitif seseorang yang dipegang dan ditujukan pada orang lain bahwa orang tersebut akan berperilaku seperti yang diharapkan dan dibutuhkan. Ketika seseorang memutuskan untuk mempercayai orang lain maka harapannya terhadap orang tersebut adalah dapat mewujudkan harapan-harapan yang ada pada dirinya.

Tingkatan kepercayaan dalam suatu relasi terus berubah tergantung pada kemampuan dan kesediaan individu untuk memercayai (trusting) dan dapat dipercaya (trustworthy). Memercayai menunjukkan kesediaan individu untuk mengambil risiko memeroleh konsekuensi yang menguntungkan atau merugikan dalam berinteraksi dengan orang lain. Dapat dipercaya menunjukkan kesediaan individu  untuk menanggapi pengambilan risiko dari orang lain dengan suatu cara yang menjamin bahwa orang tersebut akan memperoleh konsekuensi yang menguntungkan.

Ada empat elemen inti yang harus dibangun untuk memperkuat kepercayaan dalam diri sendiri, yaitu : integritas, niatan, kapabilitas dan hasil.  Integritas yaitu bagaimana  individu  menjalani nilai-nilai yang dianutnya secara konsisten. Sekedar berkata “jujur” tidak cukup. Namun juga harus dibuktikan dengan perbuatan yang kongruen dengan perkataan tadi. Serta dihiasi dengan sikap berani sekaligus rendah hati. Berani menyatakan pendapat, mengatakan yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah, namun rendah hati dengan tidak arogan menganggap dirinya pasti benar dan orang lain pasti salah. Inilah landasan integritas yang merupakan modal pertama dalam membangun kepercayaan.

Integritas tanpa kemampuan belum cukup untuk membangun kepercayaan. Maka selain menjadi pribadi yang penuh integritas, individu  juga harus terbukti mampu.   Kemampuan tidak hanya diukur dari seberapa banyak  tahu, namun menyeluruh, mencakup: Talents (bakat), Attitude (sikap), Skills (keahlian), Knowledge (pengetahuan) dan Style (gaya atau sentuhan personal ).

Selain itu, karakter dan kemampuan individu  harus dibuktikan dengan hasil (result). Ibarat pohon, karakter adalah akar, kemampuan adalah batang dan daun, namun tetap saja, buah adalah yang akan dilihat dan dinikmati. Karakter yang baik, kemampuan yang mumpuni, harus dibuktikan dengan result yang nyata. Dengan tiga modal tadi, maka self-trust dapat ditumbuhkan.

Referensi:

Tim NCB 1.(2010). CB: Self-Development.1stedition. BiNus University,Jakarta.

https://repository.uin-suska.ac.id/6672/3/BAB%20II.pdf
Ch. Megawati Tirtawinata, M.M