Balas Dendam

Oleh: Jamson Siallagan

Menjadi orang baik tidaklah mudah karena kita menghadapi dunia atau lingkungan terdekat kita yang tidak semuanya terdiri dari orang-orang yang baik. Sangat mudah terjadi ada orang yang menyakiti atau melakukan kejahatan kepada kita. Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus membalas kejahatannya? Jika kita lihat beberapa cerita dalam film atau drama umumnya balas dendam merupakan salah satu cara menghadapi pelaku kejahatan. Tapi marilah kita pertimbangkan:  jika kita membalas, maka kita juga telah melakukan kejahatan, kita menambah kejahatan, dan kalah terhadap kejahatan. Dan kita juga tahu bahwa kejahatan akan mendapatkan ganjarannya baik dari segi hukum dan juga kedaulatan Tuhan atas setiap manusia.  

Hadapilah kejahatan dengan bijak dengan melakukan kebalikannya, membalas kejahatan dengan kebaikan. Sesuatu yang sangat sulit bahkan dianggap mustahil bagi sebagian orang. Namun kebaikan akan berbuahkan kebaikan sehingga dapat dinikmati banyak orang. Ucapkanlah kata-kata positif yang penuh berkah bagi orang yang menyakitimu, jangan kutuki mereka. Bahkan jika dimungkinkan bantulah jika dia sedang membutuhkan hal-hal tertentu. Ini tidak mudah dilakukan, hanya mungkin jika kita telah mengalami pembaharuan hati dan akal budi yang rela dan tulus mengampuni dan menerima orang yang telah menyakiti kita.

Pada jaman dulu ada nasehat agar memberi makan orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Tindakan memberi makan itu disebut sebagai usaha menumpukkan “Bara Api di atas kepalanya”. Di Mesir kuno ada kebiasaan, jika seseorang mau menyatakan penyesalan atas perbuatannya, ia menempatkan bara api yang menyala di atas kepalanya. Jadi ‘bara api’ sebagai ‘perasaan menyesal yang menyayat hati. Perbuatan baik kita selain wujud ketulusan membantu kesulitannya, juga dapat membuat musuh atau yang menyakiti kita menjadi malu dan ada kemungkinan untuk bertobat dan berubah menjadi orang yang baik. Pemulihan relasi yang rusak akan semakin dimungkinkan terjadi karena pelaku kejahatan sudah menyadari kehilafannya dan bersedia berdamai dengan saling bermaaf-maafan. Maka selanjutnya kebaikan akan terus berbuah kebaikan dengan sangat melimpah.

Jamson Siallagan