Apa Prioritas Hidupmu?
Oleh: Linda Mutiara Lumban Tobing
Tidak banyak yang menyadari bahwa hidup itu singkat. Tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti berapa lama ia hidup di dunia ini. Hidup kita ini bisa dikatakan adalah dalam hitungan hari saja dan di kala kita menghitungnya, berlalunya begitu cepat dan sangat singkat, “Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.” (Mazmur 90:4-5).
Jika kita menyadari betapa singkatnya hidup ini, apa yang menjadi prioritas hidup Anda? Apa yang menempati posisi teratas dalam prioritas hidup Anda dan apa yang paling banyak menyita waktu Anda setiap hari? Apakah kegiatan Anda setiap hari (apa pun itu) didasarkan untuk kemuliaan-Nya? Ataukah untuk memenuhi keinginan dan ambisi Anda sendiri? Sudahkah Anda menempatkan Tuhan pada posisi selayaknya di urutan pertama, atau Anda malah mengorbankan waktu untuk Tuhan demi segala pekerjaan dan lain-lain? Masing-masing dari kita diminta untuk menghitung hari-hari kita sedemikian rupa sehingga kita beroleh hati yang bijaksana. Oleh karena itu Rasul Paulus memberi nasihat, “…perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus 5:15-16).
Sebagai contoh: anak sekolah atau mahasiswa yang menyia-nyiakan kesempatan belajar hanya karena seorang pacar. Waktunya dihabiskan hanya untuk ngedate (pacaran) sehingga prioritas hidupnya yaitu belajar diindahkannya. Akhirnya, harus meninggalkan bangku kuliah demi menikahi pacarnya. Ketika teman-temannya telah hidup layak karena meraih gelar sarjana, si pemuda tadi susah payah mencari rezeki. Keahlian tidak ada. Akhirnya pekerjaan sulit didapat. Oleh karena itu, kita perlu membuat skala prioritas agar hidup menjadi teratur dan indah untuk dijalani.
Bicara tentang prioritas hidup menunjuk kepada suatu sikap hidup mengutamakan yang terpenting, paling utama dan paling dibutuhkan dalam kehidupan dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Kita sering dihadapkan pada pilihan antara Tuhan, keluarga, pelayanan, sekolah dan pekerjaan. Ditambah lagi dengan tawaran-tawaran dari dunia ini yang sangat menggoda dan berpotensi membuat kita bisa kehilangan fokus kehidupan. Kita dihadapkan kepada sebuah pilihan kehidupan, mana yang harus diprioritaskan.
Tiap-tiap orang tentunya punya prioritas masing-masing dan prioritas itu tentunya berbeda-beda. Umumnya manusia membangun prioritasnya berdasarkan cara pandang hidupnya, pengalamannya, pekerjaannya, keluarganya, status perekonomiannya, status sosialnya dan lain-lain. Ada yang memilih lebih mengutamakan keluarga, hobi, karir atau Tuhan. Apapun pilihan kita dalam menjalani hidup, pastilah kita berupaya sebaik mungkin serta sungguh-sungguh mencurahkan hati, waktu, pikiran dan tenaga untuk apa yang kita sukai.
Bisa saja kita menghabiskan berjam-jam hanya untuk pacar, bisa juga kita rela melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, atau bisa lupa waktu jika sudah berada di tempat kerja. Sehingga kesibukan membuat kita mengabaikan hal-hal lain yang sebenarnya lebih penting.
Pengorbanan yang telah kita lakukan demi apa yang kita sukai tidaklah salah, namun menjadi salah ketika kita keliru membuat prioritas dalam hidup ini. Mengapa? Hidup di dunia ini hanya sementara dan hal-hal duniawi bukanlah hal utama. Janganlah kita menyia-nyiakan waktu yang masih Tuhan berikan. Hendaknya kita bisa memilih untuk memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting yang sifatnya untuk mempersiapkan hidup dalam kekekalan kelak. Seperti kutipan syair lagu yang diciptakan oleh Pendeta Wilhelmus Latumahina: “Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan, waktu yang Tuhan b’ri. Hidup ini harus jadi berkat.”
Alkitab menjelaskan bahwa mengasihi Tuhan harus menjadi prioritas utama dan yang pertama (Matius 22:37-38; Lukas 10:38-42). Tuhan adalah sumber segala keberhasilan dalam kehidupan kita. Kalau kita menjadikan Tuhan sebagai prioritas pertama dalam hidup kita, maka kita akan berjalan dalam kuasa dan mujizat Tuhan. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). .
Ketika orang percaya menyadari bahwa Tuhan adalah prioritas dalam hidupnya tentunya orang percaya akan hidup benar dan menjalani hidup yang Tuhan anugerahkan dengan bertanggungjawab. “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggunganjawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.” (Roma 14:12). Ketika orang percaya menyadari bahwa Tuhan adalah prioritas dalam hidupnya maka, sudah semestinya orang percaya hidup sesuai dengan dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Orang-orang yang menjalani hidup tanpa tunduk pada kehendak Allah akan mencapai kegagalan dan kesia-siaan. “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21).
Jika Tuhan menjadi prioritas dalam hidup, maka hidup menjadi berkualitas, hidup akan menjadi berkat bagi banyak orang. Jika Tuhan menjadi prioritas dalam hidup, maka kita akan memiliki roh yang beda, memandang segala sesuatu dengan cara yang berbeda dan tetap semangat, karena kita melakukannya bukan seorang diri, tetapi kita melakukannya bersama sama dengan Tuhan, dan bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Jika Tuhan menjadi priorotas dalam hidup, maka kita akan mengisi hari-hari kita dengan bijaksana, seperti: kita dapat mengatur waktu buat keluarga, belajar, bekerja, ibadah, melayani Tuhan, berolahraga dan lain sebagainya. Karena itu: “JADIKAN TUHAN PRIORITAS HIDUP, MAKA HIDUPMU AKAN MENJADI BERKUALITAS”