Antara Supir Taksi Online dengan Dosen Character Building

Oleh: Kartika Yulianti

Hari Jumat lalu saya larut menyelesaikan pekerjaan menilai video dan laporan akhir mahasiswa di ruang 509 sampai malam. Terdengar suara ketukan di pintu. Oh, petugas fogging sudah datang, artinya sudah pukul 20.00, waktunya pulang.

Segera saya membereskan meja kerja, memesan taksi online dan bergegas turun ke basement. Tidak sampai 5 menit, taksi online pesanan saya datang.

Saya menyapa, “selamat malam.”

Supir taksi online yang tampak masih muda itu menjawab dengan sopan dan ramah, “selamat malam, Bu.” Dalam hati saya membatin, sepertinya orang ini adalah karyawan yang bekerja sampingan sebagai supir taksi.

Lalu saya bertanya, “tidak susah ya mencari kampus ini?”

Dia menjawab dengan tertawa kecil, “saya kan alumni sini, Bu, hehehe.”

“Oh ya? Wah, menyenangkan sekali pulang bekerja diantar oleh alumni,” jawab saya.

“Ibu dosen ya, dosen apa, Bu?,” dia bertanya.

Saya menjawab, “rahasia, hahahaha.”

“Hahahaha. Saya senang lho Bu, baru kali ini sejak saya menjadi supir taksi online saya mendapat order di Binus dan tamunya dosen pula,” kata anak muda itu.

“Sebentar, sepertinya supir taksi online hanya pekerjaan sampinganmu, betul tidak?,” tanya saya.

“Hahaha, kok ibu tahu, iya bu, ini pekerjaan sampingan,” jawabnya.

“Hahaha, saya sering naik taksi online, jadi saya bisa membedakan,” jawab saya.

Lalu dia bercerita bahwa pekerjaan utamanya adalah sebagai karyawan di bagian Human Resource di sebuah perusahaan besar di Indonesia.

“Kamu lulus tahun berapa, cepat ya dapat kerjanya?,” tanya saya lagi.

“Saya kan magang di sana, Bu. Jadi setelah magang, lulus, lalu direkrut deh,” jawabnya.

“Boleh saya tahu, kenapa kamu masih bekerja sampingan?,” saya penasaran.

“Buat sosialisasi saja, Bu dan saya suka mengamati perilaku manusia,” jawabnya.

“I see. Tidak capek? Sampai jam berapa? Cukup tidurnya?,” saya lanjut bertanya.

“Tidak, Bu. Sampai jam 12 saja. Cukup kok, Bu. Saya tidur jam 1 malam, lalu bangun jam 8 pagi, mandi, sarapan, nyuci, jam 8.45 berangkat ke kantor,” dia menjawab.

“Wow, efektif dan efiesien sekali penggunaan waktumu. Tidak perlu dandan sih ya, kalau saya masih lama di dandan nih. Hahaha,” kata saya.

“Hahaha, iya Bu.”  Lalu dia lanjut berkata, “Saya senang sekali kuliah di Binus. Bagi saya Binus itu betul-betul menyiapkan mahasiswanya untuk memasuki dunia kerja.”

Saya mengomentari, “Saya senang mendengarnya.”

Lalu dia melanjutkan ceritanya dan ini sungguh di luar dugaan saya. “Character Building itu Bu, termasuk mata kuliah yang sampai saat ini terasa manfaatnya bagi saya sebagai staf HR.”

“Oh ya?,” jawab saya dengan antusias, ingin mendengar lebih lanjut. “Bisa dijelaskan, kenapa dan di antara ketiga mata kuliah Character Building, mata kuliah apa yang paling bermanfaat bagimu?”

“Iya Bu, semuanya bermanfaat, tetapi bagi saya yang staf HR, Character Building Kewarganegaraan yang paling bermanfaat, Bu, apalagi di dalamnya ada pembahasan mengenai pajak.”

“Oh begitu,” jawab saya. “Perkenalkan, saya Kartika, dosen dan SCC Character Building.”

Anak muda itu terkejut, “Hahaha, ibu dosen CB tho…aduh…makin senang saya deh, Bu.”

“Bukan hanya kamu, saya pun senang sekali. Kamu lulus tahun berapa?,” dengan tidak kalah antusias saya menjawab dan bertanya.

“Tahun 2020, Bu,” jawabnya.

“I see. Saya baru kembali ke Indonesia dan belum bergabung dengan Binus saat itu. Tapi, cerita kamu ini akan saya sampaikan kepada para kolega dan teman saya di CBDC.”

Jarak antara kampus Binus Anggrek dengan tempat tinggal saya yang cukup dekat membuat percakapan kami terhenti sampai di situ. Sebelum saya turun dari taksi, kami saling bertukar kata-kata berpisah. “Terima kasih ya, hari saya kali ini ditutup dengan sangat menyenangkan dengan bertemu alumni seperti kamu. Sukses selalu ya,” kata saya. Dia menjawab, “terima kasih juga ya Bu, semoga di lain hari, bisa bertemu ibu atau mengantar ibu pulang lagi, sehat selalu ya Bu.”

Hari ini, Senin 27 Juni 2022, telah saya ceritakan perjumpaan saya dengan alumni tersebut kepada para kolega dan teman saya di ruang CBDC. Semoga ini menjadi penyemangat kami untuk berkarya lebih baik lagi.

Kartika Yulianti