Sila Pancasila dan Kepemimpinan
Oleh: Dr Nuah P Tarigan
Sila keempat, adalah tentang kerakyatan atau demokrasi ala Indonesia, yang menjadi tujuan mengapa kita bernegara dan berbangsa. Kepemimpinan berdasarkan nilai dasar sila ini adalah yang mampu membangun sistem yang demokratis dalam bernegara dan berbangsa, baik dalam aspek politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya sehingga tercapai tujuan nasional secara demokratis dan bermartabat.
Sila kelima adalah tentang keadilan social yang menjadi tujuan akhir kita bernegara. Intinya, yang dibangun Kepemimpinan berbasis Pacasila bukan hanya melulu tentang keadilan hukum, bukan hanya keadilan ekonomi, keadilan politik, keadilan dalam pendidikan, namun yang mempunyai tantangan tinggi yakni keadilan sosial. Adil namun berdimensi sosial. Adil namun berpihak kepada mereka yang termarginal atau terpinggirkan.
Dalam konteks kepemimpinan modern, acapkali yang ingin kita temui bagaimana pemimpin yang pro-rakyat, pro pribumi, pro-poor atau orang miskin, pro-kesejahteraan, pro-pengentasan kemiskinan, pro-pendidikan murah dan berkualitas, pro-kesehatan gratis. Bagaimana negara yang dipimpinnya seolah-olah seperti keluarga yang menjadi memberi jaminan keadilan sosial bagi anak-anaknya sehingga fakir miskin dan anak terlantar walaupun ada tetapi tidak ditelantarkan namun tetap dijaga dan dipelihara oleh Negara sesuai pasal 34 UUD 1945. Itulah beberapa makna Pancasila beserta arti dari setiap lambang yang digunakan. Masing-masing sila dalam Pancasila mempunyai arti yang dalam dan bijaksana. Bijaksana bukan dalam satu hal saja tetapi berbagai hal dalam kehidupan ini.
Lebih dari itu, maka yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil musyawarah dan mufakat untuk menentukan dasar negara yang bisa menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga memuat nilai-nilai yang akan terus berlaku dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Dengan begitu, nilai-nilai Pancasila harus dijunjung tinggi dan diterapkan dengan baik oleh setiap masyarakat dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepemimpinan Berbasis Pancasila
Cukup susah ketika harus menyebut nama atau orang saat menjatuhkan pilihan siapa yang menjadi Pemimpin yang dapat dikatakan telah berjiwa Pancasila. Harusnya ke depan sudah
berderet banyak nama yang bias kita nominasikan, sehingga siapapun mereka, kesemuanya akan berjuang demi tegaknya nilai-nilai Pancasila. Bukan malah mengaku-ngaku pemimpin
yang Pancasilais namun hakikatnya dan rekam jekjaknya tidak dapat membuktikan bahwa dirinya sudah memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya dalam berbagai
bidang kehidupan.