Spirit Batu Bata Merah

Oleh: Dr. Arcadius Benawa

Dalam sukses seseorang atau suatu event tentu ada man behind the screen yang ikut andil dalam pencapaian keberhasilan itu. Istri sering disebut-sebut sebagai tokoh di balik layar atas keberhasilan karir suami. Atau Ibu di balik keberhasilan putra atau puterinya. Itulah yang dikenal juga dengan spirit batu bata merah. Artinya, selayaknya batu bata merah itu ikut menopang kokoh kuatnya suatu bangunan, namun ia tidak tampak dan biasanya juga tidak mendapat pujian. Pasalnya, orang lebih memuji yang kelihatan, entah tingginya bangunan, warna bangunan, model bangunan, dlsb. Walau di beberapa tempat ada yang tidak menutup batu bata merah dengan semen, namun umumnya bangunan seperti itulah gambarannya sehingga muncul istilah spirit batu bata merah untuk orang-orang yang berkontribusi nyata, tetapi tidak muncul dalam performance yang kelihatan.

Spirit ini muncul Ketika kelompok CBDC menggelar event pelatihan bertajuk pertahanan dan keamanan negara dalam konteks Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Atas event yang spektakuler ini di antara teman-teman memuji-muji inisiatornya yang menjadi MC, moderatornya, para pembicaranya, Managernya, dan lain-lain. Namun ada yang nyeletuk mengungkapkan pentingnya mengapresiasi juga orang di balik layer atas sukses event ini yakni Ibu Niniek yang menjadi sekretaris di CBDC. Dari situlah muncul ungkapan spirit batu bata merah.

Sebetulnya ungkapan spirit batu bata merah ini dikenakan dalam tradisi Gereja Katolik pada santo santa yang tidak berkontribusi dalam ranah hingar bingar, tetapi sangat membantu tumbuh kembang iman umat/ Gereja. Taruhlah misalnya, Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus yang menjadi pelindung misi, bukan karena ia seorang misioner yang pergi ke mana-mana mewartakan Injil, tetapi melalui kamarnya dan dari kamarnya ia berdoa sepanjang waktu hidupnya demi pewartaan Injil. Misalnya juga Pastor Yohanes Maria Vianey, seorang Pastor sederhana yang dalam kesederhanaan dan kesuciannya diminati begitu banyak orang kala itu sehingga ribuan orang datang kepadanya untuk mengakukan dosanya dan bertobat.

Intinya, dengan spirit batu bata merah itu marilah kita tekuni peran dan fungsi kita masing-masing, karena tentu tidak mungkin semua keluar dan kelihatan. Lihatlah tubuh kita yang amat berperanan juga yang tidak kelihatan seperti otak, jantung, dan hati kita. Mari kita tak usah berkecil hati saat kontribusi kita tidak kelihatan atau tidak dilihat orang. Yakinlah bahwa Allah, Bapa di sorga melihat apa yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang.

Dr. Arcadius Benawa