Kemampuan  Pemimpin yang Baik (bagian 8/12 tulisan): Melayani

Oleh: Iwan Irawan

“True leaders understand that leadership is not about them but about those they serve. It is not about exalting themselves but about lifting others up. — Sheri L Dew

Diera modern ini untuk menjadi seorang pemimpin yang baik sebenarnya bukanlah suatu hal yang mudah dan bukanlah pula suatu hal yang gampang. Seorang pemimpin yang baik akan dituntut untuk bisa menjadi contoh panutan untuk anggota timnya yang berada di sekitarnya dan berada dalam kepemimpinannya. Seorang Pemimpin yang baik itu adalah seorang pemimpin yang merangkul dan bukan pemimpin yang memukul. Kepemimpinan yang merangkul ini mampu memiliki kemampuan melayani dan mampu memastikan seluruh kepentingan para anggota di timnya bisa di akomodasikan dengan baik. Saat ini Seorang pemimpin yang baik dituntut memiliki gaya kepemimpinan melayani, dimana pemimpin tersebut akan menjadikan dirinya sebagai “pelayan” bagi semua anggota timnya yang berada dibawah kepemimpinannya. Semuanya ini dilakukan dalam semangat demi terwujudnya dan tercapainya tujuan organisasi.

Seorang Pemimpin yang dianggap sukses adalah seorang pemimpin yang mau dan mampu untuk melayani. Untuk bisa melayani, maka seorang pemimpin yang baik  harus mempunyai empati yang tinggi. Sikap Empati ini hanya bisa terbentuk jika dia telah mampu melalui berbagai proses dan tahapan dari bawah. Dimana dIa tidak mendapatkan segalanya secara instan atau lewat jalan pintas. “Seorang Pemimpin yang baik  harus mempunyai jiwa melayani. Bila dia tidak suka melayani, maka Dia tidak akan pernah sukses dan berhasil sebagai seorang pemimpin yang baik. Dalam membangun sikap yang baik ini seorang Pemimpin harus tahu dan mau untuk mempelajari cara kerja dari bawah, baru dia bisa membentuk tim yang andal dengan pondasi kuat untuk hasil kerja terbaik,”

Seorang pemimpin yang baik hendaknya memiliki sikap untuk melayani orang lain, terutama anggota timnya. Karena seorang Pemimpin yang baik tidak semata-semata berperan hanya sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup suatu organisasi saja, akan tetapi dia juga harus memiliki sikap empati sebagai seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk memahami setiap situasi dan kondisi yang ada serta mampu melihat dari berbagai sisi terkait kebutuhan organisasi baik pada masa kini dan juga untuk masa-masa mendatang.

Menjadi seorang pemimpin yang mampu dan mau melayani itu sangatlah penting,  karena dalam  sebuah perusahaan, kepemimpinan yang melayani akan  menciptakan suatu perasaan positif yang sangat kuat diantara pihak manajemen dan karyawan. Itu semua akan mengarah pada peningkatan rasa moral yang tinggi. Ketika karyawan puas dengan pekerjaannya dan perusahaan mereka, maka produktivitas tempat kerja meningkat. Konsep kepemimpinan yang bersifat melayani ini adalah dengan mengubah pendekatan kepemimpinan secara evolusioner dan pribadi. Konsep ini bukanlah merupakan suatu perbaikan yang serba cepat atas persoalan-persoalan yang sedang dihadapi pemimpin. Kepemimpinan yang melayani menggunakan suatu pendekatan mendasar dan bersifat jangka panjang, yang pada akhirnya akan memberikan perubahan secara menyeluruh pada kehidupan personal dan profesional dan itu akan sangat berguna bagi perkembangan perusahaan dalam jangka panjang.

Sikap Kepemimpinan pada hakikatnya adalah melayani. Seorang pemimpin yang baik  adalah pelayan bagi orang yang dipimpin. Menjadi seorang pemimpin yang baik itu berarti mendapatkan mandat untuk melayani anggota timnya. Kesuksesan seorang pemimpin yang baik bukan terletak pada kemampuannya duduk di singgasana kepemimpinan, tetapi terletak pada kemampuannya duduk di hati orang yang dipimpinnya. Hal itu terwujud dalam kemampuan pemimpin dalam melayani. Seorang Pemimpin yang baik adalah yang mampu dan mau melayani bukan dilayani. Melalui pelayanan inilah, antara yang memimpin dan yang dipimpin akan saling mencintai. Jika pemimpin dapat menjalankan pelayanan yang berbasis hati, pikiran, dan tangan.

Iwan Irawan