Stop Phubbing

Oleh: Hari Sriyanto

Kemajuan teknologi komunikasi telah membuat perilaku kita berubah. Hal itu dapat dilihat dari berubahnya kebiasaan orang dalam aktivitas sehari-hari. Dulu di pagi hari orang biasanya membaca koran untuk mengikuti perkembangan berita. Kebiasaan itu kini sudah jarang atau bahkan tidak lagi dilakukan oleh banyak orang. Dengan smartphone, orang bisa mengikuti perkembangan berita. Berbagai informasi bisa diperoleh dari benda kecil yang bisa kita genggam tersebut, Apa yang pernah dikatakan oleh mendiang Steve Jobs, kini sudah menjadi kenyataan ; ‘Dunia dalam genggaman’.

Smartphone juga telah merubah perilaku orang saat bersilaturahmi pada moment-moment khusus. Orang  dulunya sering memberikan ucapan Lebaran, Natal dan tahun baru, dengan mengirimkan kartu ucapan melalui pos. Kebiasaan itu sudah tak umum lagi dilakukan. Silaturahmi / ucapan hari raya kini bisa dilakukan dengan mengirim pesan melalui What’s Up. Dulu orang harus melakukan perjalanan jauh untuk bersilaturahmi dengan keluarga atau sahabatnya yang tinggal di kota lain. Smartphone kini telah menjadikan dua orang di belahan dunia yang berbeda, bisa saling menatap melalui video call. Begitulah yang terjadi, kemajuan tehnologi komunikasi, membuat orang bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan, hidup menjadi lebih mudah.

Dalam kenyataannya, kemajuan tehnologi komunikasi, tidak selalu memberi efek yang positif. Dampak negatif dari kemajuan teknologi komunikasi mulai dirasakan banyak orang. Ada yang mengatakan, smartphone membuat orang semakin individualis. Orang cenderung tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya, ‘dan lebih asik berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh’. Hingga muncullah istilah ‘mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang  dekat.’ Ungkapan itu saya pikir memang benar adanya.

Jika kita perhatikan saat ini banyak orang yang duduk bersebelahan, mengobrol namun tidak saling melihat, karena salah satunya berbicara sambil asik memperhatikan handphone-nya. Kondisi itu disebut dengan istilah Phone Snubbing atau disingkat pubbing (penghinaan melalui telepon). Menurut Healthline, pubbing merupakan tindakan menghina seseorang yang diajak bicara secara langsung, dengan menfokuskan perhatian pada ponsel pada saat yang bersamaaan. Istilah pubbing mulai dikenal   pada Mei 2012, saat McCann Melbourne bersama Macquarie Dictionary,  mengundang    para lexicographers(editor/ penyusun kamus), penulis buku dan puisi, dan  memperkenalkan kata phubbing di media dengan kampanye Stop Phubbing.

Kampanye Stop Phubbing dilakukan untuk mengajak semua orang kembali melakukan kebiasaan lama, semisal acara keluarga atau bertemu dengan teman,  diisi dengan mengobrol atau bercanda satu sama lain.  Langkah itu perlu diambil, karena penelitian yang dilakukan para peneliti Hankamer School of Business dari Baylor University, Texas terhadap 453 responden  menunjukkan, phubbingmenjadi penyebab 40-50% berakhirnya rumah tangga, dan hubungan romantic, serta menurunkan kepuasan hubungan antar individu dalam konteks yang lebih luas

Kondisi inilah yang seharusnya membuat kita sadar bahwa phubbingmerupakan tindakan tidak terpuji, karena tidak menghargai orang lain. Meski orang tersebut merupakan orang dekat kita, baik itu keluarga, teman atau kekasih, sebaiknya kita tidak melakukan Phubbing. Bila selama ini kita sering melakukan Phubbing, sebaiknya mulai mengurangi atau bahkan meninggalkan kebiasaan negatif tersebut.

Bagaimana caranya ? Misalnya bisa instropeksi bagaimana perilaku kita sendiri, saat menggunakan smartphone. Kita  harus memiliki rasa empati pada orang lain yang sedang bersama kita saat itu. Langkah lain adalah dengan membiasakan men-setting smartphone menjadi silent mode, saat bertemu  dengan teman atau rekan kerja. Bila perlu kita taruh smartphone dalam tas atau di saku. Langkah ini lebih baik daripada ditaruh di atas meja, yang membuat kita bisa tergoda dan lebih berkonsenrasi ke handhone. Lalu bagaimana kalau lawan bicara kita yang melakukan phubbing ?  Bila itu terjadi, kita  bisa  mengatakan  keberatan dengan tindakannya yang lebih sibuk dengan smartphone-nya.

Kemajuan teknologi yang memudahkan kehidupan manusia, harus digunakan dengan baik, dan sesuai pada tempatnya. Kemajuan tehnologi diharapkan tidak  menjadikan kita melupakan etika dan norma-norma yang selama inu berlaku. Demikian juga dengan kemajuan tehnologi komunikasi. Smartpone  merupakan teknologi yang memungkinkan kita berkomunikasi dan terhubung dengan siapa saja di mana saja dan kapan saja. Meski demikian, saat berinteraksi dengan orang yang berada jauh, kita harus tetap memperdulikan orang-orang yang saat itu berada di sekitar kita.

Kehadiran smartphone saat ini merupakan kebutuhan penting, meski demikian kita harus menggunakannya dengan bijak  setidaknya mengurangi phubbing. Mari kita hormati orang-orang di sekitar kita, agar kita tidak dianggap, tak memiliki sopan-santun karena mengabaikan etika, hanya gara-gara menggunakan smartphone. Bila menggunakan smartphone sebaiknya dilakukan saat kita sendirian, atau saat  tidak sedang bertemu seseorang. Kalaupun kita terpaksa harus menggunakan smartphone karena urusan mendesak, sebaiknya meminta ijin dengan orang yang sedang bersama kita. (Hari Sriyanto / D2715)

Hari Sriyanto