Metaverse

Oleh: Dr. Andy Gunardi

Belakangan ini kita seringkali mendengar istilah metaverse. Istilah ini digunakan begitu saja dari Bahasa Inggris, seakan-akan sudah menjadi bagian dari Bahasa Indonesia. Makna sederhana dari metaverse adalah penggabungan dunia maya masuk ke dalam lingkungan hidup manusia. Hal yang sering digunakan dalam kehidupan manusia adalah pembuatan game virtual reality, seperti play station 5 dengan menggunakan alat virtual reality, sehingga seakan akan dunia maya menjadi nyata.

Metaverse merupakan perluasan dari dunia game seperti yang disebutkan di atas, yaitu masuk kewilayah kehidupan lainnya, seperti yang dialami oleh para mahasiswa dengan menggunakan fasilitas pertemuan online, baik itu menggunakan fasilitas zoom atau gather atau Microsoft team dan seterusnya. Orang dapat berbisnis dengan menggunakan mata uang bitcoin dan membangun bisnis berdasarkan virtual, seperti membeli rumah dalam bentuk virtual. Demikian juga dengan belanja di shopee misalkan, seseorang dapat berbelanja dengan uang virtual dan memperoleh barang konkret dan seterusnya.

Situasi ini menantang diri manusia untuk beradaptasi. Peristiwa wabah pandemic Covid 19 mengakselarasi diri manusia untuk masuk di dalam dunia tehnologi ini, sehingga kita hidup berdampingan dengan tehnologi. Pengajaran dan pengetahuan pun semakin bertumbuh dan berkembang, yang membawa kesadaran baru bagi manusia dalam menjalankan hidupnya. 

Melalui dunia metaverse, manusia mengalami apa yang dahulu dialami atau dimiliki orang yang memiliki kemampuan telepati, namun saat ini menjadi semakin real. Orang dapat berkomunikasi dan mengalami apa yang dialami oleh orang lain dari jarak yang jauh (tanpa bertemu tatap muka). Kemampuan ini diaplikasikan oleh tehnologi saat ini sehingga tidak perlu manusia melakukan latihan-latihan tertentu. Manusia saat ini semakin terhubung antara satu dengan yang lain dan bahkan secara global.

Dunia metaverse ini sangat menguntungkan bagi manusia untuk belajar satu dengan yang lain. Hal yang utama adalah kemampuan atau kebaikan seseorang dapat dengan mudah ditularkan kepada orang lain. Pembelajaran mengenai kebaikan dapat semakin dirasakan oleh banyak orang. Demikian juga dengan dunia pendidikan. Materi pembangunan karakter dapat menjadi luas, bukan hanya untuk orang-orang yang dijumpai, melainkan dapat berdampak bagi banyak orang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui dunia metaverse kita diajak untuk tidak berdiam diri, melainkan ikut berkontribusi bagi masyarakat luas. Hal baik yang dilakukan dapat memberikan kebaikan bagi banyak orang. Pertanyaannya adalah maukah kita memenuhi undangan metaverse ini?

Dr. Andy Gunardi