Keberagaman Agama Di Indonesia

Oleh: Heru Widoyo

Secara umum, agama dapat didefinisikan sebagai sistem aturan terhadap kepercayaan dan peribadatan manusia kepada Tuhan serta menjadi penghubung antara pandangan dunia dengan tatanan kehidupan manusia. Setiap agama memiliki simbol, mitologi, dan sejarahnya sendiri yang menjelaskan tentang asal usul kehidupan atau alam semesta serta makna dan teladan yang dapat dicontoh dari Tuhannya masing-masing.

Agama menjadi penuntun bagi manusia agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan benar serta membuat manusia menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak. Hal ini dikarenakan di setiap ajaran agama terdapat beberapa tindakan yang dilarang dilakukan oleh para penganutnya sehingga mereka menjadi lebih terarah dan melakukan tindakan yang sepatutnya dilakukan menurut ajaran agamanya masing-masing. Agama juga membawakan kedamaian hati dan batin ketika para penganutnya dilanda rasa bersalah karena telah melakukan dosa. Para penganut agama akan menebus dosanya dengan cara bertobat dan kembali ke jalan yang benar dengan cara menguatkan imannya yang sebelumnya telah hilang. Selain itu, agama juga berfungsi sebagai kontrol sosial baik secara pribadi maupun kelompok dimana mereka terikat secara batin dengan ajaran agamanya masing-masing. Para penganut agama menganggap ajaran agama mereka sebagai suatu pengawasan sosial bagi setiap individu dan kelompok dalam bermasyarakat.

Indonesia merupakan negara demokratis yang mayoritas penduduknya beragama Islam bahkan menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Meskipun begitu, Indonesia juga mengakui secara resmi agama-agama lain yaitu Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Indonesia sangat menjamin kebebasan beragama dimana setiap penduduknya berhak memilih dan menjalankan keyakinannya masing-masing. Keyakinan tersebut harus berdasarkan kepada Tuhan yang Maha Esa dimana hal ini sesuai sila Pancasila yang pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Masyarakat diharapkan dapat hidup berdampingan secara damai di tengah-tengah perbedaan keyakinan ini dan tidak memaksakan kepercayaan atau menganggu keyakinan orang lain.

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai keberagaman diantaranya suku, ras, etnis, bahasa, budaya, dan agama. Keberagaman ini menjadi kelebihan tersendiri bagi Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain karena keberagaman membuat Indonesia dapat mempelajari apa arti toleransi kepada sesama umat manusia terutama kepada yang memiliki perbedaan keyakinan serta menjaga kebersatuan. Akan tetapi, keberagaman terutama keberagaman agama seringkali menjadi penyebab utama terjadinya berbagai konflik yang terkadang membuat toleransi beragama di Indonesia menjadi retak.

Salah satu contoh konflik antar agama yang saat ini sering terjadi adalah konflik antara kelompok Muslim radikal dengan kelompok agama minoritas seperti Kristen dan agama minoritas lainnya. Konflik ini biasanya dilatar belakangi karena adanya perbedaan pemahaman, doktrin, dan persepsi dalam agama tertentu yang menjadikan para penganut agama tersebut memiliki pemikiran dan anggapan bahwa agamanya adalah yang paling benar diantara agama yang lain atau dalam artian sudah mengarah ke paham radikalisme. Hal ini dapat merenggangkan kerukunan dan toleransi beragama yang selama ini telah berjalan karena tidak sedikit orang yang memiliki pemikiran radikalisme seperti ini. Paham radikalisme ini dapat membahayakan keutuhan, persatuan, dan kesatuan dari bangsa Indonesia sebagai negara yang dikenal akan keberagamannya karena jika paham ini terus berkembang, maka nilai-nilai Pancasila yang selama ini menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara akan hilang seketika.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga toleransi beragama dan mencegah agar paham radikalisme tidak sampai berkembang dengan pesat. Toleransi beragama merupakan salah satu kunci agar bangsa Indonesia dapat mencapai kemajuan dimana masyarakat memiliki wawasan yang terbuka serta dapat menerima perbedaan dengan menciptakan kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama yang lain. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu adalah alasan mengapa kita harus mempertahankan keutuhan, persatuan, dan kesatuannya sebagaimana yang tertuang dalam ikrar Sumpah Pemuda yaitu “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa”. Perbedaan agama seharusnya tidak menjadi penghalang dalam menjalankan kegiatan keagamaan karena perbedaan ini mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai kepercayaan umat beragama yang lain.

Heru Widoyo