Ekonomi Digital Berbasis Budaya Maritim

Oleh: Meitty Josephin Balontia, M.Han, Binus Bandung

Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat melahirkan apa yang disebut dengan ekonomi digital. Maraknya industri bisnis berbasis digital yang mampu menjangkau masyarakat lintas benua jelas merupakan potensi ekonomi yang tidak main-main. Bahkan diperkirakan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh delapan kali lipat hingga tahun 2030, dari Rp. 632 Triliun menjadi Rp. 4.531 Triliun (Kemenkeu, 2021).

Potensi besar di industri atau bisnis digital di atas sebenarnya sudah dilihat oleh pemerintah sejak awal. Hal ini dapat dibuktikan melalui dilemparkannya gagasan Inclusive Digital Economy Accelerator Hub (IDEA Hub) oleh Presiden Joko Widodo pada KTT G20 di Osaka, Jepang pada 2019 lalu. Gagasan tersebut diharapkan dapat menjadi wadah bersama yang dapat membantu kelangsungan dan perkembangan bisnis digital para Unicorn yang datang dari negara-negara G-20 (cnnindonesia, 2019). IDEA Hub dapat dipandang sebagai bukti keseriusan pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi, serta pengembangan ekonomi digital itu sendiri. Diharapkan IDEA Hub tidak hanya tinggal menjadi gagasan semata tetapi bisa terealisasikan menjadi suatu wadah pembelajaran bagi para pelaku bisnis digital.

Wadah IDEA Hub menurut Joko Widodo akan mampu memberikan jalan keluar bagi persoalan kesenjangan ekonomi antar negara, memberi manfaat baik bagi pemerintah maupun para pelaku usaha yang tergabung dalam UMKM. Baginya, forum ini bisa menjadi jalan keluar untuk peningkatan ekonomi, kesenjangan sosial antarnegara serta memberikan manfaat bagi pemerintah serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasalnya, IDEA Hub memungkinkan terjadinya sharing economy, digitaliasi tenaga kerja, serta hadirnya keuangan yang inklusif. Pertanyaannya kini, dimana posisi IDEA Hub dalam usaha mewujudkan negara maritim yang tangguh? Tentu saja, pertanyaan ini perlu dijawab mengingat Indonesia sejak periode pertama pemerintahan Joko Widodo berkeinginan untuk menjadi negara maritim yang unggul, sehingga segala bentuk kerjasama termasuk didalamnya, kerjasama di bidang ekonomi perlu diarahkan untuk mewujudkan hal tersebut.

Ekonomi Digital dan Budaya Maritim

Bisnis digital membuka peluang bagi para UMKM untuk memasarkan produknya tidak hanya lintas provinsi melainkan juga lintas negara. Misalnya saja, produk kerajinan tangan dalam negeri pun bisa menggunakan platform e-commerce untuk menarik pelanggan dari luar negeri. Sementara itu, pelaku bisnis yang mempergunakan sumber daya perikanan dan kelautan pun masih banyak bergelut pada penjualan langsung sumber daya bersangkutan. Dilain pihak, pelaku usaha yang menggunakan sumber daya perikanan dan kelautan sebagai bahan dasar yang perlu diolah lagi masih dapat terhitung dengan jari. Sebut saja, bisnis fashion seperti penjualan tas berbahan dasar kulit pari. Produk ini tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia melainkan juga para pecinta fashion di luar negeri (Liputan6.com, 2019). Usaha atau bisnis fashion berbasis kulit ikan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dalam memperluas jaringan penjualannya.

Di sini dapat terlihat bahwa pembangunan ekonomi di bidang kelautan dan perikanan tidak hanya sekedar penjualan hasil tangkap sumber daya laut itu sendiri. Limbah sumber daya perikanan dan kelautan seperti kulit Pari pun dapat dikelola oleh pelaku UMKM menjadi suatu produk yang memiliki harga jual yang tinggi. Namun, kreativitas bisnis semacam itu harus disertai dengan kesadaran bahwa kita dapat mempergunakan bahan dasar yang datang dari sumber daya laut dan perikanan. Selain itu, harus pula tercipta suatu pelatihan keterampilan bagi masyarakat dalam mengelola bahan-bahan yang tersedia. Dalam hal ini, sebagai bangsa maritim, sudah sewajarnya segala bentuk keterampilan dan pendidikan berorientasi pada maritim. Dengan adanya pendidikan dan keterampilan berbasis maritim, masyarakat Indonesia secara perlahan akan mengenali identitasnya sebagai bangsa maritim. Dan saat kita berbicara mengenai identitas maritim, maka kita secara serempak pula berbicara mengenai pengarahan populasi terhadap suatu cita-cita bersama yakni: Indonesia sebagai negara maritim yang kuat.

Bibliography

cnnindonesia. (2019, 07 01). cnnindonesia.com. Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190630102411-185-407670/idea-hub-jokowi-buka-bukaan-rahasia-dapur-unicorn-g20

Kemenkeu. (2021, 06 11). kemenkeu.go.id. Retrieved from kemenkeu.go.id: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ekonomi-digital-indonesia-diprediksi-tumbuh-delapan-kali-lipat-di-tahun-2030/

Liputan6.com. (2019, 05 24). Liputan6.com. Retrieved from Liputan6.com: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3974898/kisah-pengusaha-kulit-ikan-pari-yang-mampu-tembus-pasar-spanyol

Meitty Josephin Balontia,M.Han