Tetaplah Berdoa

Oleh: Linda Mutiara Lumban Tobing

Pernah suatu hari, teman saya bercerita tentang masalah hidupnya. Di dalam setiap respon saya kepadanya, hal pertama yang  saya sarankan adalah: Berdoa. Teman saya itu tidak begitu semangat mendengar saran “berdoa”. Karena saran berdoa kesannya terlalu simple dan standard. Tetapi sesungguhnya, berdoa adalah senjata utama kita dalam menghadapi setiap persoalan dalam hidup ini.

Doa seringkali tidak melepaskan kita dari masalah, tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk menghadapi masalah itu. Tuhan Yesus tetap harus melewati jalan perderitaan, via dolorosa.  Tetapi berkat doa, Dia dapat melaluinya dengan hati teguh dan dalam penyerahan diri kepada Allah Bapa-Nya di Sorga. Kalau diibaratkan sebuah ilustrasi: kita sedang berjalan, lalu di depan kita menghadang sebuah gunung yang tinggi. Doa seringkali tidak membuat gunung itu lari dari hadapan kita. Tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk mendakinya.

Doa bukan jalan terakhir. Doa harus menjadi yang pertama dan utama. Jadi keliru jika kita baru ingat berdoa hanya selagi butuh atau kepepet. Juga keliru, kalau kita baru berdoa setelah usaha lain-lain tidak berhasil. Itu sama saja dengan memperlakukan Tuhan sebagai penjaga gudang. Tempatnya di pojok, dipanggil sesekali kalau lagi membutuhkan. Tetapi kalau ada apa-apa yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan, kita langsung memprotes dan marah.
Oleh karena itu, sebelum kita menyalahknn Tuhan, kecewa dan menyesali Tuhan, baiknya tanyakan dulu pada diri sendiri: “Apakah kita sudah memperlakukan Tuhan dengan semestinya?”

Doa bukan sekedar soal kata-kata, tetapi juga soal tindakan. Terwujudnya sebuah doa seringkari merupakan kerja sama antara anugerah Tuhan dan usaha kita. Percuma, misalnya, kita berdoa supaya terhindar dari pencobaan, tetapi kita terus nyerempet-nyerempet bahaya. Percuma kita berdoa supaya mendapat pekerjaan, tetapi kita tidak mau mencarinya. Percuma kita berdoa supaya orang-orang miskin ditolong, tetapi kita sendiri tidak mau menolong orang yang di depan jelas-jelas membutuhkan bantuan. Ada seorang pemuda yang protes kepada Tuhan, kelika melihat seorong anak gelandangan yang tengah kelaparan di pinggir jalan. “Tuhan, kenapa Engkau membiarkan kemalangan menimpa anak itu?” serunya. Lalu Tuhan menjawab,”Tetapi Aku sudah mengirimkan kamu.”

Berdoa haruslah menjadi hal terpenting dalam kehidupan kita lebih dari segala pekerjaan apa pun. Sebab segala pekerjaan yang ada di dunia ini sifatnya hanya sementara saja, sedangkan berdoa adalah suatu pekerjaan yang berdampak kekekalan.  Hidup tanpa doa ibarat rumah tidak bertiang!  Dapatkah sebuah rumah berdiri tegak bila tidak ada tiang yang mendukungnya?  Mustahil!

Iblis sangat suka kepada mereka yang tidak suka berdoa. Iblis selalu berusaha supaya kita malas berdoa bahkan iblis berusaha dengan segala cara agar kita tidak pernah berdoa.  Iblis tahu ketika kita berdoa, kita sedang memanifestasikan kuasa Tuhan. Karena itu berdoalah.

Sebab berdoa, adalah:

  1. Perintah Tuhan.
    Berdoa bukan pilihan atau himbauan. Berdoa adalah sebuah perintah. Firman Tuhan berkata dalam 1 Tesalonika 5:17-18: “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
  2. Berarti kita membutuhkan Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari. Sangat berbahaya jika kita berjalan di dunia ini tanpa Tuhan.  Karena ada pencuri (iblis) yang mencuri, membunuh, dan membinasakan (Yohanes 10 : 10).
  3. Berarti kita tidak dapat bersandar kepada kekuatan kita sendiri.
    Doa  yang membuat kita tetap kuat dan berkemenangan. Banyak orang jatuh dan gagal karena tidak berdoa. Orang yang selalu mengandalkan Tuhan akan diberkati, sedangkan orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri, tidak akan diberkati (Yeremia 17 :5).

JANGAN PERNAH BERHENTI BERDOA!

Referensi:
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)

http://sahabat-gembala.blogspot.com/2009/01/refleksi-teologis-teologi-doa-apa-itu.html
Oleh: Linda Mutiara Lumban Tobing