Menimba Makna Religius Kerja dari Yesus

Oleh: Dr. Arcadius Benawa

Kalau kita perhatikan dalam Yesus bekerja, ada 3 karakteristik yang dapat diamati selama hidup-Nya di dunia. Pertama, dalam bekerja Yesus tidak mengenal lelah. Kedua, Yesus tidak mau membatasi kerja-Nya, baik jenis kerja maupun tempat Dia bekerja. Ketiga, kerja Yesus itu memberdayakan manusia. Kini marilah kita cermati satu per satu tiga karakteristik kerja Yesus yang boleh kita serap sebagai nilai religious kerja.

Yang pertama, Yesus bekerja tidak mengenal lelah. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus tidak bisa lelah. Kita masih ingat bagaimana ketika Yesus mengajak para rasul-Nya untuk menyepi guna beristirahat sejenak. Di satu sisi, ini menunjukkan bahwa Yesus bisa Lelah juga, demikian pun murid-murid-Nya. Di sisi lain, toh Yesus tergerak juga hati-Nya oleh belas kasih-Nya tatkala Ia melihat begitu banyak orang datang berbondong-bondong untuk disembuhkan ataupun sekadar untuk melihat mukjizat yang dilakukan-Nya, maupun untuk mendengarkan pewartaan Injil/kabar sukacita yang disampaikan-Nya.

Kedua, Yesus tidak mau dibatasi karya-Nya. Ia menolak ketika orang-orang menahan diri-Nya agar tetap tinggal di Kapernaum. Yesus berkata: “Juga ke tempat-tempat lain Aku harus mewartakan Injil!” Itu dari segi tempat kerja. Dari sisi jenis pekerjaan pun Yesus tak mau dibatasi. Karya Yesus tak terbatas pada ibadah, mewartakan kabar sukacita, namun juga menyembuhkan orang sakit, membebaskan orang dari belenggu setan. Jadi, ciri kedua ini menunjuk sisi holistik karya Yesus. Yesus bekerja tidak hanya terbatas oleh teritori maupun kategori.

Ketiga, Yesus berkarya bukan untuk mencari sensasi diri, tetapi justru untuk memberdayakan, meng-empower manusia, agar orang yang menerima berkah kesembuhan dari sakit penyakit, pengampunan/pembebasan dari dosa, dari belenggu setan itu pada gilirannya juga menjadi berkah bagi sesama. Hal ini tampak misalnya dari Ibu Mertua Petrus. Usai dijamah Yesus langsung gumregah dari sakit demamnya untuk melayani Yesus dan para muridNya. Demikian juga Zakheus setelah diampuni dosa-dosanya, ia lalu mengganti rugi, membagi separuh hartanya kepada orang miskin.

Pesan yang bisa kita timba dari 3 karakteristik kerja Yesus itu untuk makna spiritual/religious kerja adalah pertama, kita pun tidak boleh terjebak dalam zona nyaman dalam bekerja. Tidak boleh terlalu pilih-pilih, Kerja kita syukuri sebagai anugerah pemberian Tuhan dan kita jalankan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggung jawaban kita pada sang Pemberi kerja, dalam hal ini Tuhan yang maha baik. Oleh karena itu apa pun kerja kita, seharusnyalah kita bekerja all out, tidak kenal lelah, tidak setengah-setengah, serta tidak pilih-pilih tempat kerja atau jenis kerja yang enak dan nyaman semata, karena semua kerja tentu ada pertanggung jawabannya. Dalam bekerja kita juga harus memiliki spirit demi memberdayakan diri dan sesama, bukan untuk memerdayakan orang lain. Semoga dengan demikian Injil Kerajaan Allah semakin diwartakan dan semakin banyak orang pun mendapat berkah dan menjadi berkah bagi sebanyak mungkin orang pula.

Dr. Arcadius Benawa