Iman Pantang Menyerah

Oleh : Linda Mutiara Lumban Tobing

Setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda saat menghadapi masalah. Ada yang menyerah, ada yang masa bodoh, ada yang pasrah dan ada yang lari dari masalah. Bahkan ada juga yang tetap gigih berjuang dalam menghadapi masalahnya.

Seorang perempuan Siro-Fenisia dalam Markus 7:24-30 memiliki respon yang positif dalam menghadapi masalahnya.  Anak perempuannya kerasukan roh jahat. Kemudian ia mendengar perkataan Tuhan Yesus yang sangat tajam:….”Biarlah anak-anak kenyak dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” (Markus 7:27).

Respon Perempuan Siro-Fenisia itu tidak marah.  tidak sakit hati, tidak gentar, tidak putus asa atau merasa terhina. Bahkan ia menjawab Yesus:  “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Perempuan Siro-Fenesia itu berjuang menembus berbagai tantangan menemui Yesus untuk kesembuhan anak perempuannya. Ia tidak berdiam diri. Sebab sebagai seorang perempuan non Yahudi, ia sadar  bahwa tidak mudah baginya untuk bisa berjumpa dengan Yesus yang adalah seorang Yahudi. Ia sadar bahwa ia bukanlah siapa-siapa di mata Yesus. Ia datang dari kalangan bangsa asing yang tidak mengenal Allah Israel. Namun, ia memiliki iman yang teguh, iman yang pantang menyerah ketika berhadapan dengan masalah dan tantangan. Itu ia lakukan untuk mendapatkan pertolongan, agar anaknya sembuh.

Bagaimana sebaliknya, jika perempuan Siro-Fenesia itu panas hati, marah, dan kecewa ketika merespon perkataan Tuhan Yesus. Kemudian ia pergi meninggalkan-Nya? Tentunya kita tidak akan mendengarkan cerita tentang kesembuhan anak perempuannya.

Di dalam hidup ini, terkadang kita diperhadapkan dengan hal-hal yang  menyangkut harga diri, seperti: penghinaan, dilecehkan bahkan diremehkan orang lain. Bagaimana kita menanggapi atau merespon hal tersebut? Kita belajar dari seorang perempuan Siro-Fenesia yang tidak marah, tidak sakit hati, tidak kecewa dan imannya pantang menyerah. Sehingga pada akhirnya, Tuhan Yesus mengabulkan permohonannya melepaskan pengaruh setan dalam diri anak perempuannya. 

Terkadang sesuatu yang menimpa diri kita adalah ujian dari Tuhan. Hal ini untuk melihat bagaimana sikap kita menghadapi masalah. Ujian dan masalah selalu ada di sepanjang hidup. Ini bertujuan agar iman kita tetap teguh dan tetap setia kepada Tuhan Allah. Yakobus 1:2-4 berkata: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” 

Ada beberapa yang dapat dipelajari dari iman seorang perempuan Siro-Fenesia, sehingga kita pun dapat mengalami mujizat:

Pertama, Percaya akan Firman Tuhan

Perempuan ini percaya bahwa Yesus sanggup memulihkan anaknya, seperti yang ia dengar! “Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.” (Markus 7:25).

Kedua, Kejar Yesus dengan Segera (Jangan Menunda)

Iman yang benar selalu di wujudkan dalam sebuah tindakan! Perempuan Siro-Fenesia datang dan tersungkur. Tindakan yang tidak menunda-nunda itulah yang pada akhirnya membuatnya mengalami mukjizat. ……. segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.” (Markus 7:25)

Ketiga, Minta dengan Spesifik dalam Doa.

Ia menyampaikan permohonannya dengan spesifik: memohon agar Yesus mengusir setan dari anaknya. …… ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. (Markus 7:26).

Keempat, Sabar dengan Waktu Tuhan

Sekalipun Yesus berkata tajam kepadanya, ia tidak meninggalkan Yesus dengan kemarahan atau sakit hati. Tetapi ia menjawabnya dengan sikap kerendahan hati. “Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” (Markus 7:27)

Kelima, Jangan Marah atau Panas hati. Tetap Jaga Hati dan Terus Percaya bahwa Remah-remah dari Tuhan dapat membuat Mukjizat

Yesus melihat apa yang diucapkan perempuan itu bukan dengan kemarahan atau panas hati tetapi dengan iman yang pantang menyerah dan hal itulah membawanya kepada kesembuhan anaknya.
Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” (Markus 7:28)

Karena itu, marilah kita merespon setiap masalah yang dihadapi dengan iman yang pantang menyerah, tidak sakit hati, tidak kecewa dan dalam sikap kerendahan hati tersungkur di hadapan Tuhan. Jangan pernah menunda-nunda dan segeralah datang kepada-Nya. Terimalah mujizat-Nya.

Referensi :

Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)

http://joshuaivanministries.blogspot.com/2017/05/rahasia-iman-perempuan-siro-fenisia.html
Linda Mutiara Lumban Tobing