Striving for Excellence di Masa Pandemi
Oleh: Meitty Josephin Balontia, M.Han
Striving for excellence merupakan satu dari enam (6) nilai yang dipegang teguh oleh para Binusian. Berbicara mengenai sebuah nilai, tentu kita berbicara mengenai apa yang ideal, yang seharusnya kita lakukan. Lebih lanjut, nilai juga dapat memberikan suatu ciri khas tertentu pada sebuah kelompok ataupun komunitas. Artinya, nilai dapat pula dipahami sebagai penanda identitas dari suatu komunitas. Mengikuti hal tersebut, dapat kita simpulkan bahwa striving for excellence dalam SPIRIT Binusian adalah bagian dari identitas yang mesti selalu dihidupi oleh para Binusian tanpa terkecuali. Bagaimana para binusian dapat merealisasikan nilai Striving for excellence khususnya di masa pandemi seperti saat ini?
Nilai striving for excellence mengandung makna bahwa kita ingin selalu mencapai yang terbaik tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga, lingkungan dimana kita hidup dan berkarya. Dalam budaya Binusian, nilai ini tidak bisa terlepas dari nilai lainnya yang mengikuti. Mustahil rasanya mencapai nilai striving for excellence tanpa melaksanakan nilai-nilai binusian lainnya yakni, perseverance, integrity, respect, innovation, dan teamwork.
Perseverance merupakan sebuah sikap yang tidak mudah menyerah. Dalam nilai tersebut terkandung unsur untuk selalu mau bangkit dan belajar dari kesalahan. Hal ini tentu membutuhkan keterbukaan untuk terus mau belajar. Tanpa adanya sikap perseverance, seorang binusian tidak dapat mencapai apa yang terbaik. Yang terbaik (excellence) hanya bisa tercapai melalui proses pembelajaran terus menerus, dimana dalam proses tersebut juga mengandaikan adanya sikap mau belajar dari orang lain. Mau belajar dari orang lain menuntut suatu sikap hormat (respect) yang membawa kita untuk terbuka terhadap komunikasi serta kerjasama dengan orang lain. Dari sini, kita bisa melihat bahwa nilai striving for excellence dalam realisasinya tidaklah berdiri sendiri. Selain nilai perseverance, respect, dan teamwork, nilai striving for excellence juga terkait erat dengan integritas serta inovasi yang kita lakukan.
Seorang binusian dituntut untuk memiliki integritas yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Bersama dengan komunikasi, integritas merupakan penopang dari sebuah kerjasama tim. Sementara itu, inovasi menyangkut hal-hal baru yang dilakukan untuk memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik. Inovasi sering kali menjadi sebuah penanda dari suatu proses striving for excellence yang berjalan semestinya. Dari penjabaran di atas, kita bisa melihat bagaimana implementasi nilai striving for excellenceadalah juga usaha untuk menghidupi keseluruhan nilai SPIRIT dalam budaya Binusian.
Di masa pandemi seperti saat ini, nilai striving for excellence dapat terwujud dengan selalu berusaha untuk merealisasikan keseluruhan nilai SPIRIT dalam kehidupan sehari-hari. Nilai striving for excellence menuntut kita untuk dapat keluar dari batasan yang ada, dengan pemanfaatan segala sumber daya yang tersedia. Di masa pandemi, nilai ini dapat terwujud dengan pemanfaatan teknologi yang ada. Kita terus berusaha melakukan yang terbaik bagi diri sendiri maupun orang lain melalui teknologi. Misalnya, teknologi dapat dimanfaatkan untuk menggali berbagai informasi terkait tugas serta tanggung jawab yang kita miliki dalam rangka menemukan ide baru. Teknologi juga membantu kita untuk secara aktif berkomunikasi dan menjaga agar kerjasama di antara tim dapat terus terwujud dengan baik.
Lebih lanjut, penggunaan teknologi harus dibarengi dengan integritas yang tinggi. Contohnya, seorang binusian harus menjaga agar kredibilitas intelektualnya dapat dipertanggung jawabkan. Dewasa ini, akses terhadap berbagai pandangan orang lain sangat mudah kita dapatkan. Hal tersebut tentu berdampak pada semakin mudahnya orang untuk melakukan tindakan plagiarisme. Tindakan inilah yang harus dihindari oleh setiap binusian. Selain itu, bertanggung jawab terhadap berita yang kita sebarkan adalah juga bentuk integritas di masa pandemi. Tanggung jawab itu terwujud melalui upaya kita untuk selalu mengecek kembali kebenaran suatu berita sebelum meneruskan kembali pada orang lain.