Pembelajaran Sosial Emosional (1)

Oleh: Kartika Yulianti

Pada hari Kamis, 5 Agustus 2021 yang lalu saya mendapat kesempatan yang kedua kali untuk menjadi instruktur program pendidikan Calon Guru Penggerak angkatan kedua. Program Guru Penggerak merupakan episode kelima dari Program Merdeka Belajar yang secara resmi diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tanggal 3 Juli 2020 (saat program ini diluncurkan Kementeriannya masih bernama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

Topik sesi elaborasi pemahaman pada hari Kamis lalu adalah Pembelajaran Sosial Emosional dan kali ini saya memberikan pelatihan kepada sekitar 140 guru yang terbagi ke dalam dua kelompok guru di Medan, Sumatera Utara dan Tasikmalaya, Jawa Barat melalui media online. Di sesi elaborasi pemahaman ini, kami mendiskusikan pembelajaran sosial emosional, mindfulness atau kesadaran penuh, 5 kompetensi sosial emosional dan cara penerapan 5 keterampilan sosial emosional.

Menurut Ki Hajar Dewantara, “pendidikan merupakan daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang sesuai dengan dunianya.”  Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. MenurutJon Kabat-Zinn, pendiriMindfulness-Based Stress Reductionmindfulness atau kesadaran penuhyang menjadi dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional adalahkesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi sekarang dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Selaras dengan pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara, Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh adalah upaya untuk  menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong  bertumbuhnya budi pekerti, selain aspek intelektual. Lewat Pembelajaran Sosial dan Emosional, murid diajak untukmenyadari,melihat,mendengarkan, merasakan, mengalami  berbagai pengalaman belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. 

Referensi:

  1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (2021), Modul 2.2. Program Pendidikan Guru Penggerak: Pembelajaran Sosial Emosional, (unpublished)
  2. Jon Kabat-Zinn: Defining Mindfulness, https://www.mindful.org/jon-kabat-zinn-defining-mindfulness/
  3. Ki Hadjar Dewantara (2011), “Bagian Pertama: Pendidikan”, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa
  4. SEL is …, https://casel.org/what-is-sel/

Kartika Yulianti, Dosen Character Building, Universitas Bina Nusantara, Jakarta