Sikap Hati Menentukan Tindakan

Oleh : Linda Mutiara Lumban Tobing

Hati manusia mencerminkan siapa sebenarnya dia, “”Just as water reflects the face, so one human heart reflects another” (Proverbs 27:19). Hati Ibarat sumber mata air, bila sumbernya kotor, maka kotorlah airnya, namun bila sumbernya bersih, maka bersihlah airnya. Betapa pentingnya hati sehingga Firman Tuhan mengingatkan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Ternyata, hati tidak dengan sendirinya bersih, kita harus terus menerus menjaganya agar tidak tercemari. Apa yang terisi dalam hati itulah yang keluar dalam tindakan. Menilai manusia/seseorang, berarti kita sedang melihat isi hatinya. Karena itu, untuk mengevaluasi dan menilai diri kita harus dimulai dari dalam hati kita sendiri. 

Tetapi ada beberapa kendala ketika seseorang melakukan evaluasi ketika menilai dirinya sendiri. Kendala terbesarnya adalah adanya keakuan yang besar (ego), kesombongan diri, kemunafikan atau keengganan untuk berubah. Diperlukan kerendahan hati untuk mengevaluasi diri. Sering kali kita berpura-pura dan berusaha menutup-nutupi hati kita dengan berbagai upaya agar orang lain tidak tahu yang sebenarnya. Tetapi Firman Tuhan mengingatkan, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tapi Tuhan melihat hati” (1Samuel 16:7b). Karena itu, marilah kita belajar dari hidup seorang Daud yang tidak pernah berhenti memohon kepada Tuhan agar TUHAN terus menyelidiki hatinya. Seru Daud, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku” (Mazmur 139:23).

Menjaga hati untuk tetap berkenan dihadapan Tuhan itu perlu perjuangan dan tidaklah mudah, karena setiap saat kita diperhadapkan dengan berbagai persoalan hidup yang bisa membuat sikap hati kita menjadi tidak benar dihadapan Tuhan. Tidak hanya itu, kita sudah terlalu lama di didik oleh dunia ini, sehingga hati kita sudah terlanjur dipenuhi dan dicemari dengan hal-hal yang tidak baik, atau yang tidak memuliakan Tuhan. Kalau hati sudah dipenuhi dengan segala hal yang tidak berkenan dihadapan Tuhan, maka yang akan terlihat dari karakter kita, perilaku kita, tindakan kita, perkataan kita, adalah semua hal yang membuat kita berdosa dihadapan Tuhan.

Untuk dapat menjaga hati, kita harus bisa memberi waktu khusus untuk duduk diam dan mengoreksi sikap hati kita, bahkan itu harus dilakukan dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, dalam hari-hari hidup kita. 

Kenapa hal ini perlu kita lakukan?. Firman Tuhan katakan didalam Matius 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.

Jadi perlu bagi setiap orang percaya untuk memberikan waktu khusus, merenung setiap sikap hatinya apa sudah berkenan dihadapan Tuhan atau belum. Memulainya dari mana? Dimulai dari detik pertama saat kita terbangun dari tidur. Disitu sebagai orang percaya kita harus menjaga hati kita dengan cara duduk diam di kaki Tuhan dan mengucap syukur untuk kasih karunia Tuhan, untuk penjagaan dan pemeliharaan Tuhan yang begitu sempurna, untuk penyertaan Tuhan sepanjang hari-hari hidup kita, lalu meminta kepada Tuhan untuk memampukan kita menjaga setiap ucapan yang keluar dari lidah bibir mulut kita sepanjang hari yang akan kita jalani.

Kalau ini yang kita lakukan, maka sebelum mengeluarkan perkataan kepada, suami, istri, anak-anak, orang tua, atau bahkan kepada pembantu dirumah, dan juga kepada orang-orang yang kita jumpai dimanapun kita berada, kita akan sangat waspada didalam berkata-kata dan bertindak.

Referensi :

Menjaga sikap Hati. 2017. https://www.bulawanews.com/2017/06/menjaga-sikap-hati/

Linda Mutiara Lumban Tobing (Dosen Character Building, Universitas Bina Nusantara, Jakarta)