Resolusi Tahun Baru

Oleh: Murty Magda Pane

Beraneka ragam jenis dan model ucapan tahun baru 2021 telah diungkapkan saat menjelang malam pergantian tahun pada penghujung tahun 2020 silam. Setiap orang tentu berdoa dan berharap yang terbaik untuk tahun yang akan datang. Tahun 2020 memang baru saja berlalu, dan kita sudah berada di awal tahun yang baru, yaitu tahun 2021. ‘Tahun Baru, Semangat Baru’, begitulah slogan yang biasanya diharapkan semua orang bisa terjadi. Pergantian tahun memang senantiasa menjadi momen yang tepat bagi banyak orang untuk menggantungkan harapan dan keinginan baru, yang belum sempat dicapai pada tahun sebelumnya. 

Pembuatan resolusi tahun baru sebenarnya menjadi penting agar selama satu tahun ke depan mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus menjadi fokus utama kita. Dengan begitu, kita akan merasa memiliki tujuan untuk satu tahun ke depan. Hal inilah yang membuat banyak orang yang senantiasa membuat resolusi tahun baru pada saat pergantian tahun. Terlebih pada tahun 2020 kemarin, ada banyak masalah dan berbagai rintangan yang dihadapi. Pandemi Covid-19 kerap dikaitkan dengan buruknya tahun 2020 yang baru saja berlalu. Sebagian orang berharap pada 2021, virus corona segera dapat diredam dan kembali mendapatkan hal-hal baru yang menyenangkan. Selain itu, masih ada banyak doa, harapan serta ucapan positif yang disampaikan, baik untuk diri sendiri maupun orang terdekat saat tahun baru tiba (https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201223095030-284-585524/20-kata-kata-ucapan-tahun-baru-2021).

Resolusi Tahun Baru sendiri adalah tradisi sekuler yang umumnya berlaku di Dunia Barat, tetapi juga bisa ditemukan di seluruh dunia. Menurut tradisi ini, seseorang akan berjanji untuk melakukan tindakan perbaikan diri yang akan dimulai pada Hari Tahun Baru. Sebuah studi pada tahun 2007 yang dilakukan oleh Richard Wiseman dari Universitas Bristol dengan melibatkan 3.000 responden menunjukkan bahwa 88% dari mereka yang memiliki resolusi Tahun Baru gagal mewujudkannya, meskipun 52% dari responden yakin pada awalnya bahwa mereka akan berhasil mewujudkannya. 22% pria berhasil mewujudkan resolusi mereka saat mereka menenetapkan target (misalnya bertekad menurunkan berat badan satu pon dalam seminggu, bukannya hanya “menurunkan berat badan” saja), sedangkan 10% wanita berhasil mewujudkan resolusi mereka jika mendapat dukungan dari orang-orang terdekat.

Frank Ra (penulis buku resolusi Tahun Baru “A Course in Happiness”) menyatakan bahwa:

“Resolusi akan lebih berkelanjutan bila kita berbagi, baik dalam hal dengan siapa Anda berbagi manfaat dari resolusi Anda, dan dengan siapa Anda berbagi jalan untuk menjaga resolusi Anda. Rekan-dukungan yang membuat perbedaan dalam tingkat keberhasilan resolusi tahun baru “

(https://id.wikipedia.org/wiki/Resolusi_tahun_baru)

Membuat resolusi tahun baru memang menimbulkan semangat tersendiri. Terlebih lagi saat pembuatan perencanaannya. Tidak mengherankan banyak organisasi, bukan hanya individu, sudah membut perencanaan sejak bulan Oktober untuk pencapaian tahun berikutnya.

(bersambung)

Murty Magda Pane (Dosen Character Building, Universitas Bina Nusantara, Jakarta)