Perjalanan Menuju Tempat Yang Tidak Diketahui

Oleh: Jamson Siallagan

Di dunia ini kita seringkali menghadapi situasi dalam ketidakpastian. Secara umum dalam menghadapi ketidaktahuan/ketidakpastian  ada beberapa sikap yang dipilih oleh manusia.  Ada orang yang berserah pada takdir. Percaya kepada takdir yang tidak berpribadi yang tidak bisa dirubah. Namun ada juga orang yang akan memikirkan kemungkinan-kemungkinan (probabilitas) dan berusaha memilih diantara pilihan yang ada, jika tidak A, mungkin B, atau C. Pilihan dapat dilakukan berdasarkan pengalaman dan bagaimana manusia dapat mengetahui, usaha untuk memilih ada kebenarannya. Namun terkadang kita juga sering berhadapan dengan situasi dimana kita tidak bisa memilih.  

Kita dapat belajar dari seorang tokoh dalam menghadapi ketidakpastian, dialah  Abraham. Ia melakukan perjalanan menuju tanah perjanjian yang dijanjikan oleh Allah baginya. Perjalanan  menuju tanah perjanjian merupakan perjalanan yang unik, dimana  ia harus  mentaati perintah Allah untuk meninggalkan keluarga dan kotanya menuju ke tempat yang ia sendiri belum mengetahuinya. Penulis Kitab  Ibrani mengatakan, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui” (Ibrani 11: 8).  Abraham tentu tidak bingung, melainkan dengan taat ia berangkat sesuai dengan perintah Tuhan. Ia bersama keluarganya berangkat ke tempat yang jauh yang tidak diketahuinya hanya karena ia memiliki iman. Sebab perintah Allah ini telah diawali sebuah pengalaman pribadi Abraham bagaimana ia diselamatkan oleh Allah. Allah menyatakan diri kepadaNya dan Abraham menjadi orang percaya yang dikhususkan oleh Allah. Abraham mengambil keputusan yang berani dan juga dengan sukacita karena percaya bahwa Allah pasti akan menunjukkan jalan di depan. Dan akhirnya setelah melalui peristiwa, pengalaman hidup, Abraham sampai pada tujuan perjalanannya menjadi bangsa yang besar di daerah Kanaan. 

Di era pandemic ini banyak hal yang kita tidak ketahui apa yang terjadi pada masa yang akan datang, namun  kita bisa tetap tenang karena kita dapat  percaya dan berharap kepada Allah. Seperti Abraham, kita sedang melalui perjalanan kehidupan kita masing-masing dan tidak seorangpun yang dapat memastikan akan masa depan. Kita belajar bahwa hidup kita di   dunia ini bergerak  sesuai dengan rancangan Tuhan, yang tentu saja sangat abstrak dan susah untuk kita pahami. Namun seperti Abraham yang memiliki iman, kita pun dapat berjalan dengan percaya pada Allah yang menuntun kita hidup dalam kebenaranNya menuju berbagai pengalaman-pengalaman yang indah dan menarik sekalipun di tengah kesukaran dan ketidakpastian. 

Jamson Siallagan (Dosen Character Building, Universitas Bina Nusantara, Jakarta)