Panggil Aku John

Oleh: Christian Siregar

Begitulah dia ingin disapa. Seorang pemuda keturunan India asal Kampung Keling, Medan, Sumatera Utara yang ingin kembali ke kampungnya setelah merantau di Jakarta. Perkenalan saya dengan John sudah lama berlalu (+/-1980), waktu itu saya masih kelas 6 SD, bocah yang baru lulus sekolah dan mendapat hadiah liburan ke Medan dengan kapal motor Tampomas 1 bersama abang yang sudah bekerja.

Kejadiannya waktu itu abang saya sedang antri ambil jatah makan siang di dapur kapal. Saya seperti biasa menunggu di dek kapal tempat kami menumpang tidur. Tiba-tiba ada seorang dewasa mabuk mendekati saya. Ia ingin memukul saya karena dianggap menghalangi jalannya yang sempoyongan. Mendadak tangan kurus John yang saat itu datang entah dari mana, menangkap tangan si pemabuk.  Dengan sigap John mendorong orang mabuk itu sampai pembatas pagar besi kapal. Si pemabuk sontak berteriak terkejut karena tubuhnya yang lumayan besar terdorong hampir jatuh ke laut. Sempat terjadi keributan kecil sebelum akhirnya orang itu meminta maaf dan segera berlalu dari tempat itu. 

John (bahasa Inggris) atau Yohanes (bahasa Yunani Ιωάννης – Ioannes; “Tuhan adalah baik/pemurah”), adalah kemurahan Tuhan bagi saya. Seorang liyan (the other) yang tidak saya kenal, tetapi menujukkan kebaikan hati dengan menolong seorang bocah SD yang tidak berdaya. Saat mengingat kembali moment itu, saya hanya dapat berkata dalam hati, terima kasih Tuhan sudah menghadirkan penolong tidak dikenal dalam diri John.

Bagaimanapun pengalaman tak terlupakan itu telah menambah satu lagi “sapuan warna peduli kepada sesama” dalam hati saya, seperti diamanatkan dalam topik “Mengenal Tuhan melalui Sesama” dalam CB Agama.

Christian Siregar (Dosen Character Building, Universitas Bina Nusantara, Jakarta)