Hidup Dalam Kasih Setia Tuhan

Oleh Linda Mutiara Lumban Tobing

Ketika kehidupan kita berjalan dengan baik serta penuh sukacita dan berkat yang berlimpah seperti keluarga yang damai, karir atau pekerjaan yang menjanjikan, serta kesehatan menjadi bagian hidup kita, maka kita sangat percaya bahwa semua itu karena kasih setia dan kemurahan Tuhan. Lalu bagaimana jika sebaliknya yakni hidup yang penuh dengan pergumulan, mengalami kelaparan atau kesulitan ekonomi, dalam keadaan sakit, keluarga berantakan, hidup yang teraniaya. Apakah Tuhan tidak sedang mengasihi mereka? Atau apakah kasih setia Tuhan tidak tinggal dalam hidup mereka ?

Ada seorang ibu yang mengalami pengalaman pahit di dalam kehidupan pernikahannya.  Ia memiliki seorang suami yang kasar, yang tidak segan-segan untuk memukuli istrinya.  Di masa-masa pernikahannya, ibu ini terus mengalami perlakuan-perlakuan yang kasar dan pengkhianatan suaminya. Sampai suatu ketika sang suami mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia mengalami kelumpuhan total.

Pada saat seperti itu, bukankah ibu ini memiliki alasan yang kuat untuk menunjukkan rasa kecewanya, sakit hatinya, dan meninggalkan suaminya tanpa harus bersusah payah merawatnya.  Tetapi apakah yang dilakukan ibu ini?  Dengan kasih setianya ia malah merawat suaminya.  Bahkan, ketika luka di dalam tubuh suaminya membusuk dan menyebabkan adanya belatung-belatung, ibu ini tak jijik membersihkannya. 

Jika membaca kisah ibu tersebut, seberapa tahan kita mengasihi orang yang telah menyakiti kita? Satu tahun? Dua tahun? Tiga tahun?  Atau lima tahun tahun? Berapa lama kita mampu untuk mengasihi seperti yang dilakukan oleh ibu tersebut? Ibu tersebut mampu melakukannya selama dua puluh tahun.  

Mengapa ia dapat melakukan hal seperti itu? Mengapa ia mampu mengasihi suaminya bahkan merawatnya sampai 20 tahun lamanya. Jawabannya adalah karena ada satu kasih yang sangat luar biasa yang telah menjamah jiwanya saat ia hidup dalam kegelapan dosa. Kasih itu adalah kasih Allah. Kasih itulah yang memampukannya untuk mengasihi suaminya yang telah menyakitinya. Kasih setia Tuhan itulah yang menyelamatkannya dari dosa sehingga ia pun mampu melakukan kasih Allah itu kepada suaminya.

Sebagai tanda syukur akan kasih setia Tuhan pada kita, maka Tuhan menginginkan kita untuk :

1. Tinggal dalam kasih Tuhan dan mengekspresikan kasih Tuhan dengan  penuh sukacita  Sebab kasih dari Tuhan itu tidak hanya berisi ucapan, tetapi Tuhan wujudkan secara nyata didalam hidup kita, Pemeliharaan-Nya, Berkat-berkat-Nya dan keselamatan-Nya. Kitapun yang telah menerima anugerah kasih-Nya, tidak boleh disimpan untuk diri kita sendiri, tetapi supaya kita bagikan dan salurkan juga untuk orang lain. Karena dengan berbuat semua itu, maka Tuhan akan bersukacita, yaitu dengan saling mengasihi . Jadi Kasih Tuhan yang melimpah dalam hidup kita itu, harus dibagi kepada siapapun (Yohanes 15:11-12)

2. Selalu rindu untuk hidup dalam Jalan dan Kebenaran TUHAN yang telah menyelamatkan kita, “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.” (Mazmur 25:4-5).

3. Mengingatkan orang lain untuk mengenal Allah yang adil, setia dan benar, “Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar” (Mamzur 40:11).

Kasih setia Tuhan adalah kekuatan dan sukacita kita menjalani kehidupan. Kasih setia Tuhan adalah pengangan kita untuk tetap berpengharapan kepada Tuhan. Kesetiaan kasih Tuhan tidak perlu untuk diragukan lagi, tetapi yang perlu untuk dipertanyakan adalah kesetiaan kita kepada Tuhan. Karena betapa pun kotornya diri kita, betapa pun tidak layaknya kita, Allah tetap mengasihi kita. Allah tahu kita adalah orang-orang berdosa, orang-orang bebal, kotor dan jauh dari setia, namun kasih-Nya tidak berubah. Allah tetap mengasihi saya dan kita semuanya. Karena itu hiduplah dalam kasih setia Tuhan selamanya.

Referensi :

Ilustrasi. https://www.khotbahkristen.id/kasih-setia-allah/2/

Linda Mutiara Lumban Tobing