Bersikap Bodoh Amat
Oleh: Linda Mutiara Lumban Tobing
Ada sebuah cerita dari negeri Cina klasik tentang seorang kakek tua yang tinggal di desa terpencil yang akan menjual keledainya ke kota. Lalu dia mengajak cucunya yang masih kecil untuk menemaninya.
Selama perjalannya menuju kota, berjalanlah mereka masing-masing, sang kakek dan sang cucu bersebelahan dan keledainya di tuntun. Mereka pun melalui beberapa desa yang penduduknya juga mengenal sang kakek tersebut.
Di tengah perjalanannya, salah satu kenalan si kakek bertanya, “Kakek mau kemana pagi-pagi?”. “Mau ke kota,” jawab sang kakek.
Maka berbisik-bisiklah mereka satu dengan yang lain dan kakek yang telinganya masih tajam mendengar bisikan mereka yang berkata,” Coba lihat kakek yang bodoh itu, masa dia punya keledai tapi nggak dinaiki sih, padahal kan jarak dari sini ke kota masih jauh. Dasar orang desa yang tak sekolah!.”
Mendengar hal itu, sang kakek yang nggak mau dibilang bodoh merubah cara jalan mereka ke kota. Sang cucu dinaikkan ke keledai dan sang kakek berjalan kaki menuntun keledai.
Nggak jauh berjalan, terdengar orang lain berbisik-bisik setelah menyapa dan bertanya tujuan mereka pergi,” Lihat anak kecil yang kurang ajar itu, enak-enakan naik keledai sedangkan kakeknya yang sudah tua banget disuruhnya jalan kaki ke kota yang jauh. Untung ya, kita nggak punya cucu begitu!.”
Mendengar bisikan itu, sang kakek nggak terima cucunya dikatain demikian, sehingga dia merubah kembali cara jalan mereka ke kota. Sang kakek naik keledai dan cucunya berjalan kaki menuntun keledai ke kota.
Nggak lama kemudian, terdengar lagi bisikan orang lain.” Lihat kakek tua yang nggak tahu diri itu, enak-enakan naik keledai dan membiarkan anak kecil yang masih dalam pertumbuhan jalan jauh sekali, untung kita nggak punya kakek seperti itu.”
Dalam hidup ini, sering sekali kita menjalani hidup persis seperti si kakek. Kita berusaha menyenangkan semua orang, merasa terganggu dengan omongan orang, sampai-sampai kita sendiri kehilangan kebahagiaan bahkan tidak memiliki prinsip hidup sendiri.
Tahun 2016, berat badan saya 73 kg. Semua baju sudah tidak muat dan teman-teman mulai mencibir dan mengatakan saya gendut dan jelek. Ejekan tersebut membuat saya tidak bisa tidur dan tidak percaya diri. Akhirnya saya memutuskan untuk diet ketat (makan hanya sekali sehari), nge-gym, senam bahkan yoga. Hari-hari saya lalui dengan memaksakan diri berolah raga tanpa kenal lelah dan istirahat. Lima bulan berlalu, timbangan saya turun menjadi 50 kg. Tentunya saya akan Bahagia. Ternyata tidak. Teman-teman tidak berhenti membicarakan tentang saya kembali. Kurus amat sekarang, hitamnya jadi kelihatan dan badannya kelihatan tidak sehat (kurus kering). Saya terus berpikir tentang perkataan mereka sampai tidak bisa tidur, tidak percaya diri kembali dan pada akhirnya saya mengalami sakit maag dan harus di rawat di Rumah sakit selama 3 bulan dan mengakibatkan berat badan saya menjadi 43 kg. Nah ternyata, perkataan orang-orang pada akhirnya merugikan hidup saya. Saya kehilangan kebahagiaan.
Sejak saat itu, mau dikatain gendut, hitam, jelek, kurus, bodoh, ga berguna, ga pantas, ga layak, miskin, ga laku, kampungan dan banyak lagi kejelekan-kejelekan yang dilontarkan orang ke saya, yang terpenting adalah Tuhan tidak memandangku rendah, sebab aku berbarga bagi Tuhan. Bodo amat dengan kata orang sebab langkah hidupku bukan ditentukan apa kata orang tetapi apa kata Tuhan.
Terlalu peduli dengan omongan orang, atau selalu ingin terlihat sempurna di mata orang kadang bisa membuat beban untuk diri sendiri. Tapi, di lain sisi, menjadi pribadi yang cuek rasanya belum tentu bisa dijalankan oleh semua orang. Seperti yang kita tahu, overthinking itu memang tidak baik untuk kita. Rasa kebahagiaan mungkin jadi hal yang tidak bisa kamu rasakan karena kamu selalu khawatir akan apa yang terjadi nanti. In fact, not giving a damn could make you happier.
Menurut Mark Manson dalam bukunya yang berjudul : “The Subtle Art of Not Giving a Fuck” (Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat), dijelaskan bahwa masa bodoh atau bodo amat berarti memandang tanpa gentar tantangan yang paling menakutkan dan sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan.” Sikap bodo amat itu melekat pada diri seseorang yang ingin menggapai keinginannya tanpa sibuk memikirkan kesulitan yang bakal mereka alami. Bersikap bodo amat berbeda makna dengan sikap acuh tak acuh. Orang yang bersikap acuh tak acuh cenderung memiliki hati yang lemah dan ciut. Beda halnya sikap acuh tak acuh, sikap bodo amat itu dimiliki oleh seseorang yang memiliki tujuan hidup dan mereka tidak peduli terhadap apa yang menghalangi mereka dalam meraih tujuan hidupnya. Maksudnya, mereka akan melakukan apa pun yang mereka anggap benar untuk menikmati segala kesulitan dan halangan dalam meraih impiannya, meskipun itu dianggap aneh oleh orang lain dan kebanyakan berbeda dalam cara menanggapi masalah. Untuk bisa mengatakan “bodo amat” pada kesulitan, pertama-tama kita harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting daripada kesulitan tersebut.
Sikap bodo amat dapat membuat kita berpikir positif dan lebih jernih lagi dalam memilih mana yang sekiranya penting bagi kehidupan dan mana yang tidak penting. Pikiran positif itu sendiri akan berdampak baik pada kesehatan. Orang yang memiliki sikap bodo amat tidak akan mudah stres karena yang ada pada pikirannya hanyalah hal-hal positif. Selain itu, orang yang bersikap bodo amat tidak mudah baperan. Meskipun mereka dicaci maki, dihujat, bahkan dianggap orang gila bagi orang sekitarnya mereka tidak akan pernah sakit hati, karena mereka tahu bahwa itu semua tidaklah penting bagi kehidupannya.
Oleh karena itu, kita harus memahami dan mengerti satu hal bahwa kita diciptakan bukan untuk mengerjakan apa yang disukai oleh manusia, tetapi apa yang berkenan bagi Allah.
Amsal 20:24 berkata ” Langkah orang ditentukan oleh Tuhan…”
Jadi sudah jelas, bahwa langkah kita bukan ditentukan oleh omongan orang lain, tetapi apa yang dikehendaki oleh Tuhan. “Jangan izinkan standard dan prinsipmu ditentukan oleh apa kata manusia, tetapi milikilah sendiri standard dan prinsip yang berasal dari Allah dan disukai oleh-Nya.”
Referensi :
Manson, Mark. 2019. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Jakarta : PT. Gramedia.
Simbolon, Naaomi. 2018. Mengertilah, Langkah Hidupmu Bukan Ditentukan Apa Kata Manusia Tetapi Apa Kehendak Tuhan. https://www.jawaban.com/read/article/id/2018/04/04/58/180404102943/mengertilahlangkahhidupmu_bukan_ditentukan_apa_kata_manusia_tetapi_apa_kehendak_tuhan
Editor, Fimela. 2015. Bersikap Cuek Ternyata Bisa Bikin Hidup Kita Lebih Bahagia. https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3512667/bersikap-cuek-ternyata-bisa-bikin-hidup-kita-lebih-bahagia