Pembawa Kedamaian

Oleh Iwan Irawan

Iwan Irawan
Penulis adalah Pengajar CB pada Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Pada hidup kehidupan masyarakat di Indonesia sering sekali terjadi kekerasan yang mengatas namakan agama karena kurangnya pengetahuan dan kesalahpahaman terhadap agama yang masyarakat anut tersebut. Juga karena kesalah pamahaman masyarakat akan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang maha esa”. Pada sila pertama dimaksudkan bahwa bukan negara yang menganut agama melainkan masyarakatnya yang menganut agama masing-masing sesuai kepercayaannya, maka dengan banyaknya perbedaan agama, masyarakat indonesiapun diminta agar tetap bertoleransi dan berkemanusiaan satu sama lain, bukannya melakukan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Pada dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan dan menyuruh umatnya menjauhi tindak kejahatan yang membahayakan atau berdampak negatif bagi orang lain. Untuk itu tindakan yang perlu dilakukan untuk menghilangkan tindak kejahatan yang mengatasnamakan agama dalam masyarakat adalah dengan saling bertoleransi terhadap umat beragama, lebih mendalami ajaran agama yang kita percaya kepada organisasi resmi yang ada di Indonesia misalnya agama katolik belajar agama dari gereja yang telah memiliki ijin berdirinya gereja secara hukum dan termasuk kedalam KWI yang memiliki kepanjangan konferensi waligereja Indonesia, juga dengan agama lain pastikan bahwa belajar pada lembaga yang sudah resmi. Sehingga, masyarakat yang belajar agamapun dapat lebih nyaman belajarnya karena merasa sudah percaya, tetapi apabila dalam proses pembelajaran itu sekiranya menurut logika manusia adalah tindakan yang salah dan telah menghasilkan dampak negatif bagi kehidupan manusia silakan keluar dan laporkan kepada kepolisian setempat..

Hal paling penting untuk menghindari kekerasan yang mengatasnamakan agama adalah mengubah pemikiran serta hati nurani dari pribadi diri manusianya itu sendiri, untuk mau menjadi pengikut Tuhan yang bersedia menghadirkan Tuhan dalam diri kita masing-masing, maksudnya bukan menjadikan diri kita seperti Tuhan melainkan untuk mau menjadi pembawa damai, mau menjadi penengah masalah dan pencari jalan keluar bagi masalah yang sedang dihadapi umat manusia bukan sebagai perwujudan satu agama melainkan sebagai perwujudan kasih Tuhan yang mau membantu manusia .