Bagaimana Gejala Stress dan Cara Mengatasinya?

Stress itu merupakan suatu gejala yang manusiawi. Ia inherent (melekat erat) pada setiap insan manusia. Setiap orang pasti pernah, sedang atau bahkan akan berpotensi untuk mengalaminya. Kita tidak dapat menghindarinya atau bahkan menolaknya. Ia bagian dari hidup kita sehari-hari.

Ada banyak konsep atau pengertian tentang stres itu. Namun umumnya stres dimaknai atau dipahami sebagai kondisi atau keadaan tegang, bingung, tertekan dan sebagainya yang disebabkan oleh suatu faktor penyebab tertentu.

Faktor-faktor penyebab stres bisa berasal dari dalam diri maupun luar diri kita. Salah satu faktor penyebab stress itu berkaitan erat dengan kepribadian kita sebagai subjek manusia. Tipe kepribadian manusia misalnya dapat kita golongkan menjadi Tipe A dan Tipe B.

Tipe A berkarakter kompetitif, memiliki dorongan kuat untuk berprestasi, agresif, tidak sabar, kasar, merasa diburu-buru waktu dll. Tipe B berciri lamban, relaks, easy going. Tipe A cenderung lebih mudah stres, tekanan darah lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang bertipe kepribadian B (Baca Spillane, 2003, hal. 86).

Selain tipe kepribadian, dunia profesionalitas kerja juga dapat menyebabkan stres pada seseorang. Beban kerja yang berlebihan (over load) atau bahkan terlalu kecil (under-load) dapat berpotensi menyebabkan seseorang menderita stress.

Beban kerja yang berlebihan dapat memicu stres jika proporsi waktu untuk mengerjakannya dirasa kurang atau sempit. Orang akan merasa takut atau terancam jika gagal dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik dan berhasil. Sebaliknya beban kerja yang kurang justru akan mengakibatkan banyak waktu tidak terisi dengan efektif sehingga menimbulkan rasa bosan, malas dan akhirnya tertekan alias stress.

Gejala-Gejala Stress

Apa saja gejala-gejala stres itu? Orang yang tertekan atau stress pada umumnya akan mengalami gejala fisik, gejala emosional, gejala intelektual, dan gejala interpersonal yang menyertainya. Bagaimana itu?

  • Gejala fisik misalnya: kepala terasa pening, tidur tidak teratur, sakit punggung, sembelit atau sulit buang air, sakit perut, diare, gatal-gatal pada kulit, kaku-kaku pada otot terutama leher dan bahu, tekanan darah meningkat, berkeringat terlalu banyak, nafsu makan berubah, rasa lelah yang terus menerus dan lain sebagainya
  • Gejala intelektual misalnya: sulit untuk berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, muda lupa, pikiran terasa kacau, sulit untuk mengingat kembali, terlalu banyak melamun, terobsesi dengan suatu pikiran/gagasan, kehilangan rasa humor, produktivitas menurun, mutu kerja rendah, membuat banyak kesalahan dan lain-lain.
  • Gejala emosional seperti: kecematan dan kegelisahan, depresi, mudah tersinggung atau marah, gelisah dan tidak tenang, merasa harga dirinya menurun atau tidak aman, terlalu peka perasaannya dan mudah terluka hatinya, mudah menyerang atau memusuhi orang, dan lain-lain.
  • Gejala interpersonal contohnya: ketidakpercayaan pada orang lain tanpa alasan, menyalahkan orang lain, tidak memenuhi janji atau membatalkan janji dalam waktu yang mendesak, suka mencari kesalahan orang dan menyerangnya secara verbal, mendiamkan orang lain dan seterusnya.

Cara Mengatasi Stress

Untuk mengatasi stress ada banyak tipsnya. Umumnya langkah pertama yang bisa kita ambil adalah berhenti sejenak dan lakukan relaksasi seperlunya. Hal ini penting ketika kita sudah merasa beban kerja terlalu banyak atau berlebihan. Terkadang kita harus tegas pada diri sendiri untuk berhenti beraktivitas dan relaks. Ini untuk kebaikan diri kita sendiri juga.

Kita bisa relaks dengan mendengarkan musik kesukaan kita untuk mendapatkan suasana santai, berolahraga jenis olahraga yang kita sukai untuk mengurangi ketegangan otot, meditasi sederhana untuk mengolah batin dll. Semuanya itu tentu kita lakukan untuk menciptakan kembali suasana keseimbangan di dalam diri kita sendiri.

Dengan relaks, tubuh kita makin santai, jiwa kita tenang, emosi kita stabil, pikiran kita makin jernih. Bisa juga mencari kawan atau teman untuk sharing beban atau curhat. Selain itu juga kita bisa lakukan pendekatan spiritual dengan berdoa untuk membangun sikap dan pikiran positif di dalam diri agar selalu memiliki sikap optimistik yang terjaga dalam beraktivitas.

Dengan melakukan hal-hal di atas, kita yakin dapat mengatasi stress dan keluar dari kondisi stres yang kita alami. Selamat mencoba, semoga sukses mengatasi setiap stress yang Anda hadapi! Salam sehat jiwa dan raga untuk kita semua di tengah pandemi Covid 19 ini.

Bahan rujukan:

Prof. Dr. James J. Spillane, S.J (2003). TIME MANAGEMENT, Pedoman Praktis Pengelolaan Waktu. Yogyakarta: Kanisius.

Frederikus Fios