Bijak dalam mengkonsumsi makanan
Oleh: Hari Sriyanto, S.Sos.,M.M (Dosen Character Universitas Bina Nusantara, Jakarta)
Sampah merupakan permasalahan besar yang masih belum bisa diatasi di dunia.. Bukan hanya limbah produk atau barang, masalah limbah yang paling sulit diatasi adalah limbah makanan yang bahkan memenuhi 17% dari total keseluruhan sampah dunia.
Laporan PBB tahun 2021 menyebutkan, seperlima makanan di dunia dibuang sia-sia, dimana rata-rata tiap rumah tangga membuang 74 kilogram makanan setiap tahunnya. Jumlah limbah makanan ini begitu mengkhawatirkan, mengingat masih banyak sekali negara-negara yang kelaparan karena kekurangan makanan. Para peneliti menemukan bahwa terlepas dari tingkat pendapatan setiap negara. Setiap negara memiliki tingkat limbah makanan yang substansial yang sebagian besar berasal dari rumah tangga.
Executive Director of the United Nations Environment Programme (UNEP) Inger Andersen mengatakan, mengurangi limbah makanan akan memotong emisi gas rumah kaca, memperlambat penghancuran alam melalui konversi dan polusi lahan, meningkatkan ketersediaan makanan dan dengan demikian mengurangi kelaparan dan menghemat uang pada saat resesi global. Inger mengatakan, apabila kita ingin serius mengatasi perubahan iklim, kehilangan alam dan keanekaragaman hayati, polusi dan limbah, bisnis, pemerintah dan warga di seluruh dunia harus melakukan bagian mereka untuk mengurangi limbah makanan.
Menyikapi kondisi tersebut, kita harus memulai untuk memperbaiki perilaku kita dalam mengkonsumsi makanan. Diperlukan kesadaraan kita untuk bijak dalam mengkonsumsi makanan. Tidak ada salahnya kita mulai merubah pola mengkonsumsi makanan, baik saat menyiapakan, menyajikan ataupun mengkonsumsinya.
Langkah yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah bijaksana dalam berbelanja. Sebagian besar orang mungkin merasa bahwa berbelanja kebutuhan sehari-hari mereka secara grosiran, alias dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu adalah cara yang efektif. Padahal, cara tersebut dinilai hanya akan membuang lebih banyak stok makanan dan minuman. Misalnya, kita membeli roti dalam jumlah banyak sebagai persediaan. Namun karena terlalu sibuk, kitalupa bahwa makanan tersebut masih tersimpan rapi di dalam lemari, sehingga basi dan akhirnya dibuang.
Selain itu yang bisa kita lakukan adalah menyimpan makanan dengan baik. Hal ini dikarenakan ketika kita tidak menyimpan makanan di tempat yang seharusnya, makanan tersebut lebih cepat basi. Makanan yang basi tentu akan dibuang bahkan sebelum tanggal kedaluwarsanya tiba.
Disamping itu, bila terpaksa kita memiliki sisa makanan, sampah sisa makanan bisa dikurangi dengan diubah menjadi pupuk. Selain berguna untuk tanaman Anda, cara ini ternyata cukup ampuh untuk mengurangi sampah sisa makanan yang terbuang dengan percuma. Nah, sebagai warga dunia yang baik, sudah seharusnya kita turut mendukung menjaga lingkungan, dengan mengurangimemproduksi sampah. Kita harus mulai membiasakan untuk mengkonsumsi makanan secukupnya, tidak berlebih sehingga terbuang percuma. Barangkali mengkonsumsi makanan bukan merupakan masalah bagi kita. Namun kita harus ingat, dibelahan dunia lainnya masih banyak orang yang kekuragan makanan.