Peran agama-agama untuk menciptakan perdamaian dunia
by: Heru Widoyo
- Agama Buddha
Agama Buddha disebarkan oleh Siddharta Gautama yang kian meluas dan menyebar dengan sangat cepat. Buddha Gautama dan beserta umat-umatnya menyebarkan Agama Buddha melalui Dhamma, dimana Dhamma merupakan unsur yang menjadi penunjang umat Budha dalam mencapai Penerangan Sempurna (Nibbana). Semua umat Buddha dengan jenjang umur berapapun sangat tahu bahwa Dhamma merupakan ajaran sang Buddha yang bertujuan untuk mempelajari bagaimana caranya mengatasi Samsara atau dapat dikatakan sebagai penderitaan duniawi sehingga dapat menempuh jalan kedamaian dan kebahagiaan.
Sejauh ini, seluruh umat Buddha baik itu Mahayana maupun Theravada, telah mengikuti jejak Buddha Gautama dalam berjuang meluaskan dan menyebarkan ajaran Buddha (Dhamma). Buddha Gautama sendiri sudah membabarkan Dhamma selama 45 tahun, Walaupun telah mengutus sebanyak 60 siswa untuk menyebarkan ajarannya, ia tetap melanjutkan perjalanannya menyebarkan Dhamma. Darisanalah mulai meluasnya pertumbuhan umat Buddha baik itu bertumbuh-banyaknya Sangha maupun tempat beribadah (Vihara). Sampai pada saat ini juga, ajaran sang Buddha masih berlanjut dan tersebar kepada setiap orang yang ingin mempelajarinya dan terbuka pandangannya terhadap Dhamma.
Dalam Dhammapada, sang Buddha berkata “kemenangan melahirkan kebencian, Yang kalah hidup dalam penderitaan. Untungnya dengan damai hidup menyerah kemenangan dan kekalahan” dan “kebencian tak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian. Tetapi, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.” Ini mengajarkan kita untuk melatih diri agar tidak merugikan satu sama lain atau bahkan kepada setiap makhluk hidup. Dengan demikian, Buddha dan umatnya selalu memperjuangkan dan meluaskan kebaikan melalui umat-umatnya agar tercipta keselamatan dan kebahagiaan di dunia ini, terutama umat-umatnya agar mencapai kebahagiaan tertinggi dan abadi (Nibbana).
- Agama Kristen
Dari sisi Kristen (dan Katolik), sejarah mengukir “masa kegelapan gereja” atau The Dark Ages of Church pada abad ke-5 dan berangsur hingga abad ke-15 di wilayah eropa. Gereja mengatasnamakan agama mengatur rakyat-rakyat lebih kuat dibanding hukum saat itu sehingga terjadi penyelewengan kekuasaan bahkan korupsi dan dosa lainnya terjadi diantara penatua-penatua gereja. Indulgensia atau surat penghapusan dosa bahkan marak dipasarkan dan diperjual-belikan untuk kepentingan ekonomis semata. Perang salib bahkan genjar dijalankan dari abad ke-11 hingga abad ke-17 menjatuhkan begitu banyak korban.
Walau begitu, dalam agama kristen, kasih yang tulus (agape) terhadap sesama selalu ditekankan oleh Tuhan untuk dilakukan. Kasih tersebut dapat diterapkan dari komunitas terkecil seseorang yaitu keluarga. Dari komunitas tersebutlah dapat berkembang kasih yang lebih lagi terhadap komunitas yang lebih besar misalnya dalam bermasyarakat maupun bernegara. Seperti halnya yang dilakukan Marthin Luther yang memulai pengajaran agama dari kelompok kecil dan memulai reformasi gereja menentang dosa-dosa yang dilakukan gereja-gereja pada masa kegelapan gereja termasuk surat penghapusan dosa yang sebenarnya hanyalah karangan untuk kepentingan ekonomis semata. Melalui 95 tesis yang dibuat oleh Marthin Luther dan protesnya, kehidupan gerejawi dunia kembali ke jalan yang benar hingga saat ini menyatukan hati banyak orang pada saat itu untuk bereformasi ke arah yang lebih baik. Salah satu perintah Tuhan kepada manusia adalah untuk membawa kedamaian pada dunia. Oleh karena itu, umat Kristiani harus terus menerapkan dan mendukung ajaran-ajaran yang mendukung perdamaian dunia.
- Agama Katolik
Agama merupakan pejuang kebaikan yang memperjuangkan tumbuh kembang dan meluasnya kebaikan dan keselamatan dalam kehidupan yang terwujud mulai dari di dunia sampai di akhirat.
Dalam agama Katolik, perjuangan Gereja untuk mewujudkan peran ini salah satunya dilakukan dengan mengajarkan kepada orang-orang untuk meneladani pribadi Yesus yang senatiasa menghidupi dan mengajarkan perdamaian. Yesus merupakan contoh yang sempurna bagi umat Katolik dalam mewujudkan perdamaian dalam dunia. Ia tidak hanya mewartakan Kerajaan Allah, namun juga mengajarkan kita mengenai kasih dan bahkan rela untuk wafat di kayu salib demi kasih-Nya terhadap manusia.
Hal lain yang dapat dilakukan Gereja untuk mewujudkan hal ini adalah dengan melakukan gerakan-gerakan moral yang melibatkan semakin banyak orang dan menerobos sekat-sekat primordialisme seperti kesukuan, agama, dan ras.
Kedua hal ini telah dilakukan oleh Agama Katolik mulai dari kelompok-kelompok kecil, seperti lingkungan (komunitas lebih kecil di bawah paroki di Indonesia), kelompok tingkat nasional seperti Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Wanita Katolik Republik Indonesia, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, Pemuda Katolik, Forum Masyarakat Katolik Indonesia, serta kelompok-kelompok dalam tingkat internasional seperti, IMCS, dsb.
Kelompok-kelompok ini mengusahakan perdamaian dengan cara-cara, seperti pewartaan, pelayanan liturgi, pelayanan sosial, dan pelayanan dalam bidang persekutuan. Salah satu contohnya, dalam lingkungan Ketua Lingkungan akan mencoba mencari jalan keluar apabila terjadi perselisihan antar umat. Hal ini akan membantu menjaga perdamaian dan persatan dalam lingkungan. Contoh lainnya adalah dalam Movement of Catholic Students yang diselenggarakan di Filipina pada 2015 lalu. Dalam kongres tersebut PMKRI mengajak mahasiswa Katolik untuk memajukan perdamaian dan solidaritas antar bangsa dengan membahas isu-isu kemanusiaan sehingga perdamaian dunia dapat terwujud melalui persaudaraan sejati. Mereka juga mencoba memberikan teladan untuk mewujudkan perdamaian ini melalui pembangunan Mushalla di Manulondo, NTT. Hal ini akan membantu tercapainya perdamaian dengan meningkatkan toleransi dan keharmonisan masyarakat berbeda agama di Indonesia.
Paus sendiri sebagai pemimpin Gereja Katolik mengupayakan pemahaman lintas budaya dan persatuan Eropa, serta mengingatkan nilai-nilai tradisi Eropa seperti toleransi, solidaritas, dan perhatian. Pada 2019, Ia juga membela migran dan mendesak penghentian penganiayaan atas nama agama, ketidakadilan sosial, konflik bersenjata, dan ketakutan akan para migran.
- Agama Islam
Dalam ajaran agama Islam, nilai kebebasan dan keadilan sangat ditekankan oleh junjungan nabi besar Nabi Muhammad SAW. Islampun dalam bahasa Arab memiiki makna yaitu damai, selamat, penyerah diri, tunduk dan patuh. Sesuai dengan firman Allah SWT “Dan tiadalah mengutus kamu (ya Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” (QS Al Anbiya:107). Dalam kaitannya, itu Allah SWT menciptakan manusia dengan keberagaman yang unik, namun tidak untuk saling bersaing namun untuk saling bersanding satu sama lain. Dalam ajaran dan pedoman yang telah diajarkan dalam bermasyarakat yaitu tidak membeda-bedakan antara manusia yang lain dan mencintai sesama agar terciptanya kerukunan dan kedamaian. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yaitu, “Tidak beriman seorang kamu sampai kamu mencintai saudaramu sebagaimana mencintai dirimu sendiri”.
Dalam ajaran akidah di agama Islam juga diajarkan untuk membangun ukhuwah (menjalin dan mempererat tali persaudaraan), sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah saudara, oleh karena itu pereratlah simpul persaudaraan diantara kamu dan bertakwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat:0) demikian dengan Rasulullah dalam satu sabdanya: “Hubbul wathan minal iman (Cinta sesama saudara setanah air termasuk sebagian dari iman)”. Dan Rasullullah SAW memberikan contoh hidup damai dan penuh pengertian dalam lingkungan bahwa adanya jaminan hidup bersama secara damai dengan umat beragama lain ketika menaklukan kota Mekah dan Madinah yang terdeklarasikan dalam suatu piagam yang sakral pemersatu umat.
- Konghucu
Agama Konghucu juga mengajarkan tentang pentingnya perdamaian dunia dengan cara meningkatkan kualitas tindakan moral etis dari agama Konghucu untuk memberikan kontribusi nyata dalam hubungan yang seimbang dan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.
- Hindu
Agama Hindu sangat kuat ajarannya tentang gerakan tanpa kekerasan (Ahimsa). Bahkan ada larangan bagi manusia untuk melukai makhluk hidup yang lain termasuk yang bukan manusia (non human). Keharmonisan dan kedamaian semua makhluk hidup sangat diperhatikan.