Tanggungjawab Manusia terhadap Dunia Milik Allah

Jamson Siallagan (D5050)

  1. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sehingga memiliki kualitas-kualitas rasional, moral, social, dan spiritual, yang memungkinkan kita mengenal Allah Allah. Sejak awal manusia sudah dikaruniai dengan suatu keunikan untuk  memegang kekuasaan atas bumi dan semua makhluknya. Kekuasaan yang diberikan Allah digunakan untuk mengembangkan peralatan teknologi mutakhir, mengolah lahan pertanian, menggali mineral-mineral, memberi minyak, membendung sungai-sungai demi pembangkitan tenaga listrik, menjinakkan energy atom. Semuanya menjadi bagian perwujudan dari ketaaatan pada perintah Allah untuk menguasai bumi.
  • Kekuasaan yang dimiliki manusia atas  bumi adalah suatu kekuasaan koperatif,  yang  dalam menjalankan kekuasaan pemberian Allah itu, kita bukannya menciptakan, melainkan bekerja sama dengan proses-proses alami itu.
  • Manusia diberikan dominasi, sehingga pendominasian harus  bertanggung jawab. Artinya, kita mengusai bumi bukan berdasarkan hak kita melainkan berdasarkan kehendak dan anugerah Allah. Bumi ini milik kita bukan karena kita yang menciptakannya, melainkan karena Penciptanya  dan pemilik sesungguhnya telah mempercayakan menejemennya kepada kita.

            Jadi, jika kekuasaan atas bumi ini dengn demikian adalah yang didelegasikan kepada kita oleh Allah, dalam rangka suatu kerja sama dengan Dia dan pembagian hasil dengan orang lain, maka kita pun harus bertanggung jawab kepada Dia atas caranya kita mengelola bumi ini.

             Ancaman terbesar terhadap umat manusia bisa saja pada akhirnya bukan perang nuklir, melainkan resiko yang datangnya dari suatu masa damai yakni pengrusakan sumber daya alami bumi oleh kebodohan, kerancuan berpikir dan keserakahan manusia. Semua hidup di atas bumi bergantung pada biosfer, lapisan tipis air, tanah dan udara dalam mana kita hidup. Namun kisah tentang caranya kita mengkonservasinya khususnya pada abad ini, amatlah menyedihkan.

            Kekuasaan yang diserahkan Allah kepada manusia adalah penatalaksanaan yang bertanggung jawab yang mencakup penghematan daya sumber bumi. Allah Sang Khalik tidak menganjurkan manusia memusnahkan apa yang telah diciptakan-Nya.

            Kesadaran masa kini

            Kesadaran orang Kristen hendaknya didasarkan pada pemahaman, bahwa Allahlah yang menciptakan bumi ini dan mempercayakannya pemeliharaannya kepada manusia, dan bahwa Ia suatu ketika akan menciptakan ulang bumi ini, jika Ia menjadikan ‘langit dan bumi baru’ itu. Kedua ajaran mengenai awal dan akhir sejarah ini, mengenai Ciptaan dan Penyempurnaan, dampaknya sangat menentukan bagi pespektif yang kita anut. Kedua doktrin itu menanamkan rasa hormat yang mendalam pada diri manusia terhadap bumi dan seluruh ciptaan, sebab Alllah-lah yang telah menciptakannya dan bakal menciptakannya ulang lagi.