Sekularisme dalam perspektif agama Kristen

Kristan, S.E., M.Ag (D6325)

Sekularisme secara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan negara harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme juga merujuk kepada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan. Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan, salah satu contohnya adalah dengan menggantikan hukum kegamaan dengan hukum sipil. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya dianggap sebagai sekuler. Hal ini dikarenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sanksi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak dapat menentukan keputusan politis.

Orang yang keyakinan keagamaannya kuat dianggap picik, dogmatis, bahkan fanatik. Di banyak negeri, kita menyaksikan semakin maraknya sikap masa bodoh, atau kurangnya minat, akan Allah dan agama. Kebanyakan orang tidak lagi mencari Allah karena mereka tidak percaya bahwa Ia ada atau tidak yakin mengenai hal itu. Teori-teori seperti ’Allah hanyalah hasil imajinasi manusia’, ’Agama adalah candu masyarakat’, dan ’Allah sudah mati’ kedengaran begitu baru dan mengasyikkan dibandingkan dengan dogma dan tradisi gereja yang membosankan dan tak dapat dipahami. Tampaknya, banyak orang akhirnya menemukan cara yang jitu untuk menyalurkan keraguan dan kecurigaan yang selama ini terpendam. Bagi banyak orang, agama sekadar menjadi peninggalan sejarah, hanya untuk menandai saat-saat bersejarah dalam kehidupan seseorang—kelahiran, perkawinan, kematian. Banyak yang nyaris berhenti mencari Allah yang benar.

Konsep sekularisme sangat bertentangan dengan prinsip Alkitab yang selama ini saya pelajari. Dimulai dari penciptaan. Jika alam semesta diatur oleh hukum-hukum, tentu harus ada pribadi pembuat hukum yang cerdas, yang merumuskan atau menetapkan hukum tersebut. Selain itu, karena hukum-hukum yang mengatur bekerjanya alam semesta tampaknya dibuat agar dapat membentuk kehidupan dan kondisi yang menunjang kehidupan, hal ini menunjukkan bahwa ada Pencipta yang cerdas. Hal ini sesuai dengan Roma 1:20 “Meskipun Allah tidak kelihatan, mereka bisa melihat dengan jelas seperti apa Dia itu sejak dunia diciptakan. Kuasa-Nya yang kekal dan kedudukan-Nya sebagai Allah terlihat jelas, karena hal-hal itu bisa dipahami dari ciptaan-Nya.”.

Akan tetapi, ada yang berargumentasi bahwa banyak hal luar biasa ini bisa dijelaskan melalui sains yang semakin berkembang. Memang, sampai taraf tertentu sains telah menyingkapkan banyak hal yang dulu merupakan misteri. Akan tetapi, fakta bahwa seorang anak bisa mengetahui cara kerja jam tidak membuktikan bahwa jam tersebut tidak dirancang dan dibuat oleh seseorang. Demikian pula, fakta bahwa kita bisa memahami betapa luar biasa cara kerja banyak hal dalam dunia fisik tidak membuktikan bahwa tidak ada perancang yang cerdas di balik semua itu. Sebaliknya, semakin banyak pengetahuan kita tentang alam sekitar, semakin banyak bukti yang kita miliki tentang adanya Pencipta yang cerdas, yaitu Allah.

Menurut saya, sekularisme mulai menjalar di Indonesia. Kaum minoritas dan orang asing adalah kelompok pertama yang menganut prinsip tersebut di negara beragama kita. Dan karena gaya hidup mereka dipromosikan melalui media sosial, anak muda menjadi sangat mudah untuk menirunya. Berbagai penjelasan teori filsafat dan psikologis mampu menyinarkan iman masing-masing orang. Maka untuk mempertahankan iman yang saya miliki, saya berusaha untuk membaca Alkitab setiap hari, setidaknya satu pasal. Namun tidak sekedar membacanya atau mengulang rutinitas, kita perlu merenungkan apa yang kita baca, Sifat Allah apa yang kita pelajari dari kisah ini ? Bagaimana prinsip ini dapat kita terapkan pada diri sendiri ? Perenungan tersebut dapat membuka pikiran kita sehingga kita menjadi lebih memahami firman Allah.

Sumber :

  • https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1101990046
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme