Pandemi Covid-19 dan Masalah Sosial (2)

Murty Magda Pane, ST., M.Si (D3371)

Seperti sudah disebutkan pada artikel bulan sebelumnya, terjadinya pendemi Covid-19 menyebabkan beberapa permasalahan sosial seperti berikut ini: 

  1. Kelangkaan Barang

Sejak jumlah korban Covid-19 terus meningkat di Indonesia, beberapa barang menjadi langka di pasaran. Bukan hanya langka namun barang tersebut dijual berkali-kali lipat dari harga semula sebelum adanya kasus Corona di Indonesia. Beberapa barang yang menjadi langka seperti masker, handsanitizer, cairan pembunuh kuman, dan APD. Barang-barang tersebut kini dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan harga semula. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi dimana ketika permintaan meningkat namun barang semakin menipis, maka harga akan semakin meningkat. Bahkan masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah keatas ada kecenderungan memborong barang-barang tersebut sehingga adanya penumpukan barang namun bagi masyarakat menengah ke bawah justru tidak bisa mendapatkannya.

Bukan hanya terjadi pada alat-alat pelindung diri, masyarakat juga berbondong-bondong membeli barang-barang kebutuhan pokok dengan jumlah banyak, seiring dengan adanya isu lockdown di Indonesia. Penimbunan barang akibat terjadi sesuatu yang darurat ini disebut dengan panic buying. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartanti mengatakan bahwa perilaku panic buying disebabkan oleh faktor psikologis terjadi akibat informasi tidak sempurna atau menyeluruh yang diterima oleh masyarakat (Tirto, 25 Maret 2020 dalam Alifa, 2020). Kurangnya informasi tersebut menyebabkan masyarakat panik sehingga merespon dengan belanja secara masif dalam upaya penyelamatan diri. Kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakat yaitu khawatir harga naik jika tidak segera belanja dan khawatir barang akan segera habis (https://puspensos.kemsos.go.id/menganalisa-masalah-sosial-ekonomi-masyarakat-terdampak-covid-19) .

Kepanikan dan kekhawatiran berlebihan sehingga berakibat respon berupa perilaku belanja secara masif inilah yang sangat menyumbang peran bagi habisnya barang dalam jumlah banyak, sehingga terjadi kelangkaan barang.

Keterangan tentang permasalahan sosial lainnya akan dibahas pada bulan bulan berikutnya.