Pandangan dan Ajaran Agama Islam Tentang Alam/Lingkungan

Nama : Maulana Haikal

NIM : 2301965694

Islam adalah agama rahmatan lil alamin, yaitu agama yang merupakan bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada seluruh alam semesta. Pernyataan itu memiliki spektrum yang sangat luas dan termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan alam atau lingkungan. Didalam Islam terdapat prinsip dan aturan yang bisa manusia ikuti dan implementasinya bisa berperan langsunng pada penjagaan alam lingkunngan kita.

Islam memandang segala sesuatu adalah ciptaan Allah SWT. Terlepas dari nilai-nilai yang manusia berikan terhadap hal-hal tertentu, ada hakikat dari setiap hal yang ada di alam semesta ini. Alam dan lingkungan bagi Islam juga menjadi hal yang utama untuk dijaga keberlangsungannya, karena sebagai ciptaan Allah, manusia tidak pantas atau berhak untuk merusaknya.

Surah Al-Qashash ayat 77:”… Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Surah An-Nahl ayat 128: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”.

Islam juga menerangkan peran manusia yang disebut sebagai khalifah adalah bentuk pesan dimana kita memiliki tanggung jawab untuk membangun kebaikan, menjauhi perbuatan yang merusak, dan terus berusaha untuk menjaga apa yang telah Allah anugerahkan pada semua manusia di dunia ini. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu sebagai kebutuhan manusia, dan manusia berperan dalam menjadikan apa yang ada disekitarnya bisa dimanfaatkan demi kemaslahatan. Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Surah Shad 27-28: “…dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apayang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang dmikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?”.

Kerusakan yang ada saat ini tidak lain tidak bukan merupakan hasil keburukan perbuatan manusia. Manusia-manusia itu biasanya kehilangan rasa peduli dan penuh dengan ego didalam dirinya. Manusia-manusia itu adalah mereka yang tidak pernah puas dengan apa yang bisa mereka miliki dan nikmati.

Surah Ar-Rum ayat 41: ”Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Surah Al-Maidah ayat 64: ”Dan mereka berusaha menimbulkan kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Islam mengajarkan tentang perlunya kita menahan diri dari nafsu akan sesuatu. Karena sekali menuruti nafsu, kepuasan tidak akan pernah ditemukan. Segala sifat rakus akan mendominasi diri manusia tersebut. Rasulullah SAW bersabda kepada Hakim bin Hizam, Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu indah menggoda. Barang siapa yang tidak mengambilnya dengan rakus, maka ia akan mendapati berkah. Dan, barang siapa yang mengambilnya dengan rakus, maka ia tidak akan mendapat berkah, dan ia seperti orang makan yang tidak merasa kenyang. (HR. Bukhari dari Hakim bin Hizam)

Semua harta benda berasal dari ciptaan Allah, semua berasal dari alam dan lingkungan sekitar kita. Tidak heran manusia berupaya untuk menggali lebih dalam tanpa peduli dampak bagi sekitar. Tamak merupakan pangkal dari segala kemungkaran yang akan membuat buta tentang haram dan halal, penuh sifat berkuasa, mendominasi, dan lainnya.

Sebagai umat Islam yang biasa, saya melihat mereka yang berbuat kerusakan itu adalah orang yang jauh dari nilai-nilai agama dan dekat dengan keduniaan. Mereka mungkin lupa siapa yang menciptakan mereka dan semua yang ada disekitarnya.

Saya menarik ajaran, bahwa Islam telah menjelaskan perihal diri dan tanggung jawab yang manusia terima. Islam juga telah menjelaskan makna khalifah itu luas dan mengerucut pada nilai kemanfaatan yang bisa dibuat untuk diri sendiri dan orang lain. Islam juga telah menyatakan larangan dan ancaman bagi mereka yang berbuat kerusakan. Dan terakhir, Islam dengan pernyataan sebagai rahmat bagi seluruh alam adalah makna tersirat dimana jika manusia mau belajar dan memahami serta mengambil nilai-nilai yang terkandung di ajaran Islam lalu implementasi yang ada pasti akan mengarah pada kedamaian, kesejahteraan, menjadi manusia bermanfaat, dan menghindari kerusakan.

Semua nilai-nilai Islam tidak sepenuhnya melekat di pemahaman saya, tetapi beberapa bagian itu seperti puzzle yang terus menerus melengkapi bentuknya seiring saya terus mempelajari Islam. Dengan Islam juga, sudut pandang saya bisa terbuka lebih luas akan keindahan yang perlu dijaga, ciptaan Allah yang perlu di syukuri dan di manfaatkan, serta menyebarkan cinta dengan spektrum yang lebih luas dari sebelumnya.

Surah Al-Ashr ayat 1-3

“Demi masa”

“Sungguh, manusia berada dalam kerugian”

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Terimakasih.