MAKNA RELIGIUS PADA KAIN SASIRANGAN

Rina Patriana Chairiyani, S.S., M.Pd (D1812)

Kain Sasirangan yang merupakan kain adat masyarakat Banjar Kalimantan Selatan memiliki berbagai motif dan corak. Seperti halnya kain batik, motif kain sasirangan juga mengandung makna dan symbol yang sesuai dengan kearifan local masyarakat suku Banjar. Beberapa motif tradisional yang tedapat pada kain sasirangan adalah: Sari Gading, Kangkung Kaumbakan, Gigi Haruan, Daun Jeruju, Kembang Kacang, Tampuk Magis, Hiris Pudak, Kembang Sakaki, Bayam Raja, Ombak Sinapur Karang, Naga Balimbur (Almas, 2018). Setiap motif mengandung makna yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Ada yang bermakna religious, nasionalisme, mandiri, gotong royong, dan sebagainya.

Adapun salah satu motif tradisional yang terdapat pada kain sasirangan yang memiliki makna religious adalah motif Kangkung Kaumbakan (Kangkung Terkena Ombak). Tumbuhan kangkung dengan daun yang kecil berwana hijau biasanya hidup di atas air dan batangnya yang menjalar pada permukaan air. Apabila airnya bergelombang tentu permukaaan air berombak, namun batang kangkung tidak putus. Oleh karena itu kangkung kaumbakan (tumbuhan kangkung yang terkena ombak) mengandung makna tahan kuas-kuas (tahan ujian atau godaan). Berdasarkan pendapat tersebut motif tumbuhan kangkung pada kain sasirangan memiliki makna sebagai sesuatu yang kuat dan teguh. Kekuatan dan keteguhan tidak hanya mengacu pada kekuatan fisik saja, melainkan juga terletak pada prinsip dan keyakinan dalam memeluk agama.  Manusia selalu diliputi oleh keraguan dan kekhawatiran pada godaan ataupun gangguan oleh berbagai hal. Tumbuhan kangkung yang menjadi motif pada kain sasirangan diibaratkan sebagai manusia yang memiliki kekuatan dan keteguhan akan keyakinan pada agama. Dengan agama, manusia bisa membentengi diri dari ujian dan godaan baik dari manusia ataupun syetan yang bisa menyesatkan dan mengakibatkan keburukan. Setiap orang pada dasarnya dalam beribadah kepada Allah swt dengan penuh keyakinan yang tulus dan ikhlas akan mendapat perlindungan Allah swt dari godaan syetan. Melalui motif kangkung kaumbakan seseorang dapat mempelajari tentang menahan gangguan dan godaan dengan cara menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sehingga muncullah sikap iman, takwa, dan selalu berdoa pada Allah agar terhindar akan hal tersebut (Leha, 2017).

            Dengan demikian, diharapkan kain Sasiragan ini dapat digunakan sebagai pendidikan karakter terutama bagi pemakainya. Salah satunya penggunaan motif Kangkung Kaumbakan (Kangkung Terkena Ombak) dapat memberikan pemakainya makna religious untuk selalu beribadat dan memohon perlindungan Allah SWT. Teguh dalam menghadapi segala ujian dan cobaan serta tetap berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan dalam memeluk agam seperti yang diibaratkan tanaman kangkong yang memiliki akar kuat sehingga tidak goyah dalam situasi apapun.

Referensi:

Almas, Z. 2018. Nilai-Nilai Dalam Motif Kain Sasirangan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (2), pp 210-220.

Leha, N. 2017. Presentasi Pendidikan Karakter Pada Motif Kain Sasirangan Khas Etnik Banjar di Kalimantan Selatan. Prosiding SENASGABUD (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) 1, pp 132-140. http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASGABUD