PENGEMBANGAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

by : Adie Erar Yusuf

Hakikat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila, dan religius perlu dikembangkan secara seimbang, selaras, dan serasi. Manusia memiliki makna hidup secara layak jika ada / berada diantara manusia lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak memiliki maknai apa-apa.

Untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik pendidikan yang formal, informal maupun nonformal. Melalui pendidikan dikembangkan suatu kondisi yang seimbang antara pengembangan aspek individual dan aspek sosial. Hal ini sesuai dengan falsafah Pancasila yang menghendaki perkembangan yang seimbang antara aspek individual dan aspek sosial.

Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.

REFERENSI

Tim CBDC (2019), Character Building Kewarganegaraan  (Char6014), Character Building Center (CBDC) Universitas Bina Nusantara

Pengembangan manusia sebagai makhluk sosial. Diakses tanggal 1 September 2020 di https://www.dosenpendidikan.co.id/manusia-sebagai-makhluk-sosial/