“BELAJAR MENERIMA”
by: Petrus Hepi Witono
Pengalaman hidup terpahit yang selama ini masih mengganjal dalam hati saya adalah pada saat saya kuliah D3 kemarin. Saya ambil D3 di STAN dengan harapan bisa langsung menjadi pegawai kementerian dan setidaknya saya bisa hidup mandiri tanpa bantuan orangtua.
Walaupun sebelumnya saya sempat kuliah hukum, namun karena kerinduan orang tua supaya anaknya menjadi PNS dan hidup mandiri maka saya turuti dan saya lulus seleksi STAN.
Kuliah di STAN ternyata susah dan banyak sekali ancaman drop out karena minimal IP. Saya pikir “yaudahlah selagi orang tua masih ada ga ada salahnya membahagiakan mereka”
Setelah lulus, saya tes CPNS dari kampus dan tidak lulus. Padahal selama kuliah saya sudah terbayang2 untuk hidup mandiri dan tinggal bahagiakan orangtua, ternyata tugas saya belum bisa selesaikan saat itu juga.
Saya sangat menyesal kepada diri saya karena saya belum cukup berjuang untuk memberikan yang terbaik dan langsung merasa kecil hati dibandingkan dengan teman2 yang lain. Kalo inget2 lagi, rasanya saya akan kasih apa aja supaya bisa saya ulang dan berikan yang lebih baik lagi. Saya juga sering banding2in kehidupan saya yang sekarang dengan apa yang sudah saya capai jika saya lulus pada tes CPNS tersebut.
Sampai sekarang saya masih belajar untuk bisa merelakan dan terus pegang teguh kalo Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk saya. Saya rasa sekarang Tuhan mulai buka jalan dengan memberikan lebih banyak waktu dan kesempatan untuk saya tidak hanya fokus dalam kuliah tetapi masih banyak cara untuk membuat diri saya menjadi utuh.