Tanggung Jawab Manusia terhadap Diri Pribadi

By : Sukron Ma’mun

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki tiga unsur padanya, yaitu unsur jiwa, unsur akal dan unsur jasmani. Ketiga unsur ini berjalan seimbang dan saling terkait antara satu unsur dengan unsur yang lain. Jika jiwa terpisah dari raga, maka sebutan manusia tidak dapat dipakai dalam arti manusia hidup. Jika manusia berbuat, bukan hanya raganya saja yang berbuat atau jiwanya saja melainkan keduanya sekaligus. Secara lahiriyah memang raganya yang berbuat yang tampak melakukan perbuatan, tetapi perbuatan raga ini didorong dan dikendalikan oleh jiwa.

Jadi unsur yang terdapat dalam diri manusia yaitu jiwa, akal dan badan harus seimbang, apabila tidak maka manusia akan berjalan pincang. Sebagai contoh; apabila manusia yang hanya menitik beratkan pada memenuhi jiwanya saja, maka ia akan terjerumus dan tenggelam dalam kehidupan spiritual saja, fungsi akal dan kepentingan jasmani menjadi tidak penting. Apabila manusia menitik beratkan pada fungsi akal saja, akan terjerumus dan tenggelam dalam kehidupan yang rasionalistis, yaitu hanya hal-hal yang tidak dapat diterima oleh akal itulah yang akan dapat diterima kebenaranya. Hal-hal yang tidak dapat diterima oleh akal, merupakan hal yang tidak benar. Sedangkan pengalaman-pengalaman kejiwaan yang irasional hanya dapat dinilai sebagai hasil lamunan semata-mata. Begitu pula jika manusia hanya menitik beratkan pada fungsi jasmani saja, maka cendrung kearah kehidupan yang materilistis dan hedonis. Oleh karena itulah al-Qur’an memberikan hudan (petunjuk) kepada manusia, dengan mengajarkan kepada manusia agar dapat menyeimbangkan ketiga unsur tersebut, yaitu unsur jiwa terpenuhi kebutuhannya, unsur akal juga terpenuhi kebutuhannya, demikian juga unsur jasmani terpenuhi kebutuhannya.

Tanggung jawab manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani secara menyeluruh, agar keutuhan pribadi tetap terjaga. Jasmani yang memerlukan makan-minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan sebagainya dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

Akal yang merupakan salah satu segi unsur rohani kita bertabiat suka berpikir. Tabiat suka berpikir akan dipenuhi dengan berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi hidup manusia. Jiwa yang juga merupakan salah satu segi unsur rohani yang selalu merindukan keindahan, kebenaran, keadilan dan sebagainya itu kita penuhi pula kebutuhannya dengan berbagai kesenian yang sehat, hidup dengan pedoman yang benar, berlaku adil dan sebagainya. Jiwa yang rindu kepada kebaikan diisi dengan nilai-nilai moral, yang rindu kepada keindahan diisi dengan nilai-nilai seni-budaya, yang rindu kepada kemuliaan diisi dengan takwa, yang rindu kepada kesucian diisi dengan usaha-usaha meninggalkan sifat-sifat tercela, seperti dengki, takabbur, aniaya dan sebagainya. kebutuhan-kebutuhan tersebut seharusnya dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

Unsur rohani terpenting lainnya bagi manusia adalah kehendak, oleh karenanya jangan sampai terjangkit penyakit malas yang akan mematikan unsur kehendak itu. Kematian kehendak berarti kematian makna hidup bagi manusia. Suka menangguhkan pekerjaan yang seharusnya dapat dan bisa diselesaikan segera akan mengakibatkan datangnya kemalasan, yang berarti pula datangnya kematian pada kehendak.