Pandangan Agama Buddha Tentang Alam Semesta

Nama : Chen Lie Huang

NIM : 2201749236

Kelas : LC21

Jurusan : Management

Menurut pandangan Buddhis, alam semesta ini luas sekali. Dalam alam semesta terdapat banyak tata surya yang jumlahnya tidak dapat dihitung. Hal ini diterangkan oleh Sang Buddha sebagai jawaban atas pertanyaan bhikkhu Ananda dalam Anguttara Nikaya sebagai berikut :


Ananda apakah kau pernah mendengar tentang seribu Culanika loka dhatu (tata surya kecil) ? Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa, sejauh itulah luas seribu tata surya. Di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu Sineru, seribu jambudipa, seribu Aparayojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana…. Inilah, Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil (sahassi culanika lokadhatu).


Ananda, seribu kali sahassi culanika lokadhatu dinamakan “Dvisahassi majjhimanika lokadhatu”. Ananda, seribu kali Dvisahassi majjhimanika lokadhatu dinamakan “Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu”.
Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka ia dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di Tisahassi mahasahassi lokadhatu, ataupun melebihi itu lagi.


Sesuai dengan kutipan di atas dalam sebuah Dvisahassi Majjhimanika lokadhatu terdapat 1.000 x 1.000 = 1.000.000 tata surya. Sedangkan dalam Tisahassi Mahasahassi lokadhatu terdapat 1.000.000 x 1.000 = 1.000.000.000 tata surya. Alam semesta bukan hanya terbatas pada satu milyard tata surya saja, tetapi masih melampauinya lagi. Ajaran ini benar-benar sesuai dengan kosmologi modern.

Buddha juga telah mengajarkan aneka bentuk galaksi yang ada di alam semesta ini sebagaimana yang ada pada Avatamsaka Sutra bab 4:

” Putra-putra Buddha, sistem-sistem dunia tersebut memiliki aneka bentuk dan sifat-sifat yang berbeda. Jelasnya, beberapa diantaranya bulat bentuknya, beberapa diantaranya tidak bulat dan tidak pula segi empat. Ada perbendaan yang tak terhitung. Beberapa bentuknya seperti pusaran, beberapa seperti gunung kilatan cahaya, beberapa seperti pohon, beberapa seperti bunga, beberapa seperti istana, beberapa seperti makhluk hidup, beberapa seperti Buddha…”

Galaksi yang berbentuk seperti pusaran termasuk galaksi kita sendiri, bima sakti, dan galaksi terdekat yaitu Andromeda. Galaksi yang berbentuk seperti makhluk hidup termasuk di antaranya galaksi Nebula Kepala Kuda (horse head nebula). Hal yg paling mengagumkan adalah Sang Buddha telah mengetahui berbagai bentuk galaksi yang keberadaan galaksi-galaksi tersebut baru bisa diketahui para ilmuwan dewasa ini dgn teleskop yang paling canggih.

Jadi kesimpulan nya adalah, pada zaman sekarang telah terjadinya krisis lingkungan ataupun kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh dua faktor, faktor peristiwa alam dan juga faktor ulah manusia itu sendiri. Kerusakan lingkungan hidup akan menyebabkan dampak langsung bagi manusia di alam semesta itu. Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan cenderung meningkat. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti perusakan hutan  dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara air, dan tanah dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, kita sebagai manusia yang hidup atau tinggal di alam semesta dan mempunyai peran penting dalam menjaga dan merawat lingkungan alam semesta kita sendiri, hal tersebut dapat kita mulai dengan hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, menghemat penggunaan air dan listrik juka tidak digunakan, memilah sampah organik dan non organik. Dengan melakukan hal tersebut, kita telah ikut berpatisipasi aktif dalam memperjanjang usia bumi kita. Alam dan lingkungan hidup menjadi tempat tinggal dan hidup manusia. Kondisi lingkungan akan berpengaruh langsung terhadap kondisi manusia. Karena itulah sudah selayaknya kita menjaga bumi satu-satunya ini dari kerusakan lingkungan.

http://yaphoksan.blogspot.com/2011/01/alam-semesta-dalam-buddhisme.html