menjaga ketahanan nasional Indonesia

By : Petrus Hepi Witono

ObraS – Obrolan Santai bareng Mahasiswa.

Apa yang pernah kamu lakukan untuk menjaga ketahanan nasional Indonesia?

Erwin – “Ronda malam”. Pengalaman saya dan hal kecil yang pernah saya lakukan menjaga ketahanan nasional adalah ronda malam, ditempat saya tinggal sampai saat ini ronda malam masih dilakukan, apalagi bila bulan puasa telah tiba dan menjelang lebaran dimana banyak orang pulang kampung dan kondisi sekitar lingkungan menjadi sepi, ronda malam dilakukan bergiliran sesuai jadwal dan ronda dilakukan lebih ketat dan bertujuan untuk menjauhkan lingkungan dari tindak kejahatan dan kegiatan yang dilarang oleh hukum.

Menurut saya pelaksanaan ronda malam secara rutin bisa menjaga keamanan lingkungan dan menjadi implementasi nyata dari ketahanan nasional

Salkania – Memakai Batik. Batik merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Sedari SD sampai kuliah bahkan bekerja pun, saya sudah dibiasakan untuk memakai batik. Memakai batik telah menjadi salah satu kebiasaan dalam hidup saya. Semakin berkembangnya zaman, model batik pun semakin beragam, ada yang berbentuk gaun pesta, kaos, kemeja, rok, sepatu, sandal, baju rumah, dan lain-lain. Sehingga pemakaiannya tidak membosankan, hal ini yang membuat saya semakin menyukai batik. Begitu pula mungkin dengan orang lain, yang mana menurut saya pemakaian batik saat ini sudah sangat meningkat. Memakai batik merupakan salah satu bentuk Ketahanan Budaya Nasional, dengan memakainya budaya batik ini dapat selalu terlestarikan di Indonesia.

Lela – Mengikuti event tarian budaya. Pada saat saya masih duduk dibangku SMA saya pernah mengikuti event tarian budaya tujuannya untuk memperkenalkan budaya kita ke generasi muda dan orang asing yang datsng ke tempat tinggal saya tepatnya di Sumatera, Riau

Shinta – Contoh ketahanan nasional versi saya adalah menjadi pengajar sukarelawan, dalam 4 tahun ini saya cukup aktif dalam mengajar sekolah minggu di vihara kota saya.

Saya bersama teman-teman lainnya yang juga banyak merupakan mahasiswi/a serta pekerja kantoran yang aktif ikut membantu dan melancarkan kegiatan mengajar dan memiliki kurikulum yang cukup baik untuk diajarkan pada anak-anak dari PG hingga SD.

Dalam beberapa kurikulum yang kami ajarkan terdapat menjadi anak yang berbakti, sopan santun dan mencintai negara.

Fransiska – “Memakai Batik” Contoh ketahanan nasional berdasarkan pengalaman saya, adalah saya sering memakai batik di kantor pada hari Jumat, tidak hanya untuk rutinitas saja dari kantor sendiri juga mengajarkan mengenai pentingnya memakai batik, memakai batik menurut saya juga mencerminkan kami adalah bangsa Indonesia, di mana kita dapat dipandang dan membanggakan hasil karya bangsa kita ke dunia luar, apalagi banyak tenaga kerja asing di kantor saya, dengan memakai batik dapat menunjukan bahwa kita bangsa Indonesia dengan beraneka ragam budaya, suku, agama, ras  dapat bersatu untuk mengenalkan budaya kita kepada bangsa lain dengan cara yang sederhana yaitu memakai batik.  

Nadira – Menjadi Paskibraka ditahun 2016, saya megikuti seleksi paskibraka. Dan saya lolos sampai tingkat walikota. Melalui proses yang panjang dan berbulan-bulan. akhirnya sampailah di tanggal 17 Agustus 2016. Dihari itu saya dan teman-teman mengawal kibar dwi warna. Perjuangan kami tidak sia-sia latihan selama berbulan-bulan. Prosesnya lancar dan khidmat tanpa kesalahan satupun. Bendera berhasil berkibar. Dan setelah itu saya melanjutkan menjadi senior di Purna Paskibraka Jakarta Barat untuk mencari generasi-generasi selanjutnya. Saya pun pernah andil dalam pembukaan sidang Interpol, dan turut berpartisipasi disetiap upacara hari besar nasional selama 2 tahun.

Kasih – Dari pengalaman saya dibidang modal budaya yaitu saat saya masih kelas 3 sd saya diwajibkan utnuk mengikuti pelajaran menari tarian tradisional salah satunya adalah tari jaipong. Dan saat saya kelas 4 sd saya diwajibkan untuk belajar Bahasa sunda. Dan selama saya smp dan sma saya diwajibkan untuk memakai batik pada hari jumat. Menurut saya ini adalah salah satu usaha negara dalam hal ketahanan nasional dan usaha saya juga dengan menaati peraturan yang sudah dibuat agar tercapai tujuan dari ketahanan nasional khususnya dibidang modal budaya.

Priscillia – Ketahanan Nasional versi saya, saya memiliki teman yang tentunya bukan berasal dari satu daerah yang saya tinggali. Contoh saya orang Jawa Timur tetapi saya tinggal di Jawa Barat. Saya mempelajari bagaimana mereka biasa mengatakan dengan logatnya dari situ saya tau bahwa Bahasa Sunda memiliki 2 Bahasa yaitu ada yang halus dan kasar. Saya pelajari bahasa mereka sedikit demi sedikit tanpa meninggalkan bahasa yang saya miliki sejak kecil, mereka juga belajar tentang bahasa yang saya miliki.

Kuliner. Dari makanan saja tentu sangat berbeda dari sini saya mengetahui ternyata berbeda daerah berbeda nama makanannya seperti bakwan sayur biasa disbut disurabaya, Ote – Ote di sini mereka menyebutnya Bala – Bala. Dengan saya mengetahui berbagai macam budaya dan bahasa yang mereka miliki saya juga harus bisa menjaga agar tetap kebudaayaan dan bahasa tetap menjadi milik mereka

Ika – Ketahanan dibidang sosial Budaya, karena saya tinggal dibali maka setiap hari  kamis saya harus memakai kebaya adat bali, bukan hanya hari kamis saja tetapi ada hari purnama tilem biasanya ditengah bulan disaat bulan purnama esok harinya kami harus memakai pakaian adat bali dan juga di hari jadi provinsi bali, dan baru saja dikeluarkan aturan gubernur yang baru per januari 2020, setiap papan nama ,nama toko, perusahaan, rumah sakit, nama perumahan, hotel, villa dll harus memakai aksara dan bahasa bali diatas penamaan memakai huruf latin