MENGENAL TUHAN MELALUI ALAM SEMESTA MENURUT AGAMA KHONGHUCU

Nama : PONI BELINDA

Kelas : LD21

NIM : 2201749980

Jurusan : MANAJEMEN

Proses penciptaan alam semesta dan seisinya yang merupakan iman bagi umat Khonghucu tertera dalam Kitab Yak King yang berarti “Maha besar Khian Khalik Yang Maha Sempurna; berlaksana benda bermula daripadanya; semuanya kepada Tian, Tian Yang Maha Esa” (Tgoan Thwan Sabda 1:1,4). Diawali dengan ‘Wu Ji’ yang artinya mutlak tak ada atau hampa. Zhu Xi atau Yuan Yui (1130 – 1200 M) mengartikan ‘Wu Ji’ sebagai situasi sebelum benda-benda terwujud. Selanjutnya, ‘Tai Ji’ yang artinya Maha Ada atau Maha Kutub atau mutlak besar, ditandai dengan Tuhan sebagai titik awal atau titik pusat. Tai Ji lah yang kemudian menciptakan Yin (tenaga jagat tak giat) dan Yang (tenaga jagat giat). Dari prinsip Yin dan Yang, terbentuklah empat peta atau ‘Si Xiang’ yang masing-masing mengandung dua unsur. Kemudian, diciptakan ‘Ba Gua’ atau delapan rangkaian yang masing-masing mengandung tiga unsur Trigram. Dari Ba Gua, diciptakanlah alam semesta dengan sifat sebagai berikut:

  1. Qian (Langit)
  2. Dui (Lembah / Rawa)
  3.  Li (Api)
  4. Zhen (Petir)
  5. Xun (Angin)
  6. Kan (Air)
  7. Gen (Gunung)
  8. Kun (Bumi)

Secara analogi dapat dikatakan bahwa proses penciptaan alam semesta ini membutuhkan waktu delapan hari. Orang Tionghua menganggap angka delapan sebagai angka pembawa keberuntungan.

Tian atau Qian (Tian Yang Maha Esa) sebagai pencipta alam semesta memiliki beberapa sifat yaitu ‘Yuan’ yang artinya Maha Kuasa, Maha Sempurna, Khalik Semesta Alam, yang menjadi Mula dan berpulangnya segenap kehidupan yang mana mencakup makhluk dan benda, ‘Heng’ yang artinya Yang Maha Besar, Maha Menjalin/Menembusi, Maha Indah dan Maha Luhur, ‘Li’ yang artinya Maha Pemberkah, yang menjadikan orang menuai Buah Perbuatan, Maha Adil, dan ‘Zhen’ yang artinya Maha Kuasa, Maha Kokoh dan Maha Abadi Hukum-Nya.

Hubungan antar manusia bergantung pada berkembangnya sifat cinta kasih, kebajikan atau ‘ren’, dan keadilan atau ‘yi’ dalam masyarakat. Apabila manusia telah menjalankan sifat-sifat tersebut, mereka dapat bekerjasama dan rukun. San Cai, atau Tiga Entitas Utama merupakan ontologi dari filsafat dan agama Khonghucu, menekankan bahwa manusia mempunyai tanggung jawab terhadap Tuhan (Sang Pencipta), sesama manusia, dan bumi tempat tinggal., yang dikenal dengan konsep  ‘Tian Ren He Yi’ (Tuhan dan manusia bersatu). Seluruh agama, pada hakikatnya melihat manusia, alam semesta dan Tuhan sebagai satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dalam kaitan terbangunnya kehidupan makro yang lestari dan harmonis.

Namun sayang, dewasa ini terjadi banyak sekali hal-hal tidak terduga terkait lingkungan. Kerusakan lingkungan sendiri diartikan sebagai proses deteriosasi atau penurunan mutu lingkungan dengan hilangnya sumber daya, punahnya flora dan fauna, serta kerusakan ekosistem. Kerusakan lingkungan yang terjadi juga telah membuat ekologi (keseimbangan lingkungan) terganggu dan menciptakan ketidakstabilan hubungan antara unsur alam yang satu dengan yang lainnya. Manusia berlomba-lomba untuk mengambil isi perut bumi, hutan, dan kandungan lainnya untuk kepentingan mereka sendiri. Akibatnya, alam berusaha menyesuaikan dengan perubahan yang ada dan rawan terhadap kerusakan seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, meningkatnya suhu bumi, dan bencana lainnya. Dalam agama Khonghucu, salah satu hukuman yang paling berat, adalah ketika seseorang dikatakan tidak berbakti, baik kepada orang tua mereka, maupun yang dituakan, guru, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan. Salah satu wujud perilaku bakti atau ‘Xiao’ adalah mampu menjaga nama baik dan warisan orang tua. Dengan demikian bila seseorang tidak bisa ikut menjaga kelestarian alam, maka sebenarnya ia pantas juga disebut tidak berbakti. Persediaan sumber alam harus memadai serta dirawat secara baik dan bertanggung jawab supaya manusia-manusia yang akan lahir tidak menjadi korban kelaparan, bencana, dan sebagainya. Selain itu, tindakan sederhana yang dapat dilakukan untuk melestarikan adalah membuang sampah pada tempatnya, menghemat penggunaan air, listrik, bahan bakar, dll, melakukan reboisasi, dan sebagainya.

REFERENSI:

http://www.spocjournal.com/religi/661-penciptaan-alam-semesta-dan-manusia.html.
http://www.spocjournal.com/religi/575-pengalaman-spiritual-penciptaan-alam-semesta.html

file:///C:/Users/User/Downloads/5469-4698-1-SM.pdf 

http://www.spocjournal.com/ekonomi/pembangunan/111-bencana-alam-dan-konservasi-lingkungan-dalam-perspektif-agama-khonghucu-dl-indonesia.html
http://forest4betterlife.blogspot.com/2013/07/krisis-lingkungan-hidup.html
http://forest4betterlife.blogspot.com/2013/07/pendahuluan-perspektif-agama-katolik.html