PENTINGNYA PENDIDIKAN SEKS DIBERIKAN SECARA DINI

By : Ch. Megawati Tirtawinata

Perkembangan ilmu dan teknologi telah membuat dunia semakin mudah dijangkau, segalanya serba transparan, mudah, dan cepat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Informasi dan pengalaman seksual dapat diperoleh secara bebas telanjang tanpa filter. Anak-anak sejak usia dini sudah terbiasa dengan teknologi maka akan dengan mudah mereka mengakses situs-situs porno yang berbahaya bagi perkembangan jiwa dan spiritualnya.
Kejahataan seksual juga sudah merebak hampir di semua negara dan kota, membuat orang tua cemas akan keselamatan anak-anaknya. BALKOT.com, Seoul pada tanggal 11 September 2013 melaporkan: Selama tujuh bulan pertama 2013, tiap 25 menit, terjadi satu pelanggaran seksual di Korea Selatan (Korsel). Tahun lalu, jumlah kejahatan seksual mencapai 22.034, meningkat ketimbang 13.634 kasus pada 2007, 15.094 (2008), 16.156 (2009), dan 19.939 (2010). Setelah serangkaian kejahatan profil tinggi terhadap perempuan dan anak, khususnya, telah ada imbauan masyarakat untuk menindak lebih keras terhadap pelaku kejahatan seks.
Dari Jurnal Psikologi tentang Pemprofilan Kejahatan Seksual Terhadap Anak di Pekan Baru yang ditulis oleh Mirra dkk., dilaporkan kejahatan seksual yang terjadi di Pekanbaru selama kurun waktu Januari-Desember 2009 sebagai berikut untuk kategori jenis kejahatan seksual pada anak yang paling banyak adalah pencabulan 50 kasus (49%), kemudian perkosaan 46 kasus (45%), dan sodomi 6 kasus (6%). Kategori pencabulan yang dimaksud adalah menjamah atau menodai yang dianggap melanggar kesusilaan. Kategori pencabulan terhadap anak merupakan perlakuan pelanggaran kesusilaan terhadap seseorang yang dianggap belum dewasa usianya baik dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan.
Jpnn.com Senin, 12 Mei 2014 melaporkan, Kasus Pelecehan Seksual Kepada Anak Meningkat di Kota dan Kabupaten Bogor . setiap tahun angka kasus pelecehan yang ditangani Polres dan Polres dan Polresta tersebut terus bertambah. Para korban mayoritas datang dari usia 3 tahun sampai 16 tahun. Mereka kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu. Data resmi yang dikeluarkan Polresta Bogor, selama 2013 jumlah kasus pelecehan seksual yang mereka tangani sebanyak 55 kasus. Dari jumlah itu 50 kasus sudah diselesaikan di meja hijau, sementara sisanya sedang dikerjakan. Korban paling banyak adalah anak
perempuan di bawah usia 10 tahun, yakni 33 anak. Sisanya adalah anak laki-laki dengan usia yang relatif sama, yakni di bawah 10 tahun. Sedangkan hingga April 2014 tercatat sudah ada 16 kasus. Dari total itu baru 5 kasus yang bisa diselesaikan. Jumlah korban dari total kasus tersebut ada sebanyak 14 perempuan, dan 2 orang laki-laki.
Di atas diberikan penjelasan dua alasan pentingnya pendidikan seks diberikan secara dini yaitu alasan kecanggihan teknologi dan merebaknya kejahatan seksual. Di samping itu bahaya-bahaya yang terjadi jika anak mengalami pelecehan, maka perlu diberikan pendidikan seks sejak usia dini. Selain itu ada alasan lain yang menggambarkan pentingnya pendidikan seks diberikan secara dini yaitu terkait dengan libido seksual manusia itu sendiri. Meski ada yang berpendapat bahwa masa kanak-kanak tidak mengenal gairah seks, namun teori Freud tentang libido manusia menyatakan bahwa anak-anak yang menghisap jempol dianggap memiliki arti seksual. Libido tidak saja dimaknai sebagai pendorong kegairahan seks, tetapi dimaknai sebagai energi fisik. Tendensi anak-anak bermain-main dengan alat kelaminnya bukanlah hasrat seksual yang terlalu dini, tetapi sebagai kesenangan fisik mendasar yang sangat mewarnai kehidupan anak-anak. Beranjak dengan bertambahnya usia sampai pada masa pubertas di mana kelenjar-kelenjar hormon seksual mulai aktif, juga menimbulkan libido.
Pentingnya pendidikan seks diberikan secara dini juga disebabkan karena karakter dasar manusia dibentuk atau terbentuk pada masa kanak-kanak. Ahli psikoanalisa telah membuktikan tentang pengaruh yang baik atau tidak baik pada tahun-tahun pertama terhadap pertumbuhan karakter dasar anak. Pendidikan yang salah mempengaruhi perkembangan berbagai bentuk penyimpangan seksual pada masa-masa berikutnya. Pendidikan seks pada anak usia dini dimungkinkan dapat meluruskan pemahaman dan perilaku seks anak-anak sehingga lebih positif.
Penelitian Katharine Davies (M. Rogib, 212) memperkuat sisi penting pendidikan seks, dilaporkan bahwa hasil penelitan 57% dari perempuan yang menerima pendidikan seks pada usia dini mampu menikah dengan bahagia.
Belum diketemukan penelitian dengan pendidikan seks secara dini anak-anak terhindar dari pelecehan seksual. Namun dengan harapan pengetahuan dan sikap yang benar terhadap organ seks yang telah anak-anak dapatkan secara dini memampukan anak untuk melindungi diri dari bujukan orang dewasa yang berusaha melakukan pelecehan seksual.