Misi Sebagai Amanat Agung

By : Ramot Peter

Tuhan Yesus mengajarkan kepada umatNya (Matius 20:28): ”…jadikanlah segala bangsa muridKu…”. Perintah ini menunjukkan bahwa ’keselamatan diberikan untuk semua suku bangsa’ dan kata ’jadikanlah’ menunjukkan suatu gerakan atau mobilisasi. Mobilisasi dapat berarti ’pengerahan orang-orang untuk dijadikan tentara’ atau ’gerak yang cepat’ untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum diselamatkan oleh Injil Yesus Kristus sebagai wujud pekerjaan misi. Gerakan misi tidak perlu menunggu sampai gereja menjadi besar terlebih dahulu, mapan dan jumlah anggotanya banyak. Jemaat mula-mula hanyalah suatu persekutuan kecil yang terdiri dari beberapa orang saja, yaitu para murid dan anggota keluarga Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 1:13-14).

Perlu pemahaman dengan baik bahwa sesungguhnya dasar pelaksanaan misi bukanlah uang atau kekuasaan atau kemapanan, tetapi Amanat Agung Tuhan Yesus karena hati Tuhan Yesus untuk manusia di dunia ini. Tuhan Yesus tidak berkata kalau kamu sudah kaya dan mapan barulah kamu melakukan pekerjaan misi. Dia berkata dalam Kisah Para Rasul 1:8 ”… kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, kamu akan menjadi saksiKu”. Hal ini menunjukkan bahwa ’Roh Kudus menjadi penggerak misi’ sedangkan orang percaya dan kuasaNya menjadi sumber daya misi sejati. Roh Kudus akan memberikan karunia-karunia untuk memperlengkapi orang percaya dalam pelayanan misi agar nama Tuhan Yesus dipermuliakan dalam keadaan apapun, di manapun dan kapanpun. Bukan hanya ketika merasa senang dan nyaman saja, tetapi juga ketika kegelapan yang pekat dan krisis yang berkepanjangan yang seakan tiada hentinya.

Jadi, semua umat Tuhan sudah seharusnya terlibat sebagai subyek dalam memobilisasi misi pemberitaan Injil. Dalam kitab Kisah Para Rasul ada banyak teladan yang luar biasa dalam memenangkan jiwa kepada Tuhan Yesus, yaitu: Ada kira-kira tiga ribu jiwa yang percaya (Kisah Para Rasul 2:42); lima ribu orang laki-laki menjadi percaya (Kisah Para Rasul 4:4); semakin banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang percaya kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 5:14); jumlah murid di Yerusalem semakin bertambah (Kisah Para rasul 6:7); Filipus memberitakan Injil kepada orang Samaria (Kisah Para Rasul 8:5); jumlah murid semakin bertambah (Kisah Para Rasul 9:31); utusan Injil dari Gereja Antiokhia (Kisah Para Rasul 13:2); semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun Yunani (Kisah Para Rasul 19:10). Semua teladan tersebut masih berlaku hingga saat ini untuk memobilisasi misi membawa jiwa-jiwa mengenal Kristus.