DALAM LINDUNGAN ALLAH

Mazmur 91

By : Simon Mangatur Tampubolon

Mazmur 91 ini diberi judul “Dalam Lindungan Allah” oleh LAI. Judul tersebut sungguh tepat menyarikan apa yang dominan muncul dalam Mazmur 91 yaitu kata-kata yang berkaitan dengan perlindungan. Kita bisa melihat  beragam kata yang berkaitan dengan perlindungan muncul berkali-kali dalam teks ini: lindungan (ay. 1), naungan (ay. 1), perlindungan (ay. 2, 9), pertahanan (ay. 2), perisai dan pagar tembok (ay. 4), perteduhan (ay. 9), keselamatan (ay. 16). Begitu pula kata menatang (ay. 12), meluputkan dan membentengi (ay. 14).

Beragam kata yang berkaitan dengan perlindungan tersebut ditujukan untuk menghadapi atau mengatasi beragam serangan atau bahaya yang digambarkan lewat beragam kata dalam teks tersebut, yaitu: jerat penangkap burung (ay. 3), penyakit sampar (ay. 3,6), kedahsyatan malam (ay.5), panah yang terbang (ay.5), penyakit menular (ay. 6), malapetaka (ay.10), tulah (ay.10), singa ular tedung atau naga (ay. 12),

Mazmur ini juga menggambarkan Allah sang pelindung itu dalam dua kata yang menunjukkan “Siapa Allah Pelindung” itu, Allah itu dituliskan: Yang Mahatinggi (ay.1,9) dan Yang Mahakuasa (ay.1)

Dengan  melihat gambaran ragam kata-kata di atas mulai dari kata yang berkaitan dengan perlindungan, serangan atau bahaya sampai kata yang berkaitan dengan Sang Pelindung, maka kerap kali Mazmur ini dijadikan bacaan di saat-saat penuh bahaya, bahkan sampai titik ekstrim seperti dijadikan jimat. Ada yang membuat stiker dan kaos yang bertuliskan Mazmur 91.

Ada juga kesaksian-kesaksian yang muncul berkaitan dengan Mazmur 91 ini, sebagai contoh worship leader gereja Hilsong, Darlene Zschech, memberikan kesaksian bagaimana ia sembuh dari kanker salah satunya dikarenakan memperkatakan Mazmur 91 ini.

Ada juga yang menyalahgunakan Mazmur ini, salah satunya diberitakan Pendeta asal Selandia Baru, Brian Tamaki menyampaikan Mazmur 91 untuk mengajak jemaatnya membayar persepuluhan kepada jemaatnya di Auckland pada ibadah Minggu, 1 Maret 2020 lalu. Dia meyakinkan kalau ayat itu berkuasa untuk melindungi orang percaya dari wabah virus corona.

Ada juga dari pihak lain yang menggunakan Mazmur 91 ini sebagai bahan apologet untuk membuktikan bahwa Yesus tidak mungkin mati disalibkan. Pihak lain ini mengklaim bahwa berdasarkan janji-janji perlindungan Tuhan pada Mazmur 91, maka Yesus tidak mungkin terkena jerat atau rancangan jahat imam-iman kepala. Yesus juga tidak akan mungkin ditangkap dan disiksa sampai mati, karena malaikat dijanjikan akan menjaga dan melindungi-Nya.

Mengamati dinamika praksis dari Mazmur 91 yang demikian, maka perlu untuk merenungkan Mazmur ini dengan bijaksana, sebagaimana doa Musa dalam Mazmur 90:12 yang mendahului Mazmur ini: “Ajarlah kami menghitung hari hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”.

Perenungan yang bijaksana dari Mazmur ini harus mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan Mazmur ini:

  1. Mazmur ini adalah Mazmur liturgis. Ada 3 bagian dari Mazmur ini:

ay. 1-2      Ajakan

ay. 3-13    Ucapan peneguhan yang berisi pengalaman

ay. 14-16   Janji Keselamatan

Ajakan (ay.1-2) merupakan ajakan untuk menyerakan diri kepada Tuhan Yang Mahatinggi dan Mahakuasa dalam sebuah ibadah di bait suci.

Ucapan peneguhan (ay.3-13) Ucapan ini memberi dorongan yang meyakinkan akan perlindungan Tuhan yang dibagi dari ayat 3 sampai 8 dan ayat 9 sampai 13. Bagian pertama (ay.3-8) meyakinkan bahwa Tuhan melepaskan dari jerat yang dipasang. Bagian kedua (ay. 9-13) bahwa Tuhan akan melindungi dengan kepak dan sayap-Nya.

Janji Keselamatan (ay. 14-16) Bagian ini menggambarkan Tuhan sendiri yang berbicara, sehingga menyajikan Firman Tuhan yang sekaligus sebagai penutup dari Mazmur ini.  Firman ini berisi janji keselamatan yang sempurna, digambarkan dengan peningkatan dari menyertai, meluputkan dan memuliakan orang yang melekat pada Tuhan dan mengenal nama Tuhan.

  • Mazmur ini bersifat puitis.

Mazmur ini bersifat puitis sehingga dalam ayat 3-13 berisi metafora-metafora yang mempunyai arti yang lebih umum. Ada ahli yang menyatakan bahwa mazmur ini dikarang untuk raja, sebagai pendorong agar ia berani menghadapi segala bahaya di medan perang. Sifat yang puitis dan penuh metafora ini, membuat Mazmur ini tidak bisa ditafsirkan secara harafiah atau dalam arti yang sesungguhnya sesuai dengan apa yang tertulis.

Misalnya ayat 5 dan 6 berkata:

“Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.”

Tentunya hal ini tidak mengajarkan bahwa orang yang berlindung pada Tuhan tidak akan tertular penyakit, sehingga tidak perlu takut terhadap virus, bakteri atau bahaya maut yang lain. Bila ditafsir secara harafiah begitu, maka selanjutnya akan bertemu dengan ayat 13 misalnya, dimana dikatakan: “Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.”Mau tidak mau akan ada tantangan disini untuk masuk ke kadang Singa dan Ular, karena ada janji firman bahwa Singa dan Ular bahkan Naga itu akan dilangkahi atau diinjak. Bila tafsir seperti ini dipegang tentu konyol dan kurang bijak rasanya.

Metafora yang digambarkan sang pemazmur dan keyakinannya ini menggambarkan bahwa perlindungan Tuhan itu melampaui akal manusia. Perlindungan dari apa? Kalau membaca bagian ini, maka gambaran tentang marabahaya yaitu: jerat penangkap burung, penyakit sampar yang busuk, kedahsyatan malam, panah yang terbang di waktu siang, dan penyakit menular yang mengamuk di waktu petang merupakan gambaran dari rancangan jahat orang fasik terhadap orang beriman.

  • Aplikasi Yesus terhadap Mazmur 91.

Bila membaca kisah pencobaan terhadap Yesus, (Mat. 4:1-11) dimana Yesus dibawa oleh Iblis, Iblis mengutip  Mazmur 91: 11-12. Dimana dikatakan bahwa malaikat akan menatang Yesus bila Ia menerjunkan diri-Nya dari atas bubungan bait Allah tersebut. Bukankah Yesus orang Anak Allah dan para malaikat pasti akan menatang Dia. Tentu juga Yesus tahu ayat yang dimaksudkan si Iblis, namun respon Yesus adalah Ia berkata: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Hal ini memberi pelajaran penting dalam mengaplikasikan Mazmur 91, karena aplikasi yang semberono atas janji-janji perlindungan Tuhan tesebut adalah sebuah tindakan mencobai Allah. Ketika seseorang mencobai Allah, maka ia ada dipihak Iblis.

Mundur ke belakang sedikit pada kisah pencobaan Yesus tersebut, pada ayat pembuka yaitu ayat 1 dikatakan: “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” (Mat.4:1). Yesus dibawa melalui pencobaan bukan menghindari pencobaan, dan uniknya salah satu pencobaan itu berkonteks pada Mazmur 91. Hal ini mengajarkan kita bahwa Tuhan akan melindungi kita dalam pencobaan bukan dari pencobaan.

Dengan mempertimbangkan setidaknya tiga hal di atas berkaitan dengan Mazmur 91 dan menggali lebih dalam Mazmur ini, maka kita dapat meyakini bahwa “Perlindungan Tuhan Itu”:

  1. Oleh karena nama Allah (ay.1-2)

Dalam bagian ini ada 4 nama atau noumena yang menunjukkan Allah tempat perlindungan itu, yaitu:

  1. Yang Mahatinggi: Elyon
  2. Yang Mahakuasa: Shaddai/syaddai
  3. TUHAN: YHWH/Yahwe
  4. Allah: Elohim

Nama Allah itu bukanlah nama untuk membedakan seperti pada manusia, nama Allah adalah sifat atau noumena Allah. Penulis Mazmur 91 membuka topik perlindungan Allah ini dengan menyatakan nama-nama Allah yang luar biasa, Hal ini mengajarkan bahwa  perlindungan itu terjadi karena sifat-sifat Allah bagi umatNya.

Daud berkata dalam Mazmur 23:3-4: “Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman…” Nama atau sifat  Allah dapat membawa kita ke air yang tenang atau pun ke lembah kekelaman, tujuannya agar kita semakin mengenal dan akrab dengan sifat dan karakter Allah. Perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir kembali ke tanah perjanjian, bukan sekedar untuk membawa mereka kepada keselamatan, tetapi untuk beribadah dan juga mengenal lebih jauh nama atau sifat Alllah “Abraham, Ishak dan Yakub” itu.

Pada ayat 14 Mazmur 91, dituliskan: “…Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku” Pergumulan kehidupan, pencobaan dan penderitaan bisa saja dialami orang percaya yang berlindung pada Tuhan, namun ketika Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, ingatlah bahwa itu bertujuan agar kita semakin mengenal noumena atau sifat Allah.

  • Untuk Meneguhkan Rencana Tuhan Pada Orang Percaya (ay.3-13)

Perlindungan Tuhan bukan untuk menjadikan kita sembrono, sombong, dan tidak berhikmat melainkan untuk meneguhkan langkah-langkah kita dalam menghadapi atau melewati masalah. Perlindungan Tuhan itu bukan “dari” masalah atau persoalan, melainkan “dalam”  masalah dan persoalan itu, sehingga orang percaya bisa merasakan dinamika peneguhan Tuhan itu.

Kalau kita menyimak kembali kesaksian yang berkaitan dengan Mazmur 91 ini, misalnya kesaksian Darlene Zschech bagaimana ia sembuh dari kanker salah satunya dengan memperkatakan Mazmur ini, maka, dapat dimengerti bahwa Darlene tidak dilindungi dari penyakit kanker, ia mengidap kanker tersebut, namun karena peneguhan dan pertolongan Tuhan dalam keadaan sakit itu ia boleh mengalami kesembuhan.

Bila disimak juga bagaimana dinamika progresif perlindungan yang disediakan dimana pertama pemazmur menggambarkan mereka yang berlindung pada Tuhan seperti burung yang dilepaskan dari jerat penangkap burung (ay.3) dan selanjutnya ia menggambarkan Tuhan bagaikan burung yang besar yang memberi perlindungan dibawah sayapnya (ay.4), lalu, digambarkan lagi Tuhan bagaikan sebuah gudang persenjataan yang menyediakan perisai dan pagar tembok (ay.4), maka terlihat sifat peneguhan yang ada dari bagian ini. Semakin dahsyat dan berat persoalan semakin teguh juga perlindungan Tuhan itu.

Semakin dahsyat dan berat persoalan semakin teguh juga perlindungan Tuhan. Hal itu digambarkan juga dalam Mazmur ini, sehingga cukup terlihat dinamika progresif dari masalah yang dihadapi. Masalah berkembang digambarkan mulai dari jerat penangkap burung, penyakit sampar atau rencana busuk orang lain (ay.4), kedahsyatan malam, panah api di waktu siang (ay.5) – dahysatnya malam dan panah api diwakktu siang ini bisa juga menggambarkan bahwa masalah itu datang terus menerus tanpa mengenal waktu – penyakit sampar dan menular (ay.6), situasi perang atau datangnya tulah (ay.7-8) Namun, dalam semua masalah itu perlindungan Tuhan yang meneguhkan itu semakin nyata, sampai pada puncaknya digambarkan dengan sebuah metafora orang yang diteguhkan itu melangkahi dan menginjak Singa, ular bahkan naga. (ay.13)

Bisa jadi orang yang berlindung pada Tuhan itu sakit, punya masalah yang bahkan makin meningkat, namun pertanyaannya apakah ia makin teguh dalam Tuhan? Paulus berkata:

“7  Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 9  kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 10  Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 11  Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.” (2Kor.4:7-11)

Pergumulan Paulus banyak dan meningkat, namun dia tetap teguh dan semakin yakin bahwa itu semua agar kehidupan Yesus makin nyata melalui kehidupannya. Bukan Paulus tidak berdoa memohon pertolongan Tuhan, bisa jadi dia membaca juga Mazmur 91, namun dia katakan:  “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah  kuasa-Ku  menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”. (2Kor.12:9)

Tujuan peneguhan itu adalah kemuliaan dan rancangan Allah yang makin nyata dalam hidup orang percaya. Oleh karena itu, ketika Iblis meminta Yesus untuk melompat dari bubungan bait Allah dengan mengutip ayat Mazmur 91:11, Ia tidak menuruti hal itu, karena itu bukan rancangan Bapa bagi-Nya, sebaliknya itu justu tindakan mencobai Allah.

  • Berpuncak Pada Keselamatan Kekal Dalam Kristus: Progresifitas Karya Keselamatan

(Ay. 14-16)

Bagian akhir Mazmur ini adalah bagian dimana  Tuhan berbicara, Ia berkata:

“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. 16 Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.”

Dinamika progresif bagian ini cukup jelas orang yang mengenal nama atau sifat Allah pasti melekat kepadaNya, maka Tuhan meluputkan, membentengi, menjawab, menyertai, meluputkan kembali, memuliakan, mengeyangkan dengan Panjang umur, dan puncakNya diperlihatkan keselamatan.

Sekalipun proses meluputkan dari awal sudah merupakan keselamatan yang dari Allah, namun puncak dari itu semua adalah keselamatan sejati, yaitu keintiman bersama Allah selama-lamanya. Keselamatan jasmaniah itu perlu, tetapi yang terpenting dan menjadi tujuan akhir adalah keselamatan kekal di dalam Kristus.

Bandingkan dengan Roma 8. Roma 8 adalah puncak dari kitab Roma, dan di dalamnya digambarkan bagaimana perlindungan Allah yang berpuncak pada keselamatan kekal. Dan juga digambarkan bagaimana progresifitas dari keselamatan itu. Dituliskan Paulus:

8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini 13  tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita…8:24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? 8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.   8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh   sendiri berdoa untuk kita 16  kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani,   mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan 17  bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula 18 , mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,  supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula 19 , mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Orang kudus tidak luput dari penderitaan, tidak luput juga dari kelemahan bahkan dalam hal berdoa yang penuh dengan keluhan yang tak terucapkan. Namun, pertolongan Roh Kudus dalam doa itu agar orang kudus mengerti kehendak Allah. Apa itu kehendak Allah? Kehendak-Nya adalah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Siapa orang yang mengasihi Dia? Mereka adalah orang-orang yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Apa rencana Allah itu? Rencana Allah itu adalah rencana seperti yang dikatakan dalam Mazmur 91:15, yaitu memuliakan orang yang mengasihi-Nya. Bagaimana hal itu terjadi? Hal itu terjadi lewat proses ilahi yang progresif bagi orang kudus. Dimulai dari dipilih, ditentukan, dipanggil, dibenarkan dan akhirnya dimuliakan.

Kesembuhan, luput dari bahaya atau kecelakaan, terhindar dari maksud jahat, memberi waktu bagi manusia untuk melanjutkan hidupnya, namun akhirnya entah kapan dan bagaimana manusia itu akan mati juga. Apakah kematian itu jalan menuju kematian kekal atau jalan menuju kemuliaan kehidupan kekal? Hanya di dalam Yesus Kristuslah kematian itu menjadi jalan menuju kemuliaan, oleh karena itu Paulus berkata: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp. 1:21). Bila ini terjadi dalam kehidupan seseorang maka Firman Allah pada akhir dari kitab Mazmur 91 ini tergenapi, tergenapilah: “…akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku”

Perlindungan Tuhan bagi orang percaya adalah sesuatu yang pasti. Tetapi, perlindungan yang Tuhan berikan bukan bersifat sementara saja, karena sudut pandang Allah dalam  kekekalan. Apa yang kita pandang saat ini dalam sudut pandang kita sebagai sebuah musibah atau masalah, bisa jadi dalam sudut pandang kekekalan adalah cara Tuhan melindungi kita.

Perlindungan Allah progresif sampai pada keselamatan kekal di dalam Yesus, sehingga perlindungan Allah itu terjadi oleh karena nama-Nya, untuk meneguhkan rencana-Nya dalam hidup orang percaya dan berpuncak pada keselamatan kekal di dalam Yesus.

Bila saat ini ada pergumulan, penyakit dan persoalan yang berat dan mungkin meningkat duduklah tenang, dengan iman nyanyikan lagu Kidung Jemaat nomor 401 berikut:

  1. Makin dekat, Tuhan, kepadaMu;
    walaupun saliblah mengangkatku,
    inilah laguku: Dekat kepadaMu;
    makin dekat, Tuhan, kepadaMu.                                                                                        
  2. Berbantal batu pun ‘ku mau rebah,
    bagai musafir yang lunglai, lelah,
    asal di mimpiku dekat kepadaMu;
    makin dekat, Tuhan, kepadaMu.                                                                                        
  3. Buatlah tanggaMu tampak jelas,
    dan para malakMu yang bergegas
    mengimbau diriku dekat kepadaMu;
    makin dekat, Tuhan, kepadaMu.                                                                                        
  4. Batu deritaku ‘kan kubentuk
    menjadi Betelku, kokoh teguh.
    Jiwaku berseru, dekat kepadaMu;
    makin dekat, Tuhan, kepadaMu.

Tuhan memberkati!!!