CBDC Terima Kunjungan YSNB Jajaki Peluang Kerjasama Penguatan Karakter Keindonesiaan

Jakarta, Character Building

Character Building Development Center (CBDC) Bina Nusantara University menerima kunjungan Yayasan Suluh Nuswantara Bhakti (YSNB) di Ruang Rapat Dekan Fakultas Humaniora, Kampus Kijang pada Rabu, 6 Februari 2020.

Tim CBDC bergambar bersama Tim YSBN

Tim YSNB terdiri dari Dr. Herawati Abrianto, Bapak Wisnubroto, Bapak Bambang Pharmasetiawan, dan Bapak Nur yang mewakili Yayasan Suluh Nuswantara Bhakti.

YSNB merupakan suatu yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan dan berkomitmen untuk terlibat aktif mewujudkan budaya bangsa yang berbasiskan nilai-nilai kebangsaan, kenegaraan dan keindonesiaan.

Sementara Tim Character Building Development Center (CBDC) yang hadir terdiri dari Manager CBDC, Dr. Frederikus Fios, S.Fil., M.Th, Lecture Specialist S3 (Spiritual Character Building) Dr. Antonius Atosokhi Gea, S.Th., MM, Subject Content Coordinator National Character Building (Pancasila dan Kewarganegaraan) Dr. Yustinus Suhardi Ruman, S.Fil., M.Si., Subject Content Specialist Character Building Pancasila, Murty Magda Pane, S.T., M.Si, Subject Content Specialist Character Building Kewarganegaraan Rina Patriana, S.S., M.Pd., dan 2 faculty member character building masing-masing Iqbal Hasanuddin, S.Fil., M.Hum dan Ramot Peter, S.Pd., MTh, juga sekretaris CBDC Niniek Setianingsih.

Character Building Development Center sendiri merupakan suatu unit di bawah Universitas Bina Nusantara Jakarta yang berkiprah mengembangkan Personal/Self Development, Interpersonal Development, Spiritual Development, Professional Development, Character Building Pancasila, Character Building Agama dan Karakter Building Kewarganegaraan kepada para mahasiswa dan Binusian (dosen dan karyawan) juga melakukan kegiatan pengabdian terkait nilai-nilai keutamaan character kepada masyarakat Indonesia seperti integritas, toleransi, perdamaian, demokrasi, keadilan sosial dan isu lain yang universal demi kebaikan bangsa dan negara atau bonum commune.

Dalam pertemuan ini kedua lembaga membahas tentang rapuhnya nilai-nilai karakter keindonesiaan yang masih saja berlangsung dalam tubuh pemerintah maupun masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu kedua institusi ini sepakat untuk mengembangkan suatu model pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai keindonesiaan.

Untuk mewujudkan hal ini ke depan akan dibuat memorandum of understanding (MOU) agar kerja sama kedua belah pihak bisa berlangsung di masa depan dengan perjanjian kerjasama yang mengikat kedua belah pihak.

Frederikus Fios