CBDC Binus University Gelar Workshop Pendidikan Antikorupsi

Character Building Development Center (CBDC) Binus University sukses menggelar workshop Pendidikan Antikorupsi pada Rabu, 28 Agustus 2019 menghadirkan narasumber pendidikan Antikorupsi asal Universitas Paramadhina, Ibu Asriana Issa Sofia, MA. Ibu Asriana merupakan dosen program studi hubungan internasional di Universitas Paramadhina sekaligus inisiator yang mengawali pendidikan antikorupsi di Universitas Paramadhina di tahun 2008 silam. Ia aktif menjadi pegiat antikorupsi, terlibat dalam berbagai aktivitas pengembangan pendidikan antikorupsi, aktif melakukan pelatihan antikorupsi, dan memperoleh sertifikat penyuluh antikorupsi dari KPK RI tahun 2017 lalu. Workshop ini pun sebagai salah satu rangkaian dari pelaksanaan general education (GE) di Binus yang didanai oleh Kemenristekdikti (hibah Belmawa) tahun anggaran (TA) 2019.

Dengan latar belakang kompetensi dan kapasitas yang dimilikinya, Ibu Asriana membagi pengalamannya yang luar biasa dalam hal pengetahuan antikorupsi itu kepada para dosen character building Binus University Jakarta. Diharapkan usai workshop ini para dosen memiliki pengetahuan yang adequat untuk menyusun modul kuliah pembelajaran character antikorupsi yang akan diterapkan ke dalam pembelajaran di Binus University.

Hadir pada seminar ini Manager Character Building Development Center (CBDC) Binus Dr. Antonius Atosokhi Gea, S.Th., MM., Dr. Yustinus Suhardi Ruman, S.Fil., M.Si., Dr. Arcadius Benawa, Dr. Frederikus Fios, dan sejumlah dosen lain yang hadir di Kampus Binus Anggrek Jakarta itu. Para peserta antusias menyimak pemaparan materi pendidikan antikorupsi yang dibawakan dengan lancar dan menarik oleh Ibu Asriana.

Manager CB Dr. Antonius dalam sambutan pembukaannya memperkenalkan pendidikan serta pengajaran character building di Binus University dan menegaskan kepedulian kampus Binus terhadap masalah korupsi ini. “Di kampus ini, jika mahasiswa menyontek akan drop out. Jadi kita melatih kejujuran dan kerja keras mahasiswa dalam belajar di kampus ini”, tegas Antonius.

Sementara Ibu Asriana dalam pemaparannya menguraikan hal-hal yang mendasar dan substansial seputar pendidikan antikorupsi. Dirinya menegaskan juga bahwa dosen zaman now harus happy, keren, berkomitmen, beritegritas dan profesional dalam mengajarkan pendidikan karakter antikorupsi kepada para mahasiswa. Pembelajaran pendidikan antikorupsi harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dari peserta didik atau para mahasiswa sendiri.

Selain menjelaskan hal-hal seputar konsep korupsi, jenis-jenis korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan dampak-dampak korupsi, ibu Asriana menjelaskan juga hal-hal yang berkaitan dengan sikap koruptif.

“Semua kita dapat saja melakukan sikap koruptif. Misalnya terlambat ke kantor, terlambat masuk kelas atau pun melakukan kegiatan lain yang merugikan diri sendiri maupun orang lain”, jelas Ibu Asriana.

Diharapkan dengan workshop ini pendidikan antikorupsi ini, dapat memperkaya rencana konstruksi modul/materi pembelajaran karakter antikorupsi di Binus University yang akan disusun oleh Dr. Antonius Atosokhi Gea, Dr. Yustinus Suhardi Ruman dan Dr. Frederikus Fios. Materi ini selanjutnya akan dibawakan di dalam kelas perkuliahan di Binus University. Para mahasiswa juga akan diajak untuk ikut melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat ataupun komunitas di luar kampus Binus ataupun mendramakan sikap koruptif yang pernah mereka lakukan di masa lalu lalu membangun kesadaran serta komitmen perubahan diri ke arah yang lebih baik di masa depan.

Frederikus Fios