Memaknai Hari Pahlawan Sebagai Perayaan Kehidupan

Setiap tanggal 10 November para pejabat negara mengunjungi kubur para pahlawan. Tentu, hal itu sangat baik. Namun itu saja tidak cukup.

Kubur adalah simbol kematian. Ada kegelapan di bawah sana. Tidak ada cahaya dan oleh karena itu kita tidak bisa melihat, bukan hanya keadaan sekitar, tetapi juga jalan dan arah ke mana harus melangkah. 

Kubur adalah simbol tentang sebuah masa lampau, tentang cerita mengenai seseorang yang pernah ada, tentang seseorang yang pernah hidup dan melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Dalam konteks pahlawan, tentu mereka melakukan sesuai dengan cara yang luar biasa, bahkan mengurbakan hidupnya sendiri.

Sekali lagi mengunjungi kubur para pahlawan setiap tanggal 10 November itu baik, tapi itu tidak cukup. Kepahlawanan mereka tidak pernah ada pada kubur. Sebab, kepahlawanan adalah sebuah semangat atau spirit hidup.

Merayakan Hari Pahlawan

Hari pahlawan adalah sebuah perayaan pesta. Oleh karena sebuah moment pesta, maka setiap orang yang mengikuti pesta harus mengenakan pakaian pesta. Pakaian yang pernah mereka pakai dan tunjukkan pada panggung kehidupan mereka. 

Pakaian pesta itu adalah kesederhanaan, semangat berkorban, solidaritas, mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan, pantang menyerah, optimis, disiplin, setia pada komitment,  dan penuh tanggung jawab. 

Dalam konteks ini, hari pahlawan adalah moment di mana kita melihat kembali pakaian pesta yang pernah digunakan oleh para pahlawan untuk dirajut bila telah sobek, lalu kemudian dipakai kembali,  tidak hanya pada setiap tinggal 10 November, tetapi juga setiap tanggal yang akan kita lalui setiap hari dan berpuncak pada tanggal 10 November, dan kemudian turun kembali pada keseharian kita. Demikian seterusnya.

Perayaan hari pahlawan adalah saat di mana kita merajut kembali pakaian pesta itu yang mungkin rusak oleh ketamakan, ketidakjujuran, ambisi menang sendiri, tidak bisa bekerja sama, kebodohan,  tidak bisa membedakan kritik membangun dari kritik meruntuhkan, sikap kritis dari sikap sirik, tidak mau berkorban, korupsi, malas tapi banyak menuntut, tidak sabar dan suka memaksa, percaya kepada Tuhan namun mengabdi pada uang, berwajah manusia namun bersemangat srigala, berbicara tentang persatuan Indonesia namun diskriminatif dan tidak toleran, berbicara tentang musyawarah namun tidak mau mendengarkan orang lain, berbicara tentang keadilan namun mengambil punya orang.

Perayaan hari pahlawan dengan demikian merupakan kesempatan kita memperkuat komitmen untuk mengenakan pakaian pesta yang pernah digunakan oleh semua mereka yang kita akui sebagai pahlawan. Sebab dengan mengenakan pakaian itu mereka menjadi pahlawan.

Sampai di sini, hari pahlawan tidak semata-mata sebuah perayaan kenangan tentang masa lampau. Tentang mereka yang pernah ada dan melakukan sesuatu demi bangsa dan Negara dengan cara yang istimewa dan luar biasa.

Perayaan Kehidupan

Hari Pahlawan merupakan perayaan tentang cara hidup yang pernah dilakukan dan ditunjukkan oleh para pahlawan dan yang kini dan yang akan terus kita kenakan di masa yang akan datang sebagai cara hidup kita. Dengan ini, hari pahlawan tidak hanya sekedar mengenang dan menghormati orang yang pernah ada dan hidup dengan cara yang istimewa dan luar biasa pada era yang telah lampau, tetapi juga juga tentang cara hidup yang bukan pernah ada, tetapi terus ada dan kita kenakan sekarang sebagai pakaian kita sehari-hari.

Dalam perspektif seperti ini kepahlawanan bukan terbatas tentang orang yang pernah ada dan hidup dengan cara yang istimewa dan luar biasa, tetapi tentang cara hidup mereka. Cara hidup yang dapat kita kenakan dan hayati dalam setiap interaksi baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya khususnya atau dalam kehidupan sehari-hari kita pada umumnya. Cara hidup yang dapat kita hayati di sini dan sekarang ini.

Bila cara hidup para pahlawan pada masa lampau sama dengan cara hidup kita di sini dan sekrang ini, maka para pahlawan itu terus hidup dalam dan melalui cara hidup kita sampai dengan saat ini. Sebab mereka melakoni hidup dengan cara yang istimewa dan luar biasa bukan hanya demi sebuah cita-cita, tetapi ingin menunjukkan dan memberi contoh bagaimana hidup harus dilakoni sebagai warga bangsa.

Sebagai pendahulu, mereka memberi contoh bagi yang kemudian, tentu yang kemudian akan menjadi pendahulu yang memberi contoh kepada yang kemudian berikutnya. Ini berarti, hari pahlawan adalah perayaan kehidupan yang terus mengalir dari jaman lampau dan melewati saat ini untuk terus mengalir menuju masa depan. Sehingga sampai tiba waktunya kita semua adalah pahlawan bagi generasi kemudian karena sukses membawa obor kehidupan yang telah dinyalakan oleh para pendahulu.

Sampai di sini, mengunjungi kubur para pahlawan pada setiap tanggal 10 November bukan sebuah ritus semata-mata untuk mengenangkan para pendahulu yang telah berjasa bagi kehidupan kita saat ini, melainkan kesempatan  untuk menimbah kembali semangat hidup mereka untuk kita gunakan pada kehidupan kita saat ini. 

Mengunjungi kubur para pahlawan atau mengenang para pahlawan pada hari pahlawan adalah sebuah kesempatan kita untuk memastikan obor kehidupan yang diestafetkan pada kita sekarang ini tetap menyala bagi generasi berikutnya.

Yustinus Suhardi Ruman