BINUSIAN JOURNEY

Conflict Management: Turning Drama into Growth for Gen Z

Penulis: Ira Setyawati, S.Psi., M.A.

Pernah gak sih kamu ngerasa bete karena kerja kelompok gak jalan, atau ada teman yang ngotot banget dengan idenya sendiri?

Tenang, kamu gak sendirian. Konflik itu bagian alami dari interaksi manusia, bahkan terjadi dalam tim terbaik sekalipun. Tapi yang membedakan tim yang sukses dan yang gagal adalah bagaimana mereka mengelola konflik itu.

Apa Itu Manajemen Konflik?
Manajemen konflik bukan tentang siapa yang menang atau kalah, melainkan tentang bagaimana kita mengubah perbedaan menjadi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Konflik sering muncul justru karena semua anggota tim peduli terhadap pekerjaan mereka, hanya cara penyampaian dan perspektif yang berbeda (Luo & Lu, 2020).

Di era digital dan kerja kolaboratif seperti sekarang, kemampuan manajemen konflik menjadi semakin penting bagi Gen Z. Sebagaimana disampaikan oleh Grant (2021), “ketiadaan konflik bukanlah harmoni, melainkan apati”. Konflik akan selalu ada dalam dinamika kerja tim—cara kamu menanganinya yang akan membuat kamu menonjol di tempat kerja.

Manajemen konflik bukan tentang siapa yang menang atau kalah, tapi tentang bagaimana kita mengubah perbedaan jadi kesempatan untuk tumbuh. Kadang, konflik itu muncul karena semua orang peduli, hanya cara penyampaian yang berbeda.

Di era digital dan kerja kolaboratif, kemampuan manajemen konflik penting dimiliki oleh Gen Z. Konflik itu akan selalu ada, gimana cara kamu menanganinya yang akan bikin kamu stand out.

Kenapa Penting Buat Gen Z?

  1. Kerja kolaboratif & digital.
    Generasi Z adalah generasi pertama yang benar-benar tumbuh dengan teknologi digital dan secara naluriah membawa pendekatan “technology first” dalam praktik kerja mereka, termasuk dalam resolusi konflik (Robinson et al., 2024). Kita bekerja bersama lintas generasi, lintas zona waktu, dan komunikasi sering kali terjadi melalui chat atau platform video seperti Zoom dan Slack.

    Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi digital yang disukai Gen Z, dikombinasikan dengan kecenderungan menghindari konfrontasi, dapat meningkatkan risiko kesalahpahaman (Schroth, 2021). Namun, ketika konflik dikelola dengan komunikasi terbuka dan empati, hal ini justru dapat meningkatkan kinerja tim secara signifikan (Luo & Lu, 2020). Studi literatur terbaru mengonfirmasi bahwa conflict management yang efektif memiliki dampak positif langsung terhadap team cohesion dan mengubah efek negatif dari relationship conflict menjadi lebih produktif (Luo & Lu, 2020).

  1. Personal branding & emotional intelligence.
    Gen Z dikenal sebagai generasi yang ekspresif, terbuka, dan sangat peduli dengan mental health serta work-life balance (Deloitte, 2023). Namun, tanpa pengendalian diri yang baik, perbedaan pendapat dapat dengan cepat berubah menjadi drama yang tidak produktif.

    Penelitian terbaru menunjukkan bahwa individu dengan emotional intelligence (EQ) tinggi lebih mahir dalam mengelola konflik dan sering kali muncul sebagai pemimpin dalam kelompok mereka (Soriano-Vázquez et al., 2023; Aseery et al., 2023). Emotional intelligence memungkinkan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi mereka sendiri serta emosi orang lain, yang merupakan kunci dalam navigasi konflik di tempat kerja (Singh & Sharma, 2023). Bahkan, dalam konteks leadership, principals dengan EQ tinggi lebih cenderung menggunakan problem-solving behavior daripada avoiding behavior ketika menghadapi konflik (Chen et al., 2025).

  2. Meningkatkan profesionalitas.
    Kemampuan menyelesaikan konflik dengan kepala dingin merupakan tanda kedewasaan profesional. Penyelesaian konflik tanpa drama atau pertengkaran sering dianggap sebagai salah satu kriteria kepemimpinan yang efektif. Dalam konteks multigenerational workplace, Gen Z yang mampu mengelola konflik dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan (CPD Online, 2025; Mindletic, 2025).

Strategi Efektif Buat Manajemen Konflik

Strategi Penjelasan Singkat Contoh Aplikatif
Collaborating (win-win) Cari solusi terbaik bareng-bareng. Tim diskusi dan gabungkan ide video + infografis jadi reels dan carousel.
Compromising Saling mengalah sebagian. Sepakat bagi tugas biar adil.
Avoiding Diam dulu, nunggu waktu tepat. Saat emosi, kamu pending diskusi biar gak makin panas.
Accommodating Mengalah demi hubungan baik. Kamu biarin ide teman dipakai, tapi kasih saran kecil biar hasil tetap bagus.
Competing Pertahankan posisi dengan data, bukan emosi. Kalau ide kamu didukung riset kuat, sampaikan dengan percaya diri.

Tips Anti-Drama Buat Gen Z
Pisahkan masalah dari orangnya. Fokus ke solusi, bukan nyalahin siapa.
Gunakan “I statement.” Katakan “Aku merasa…” bukan “Kamu selalu…”
Dengarkan dulu sebelum membalas. Kadang orang cuma butuh didengar.
Gunakan humor sehat. Bercanda ringan bisa bantu cairin suasana tanpa meremehkan masalah.

Dengan skill manajemen konflik, kamu akan belajar memahami orang lain. Gen Z bisa mengubah perbedaan menjadi kolaborasi guna mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang bijak, empatik dan tahan banting.

Referensi
Aseery, M., Mahran, S., & Felemban, O. (2023). The relationship between emotional intelligence and conflict management strategies from the nurse managers’ perspective. *Cureus, 15*(3), e35669. https://doi.org/10.7759/cureus.35669
Chen, H. X., Liu, Y., & Wang, Z. (2025). The relationship between the principals’ emotional intelligence and conflict management: Based on latent profile analysis. *Frontiers in Psychology*. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2025.1548185
CPD Online. (2025, January). Conflict management in diverse teams: Best 2025 practice. Retrieved from https://cpdonline.co.uk/knowledge-base/business/conflict-diverse-teams/
Deloitte. (2023). *The Deloitte Global 2023 Gen Z and Millennial Survey*. Deloitte Insights. https://www.deloitte.com/global/en/issues/work/genzmillennialsurvey.html
Grant, A. (2021). *Think again: The power of knowing what you don’t know*. Viking.
Luo, Y., & Lu, L. (2020). A review of research on team conflict, conflict management and team performance. *Advances in Economics, Business and Management Research, 155*, 321-326. https://doi.org/10.2991/aebmr.k.201211.056
Mindletic. (2025, April). Why emotional intelligence at work is key to leading Gen Z. *Mindletic Insights*. Retrieved from https://www.mindletic.com/why-emotional-intelligence-at-work-is-key-to-leading-gen-z/
Robinson, L., Chiaraluce, C., Levine, L., & Moles, K. (2024). COVID-19, creative conflict, and the seven Cs: A social diagnosis of digital communication platforms for Gen Z/Gen T. *American Behavioral Scientist, 68*(6), 760-772. https://doi.org/10.1177/00027642231155372
Schroth, H. (2021). Generation Z workplace communication habits and expectations. *IEEE Engineering Management Review, 49*(3), 122-128. https://doi.org/10.1109/EMR.2021.3067009
Singh, P., & Sharma, K. (2023). Emotional intelligence in conflict management and leadership effectiveness in organizations. *International Journal of Research, 10*(3), 1-15.
Soriano-Vázquez, I., Cajachagua Castro, M., & Morales-García, W. C. (2023). Emotional intelligence as a predictor of job satisfaction: The mediating role of conflict management in nurses. *Frontiers in Public Health, 11*, 1249020. https://doi.org/10.3389/fpubh.2023.1249020